6. Firasat

388 52 11
                                    

Seungkwan duduk di meja nya, mencatat jurnal hari ini dan planning untuk hari esok, sudah jadi rutinitas nya selama beberapa bulan ini di camp sukarelawan yang dia ikuti untuk selalu mencatat keseharian mereka sebagai evaluasi nanti nya. Setelah mencatat semua, Seungkwan melakukan beberapa gerakan stretching, dia melihat jam dan waktu menunjukkan pukul 8 malam, terlalu awal untuk tidur.

Dia tidak memiliki kegiatan lain selain duduk disana dan memandang foto nya bersama Mingyu yang berdiri di meja nya. Walaupun dia tahu memandang foto itu tidak akan membuat rasa rindu nya berkurang atau membuat Mingyu tiba tiba muncul.

"Pulang lah kalo kamu memang merindukan nya." Soonyoung, teman sekamar nya tiba tiba berdiri di belakang nya dan menangkap basah Seungkwan memandangi foto nya bersama Mingyu untuk kesekian kali nya.

Seungkwan menggeleng, "katamu setiap orang yang ada disini punya alasan lari dari sesuatu, mungkin dia adalah alasan ku." Seungkwan berkata.

Soonyoung duduk di tempat tidur nya dan menghadap Seungkwan. "Kenapa?" Soonyoung bertanya. "Apa dia menyakiti kamu?"

Seungkwan lagi lagi menggeleng. "Dia bukan orang yang bisa menyakiti hati orang lain, terutama aku. Dan karena alasan itu lah aku pergi." Seungkwan berkata dan tersenyum.

Soonyoung berkedip, mencoba mencerna maksud Seungkwan. "Apa... Dia tidak pernah tau kamu menyukai nya?" Soonyoung menebak, dan dilihat dari ekspressi Seungkwan, dia tahu dia menebak nya dengan benar.

Seungkwan menghela nafas nya, "Berkali kali aku coba untuk bilang kepadanya tapi aku selalu mundur, aku takut jika aku mengungkap kan nya dia akan menerima ku karena rasa bersalah dan karena dia membutuhkan ku bukan karena dia menyayangi ku." Seungkwan mengungkapkan semua isi hati nya yang dia simpan selam berbulan bulan pada teman sekamar nya di camp yang baru dia kenal bebebapa bulan ini.

"Awalnya aku pergi karena aku ingin membuat nya sadar betapa penting nya aku di kehidupan dia, membuat nya membuka mata dan hati nya untuk ku, tapi seiring berjalan nya waktu, aku menyadari bahwa apa yang aku lakukan mungkin sia sia, dan sudah saat nya aku untuk berhenti berharap." Seungkwan berkata dengan yakin dan tegas

Soonyoung melihat punggung teman sekamar nya, bertanya tanya orang seperti apa dia sebelum dia datang ke camp ini.

"Kwani, lupakan dia." Soonyoung berkata.

Kali ini Seungkwan mengangguk, setuju dengan ucapan nya. "Setiap pagi aku berkata bahwa aku tidak merindukan nya aku tidak ingin melihat nya dan aku akan melupakan nya, walaupun itu adalah hal yang tidak mungkin tapi aku tidak akan berhenti berusaha kali ini bukan demi dia, tapi demi diriku sendiri, aku akan hidup untuk diriku sendiri."

"Good for you." Soonyoung memberi dukungan kemudian naik ke ranjang nya. "Tidurlah, besok kita masih punya banyak jadwal." Soonyoung berkata dan Seungkwan masuk kedalam selimut nya.

--

Seungkwan merasa dunia nya berputar, pagi ini ketika dia bangun dia tahu bahwa tubuhnya tidak mampu untuk di bawa kemanapun dia ingin. Tapi sisi pekerja kerasnya membuatnya tidak ingin merasakan kelemahan tubuhnya.

"kamu kuat Seungkwan." ucap nya menguatkan diri nya sendiri. kemudian dia mulai bekerja dan menyibuk kan diri, meluapakan rasa sakit di kepala nya dan letih di tubuh nya.

"Kwani, tolong bawakan kardus itu." Ketua kelompoknya Seokmin memberi nya tugas, dengan sigap Seungkwan mengambil kardus yang di maksud Seokmin, tapi baru beberapa langkah tubuhnya goyah, dan kemudian semua menjadi gelap.

Seungkwan mendengar bebererapa orang memanggil nama nya. Cukup kencang kemudian perlahan hilang dan jadi senyap.

Ketika membuka matanya dia melihat langit langit kamar yang bukan seperti camp nya. Dia mencoba duduk tapi sakit kepala menyerang nya membuat nya terhuyung. Dia memejamkan matanya menahan sakit.

CONGRATULATION, I MISSED YOU, I LOVED YOU....Where stories live. Discover now