8. Ketika Senja

400 51 8
                                    

Note: Kali ini jalan cerita bakal Seungkwan-Mingyu-Seungkwan-Mingyu side ya. mungkin agak sedikit membingungkan. Terima Kasih Semua Komen dan Vote nya. Planning cerita ini emang less than 10 chapter, semoga bisa terlaksana. Happy Reading.



***

Mingyu baru turun pesawat ketika dia menerima pesan dari Wonwoo mengatakan bahwa Seungkwan tidak ada di rumah nya, restoran atau dimanapun di Seoul. Wonwoo belum bisa menemukan dimana pria itu berada.

Mingyu berdiri, bersandar pada tembok dan mencoba berpikir dimana kira kira pria itu berada. Mencoba berdiri di posisi Seungkwan, jika dia dalam keadaan tidak sehat dan tidak ingin bertemu dengan dia ataupun siapapun dari rutinitas nya di Seoul, kemana kira kira dia pergi?

"Jeju!" Mingyu berseru. Dengan segera dia mengeluarkan handphone nya dan membeli tiket pesawat ke Jeju. Seungkwan pernah membawa nya ke kampung halaman nya di pulau Jeju. entah kenapa dia sangat yakin bahwa Seungkwan ada disana.

--

"Kamu ke rumah sakit hari ini?"

Seungkwan mengangguk menjawab pertanyaan ibu nya. "Aku harus mengambil test lab ku dan melihat apa perlu melakukan transfusi darah atau hanya cukup dengan obat saja." Seungkwan menjelaskan.

Ayah dan ibu nya yang mendengar kata kata itu menjadi sedih dan iba.

"Perlu ayah antar?" Ayahnya bertanya.

Seungkwan tersenyum dan menggeleng. "Aku sendiri saja, aku bisa naik taksi nanti dan mungkin aku akan berjalan jalan sebentar sebelum kembali ke rumah." Seungkwan berkata.

Ibu nya mengambilkan semangkuk bubur untuk sarapan Seungkwan. Duduk di samping anak pria nya dan membelai kepala nya.

"Apa kamu mengalami hal berat?" Seungkwan menggeleng dan tersenyum. "Sudah lama kamu tidak sakit seperti ini, sejak kamu mengenal Mingyu, apa kalian berpisah?" Ibunya bertanya membuat Seungkwan mengerutkan dahi nya.

"Bu, aku sama Mingyu cuma temen, dari mana ceritanya bisa pisah?" Seungkwan mengeluh.

"Lho, pisah kan bisa aja udah ga temenan lagi, bisa aja kalian beda pikiran terus memutuskan untuk menjalani kehidupan sendiri, bukan jadi teman atau partner bisnis lagi? Ya kan?"

Seungkwan tersenyum, dia tahu ibunya handal dalam hal seperti itu, dia selalu bisa membuat nya bicara walaupun dia tidak ingin.

"Mingyu baik baik saja, aku juga baik baik saja, kita baik baik saja, ibu ga usah khawatir." Seungkwan berkata, dia tahu dibalik perkataan lembut ibu nya, ada kekhawatiran di sana.

Ibunya tersenyum, senyum yang sama seperti senyum Seungkwan miliki.

--

Mingyu buru buru turun dari taksi, dia berjalan menuju ke rumah Seungkwan, dia masih ingat dimana letak rumah Seungkwan.

Setelah sampai di depan pagar biru dia menarik nafas nya, menekan tombol bel, tidak lama dia mendengar seseorang membuka pagar nya.

"Ya ampun, siapa ini yang datang?" seorang wanita paruh baya menyambut nya.

"Ibu." Mingyu menyapa nya dan kemudian memeluk wanita itu, dia mungkin jarang berkunjung ke Jeju, tapi Ibu dan Ayah Seungkwan sudah seperti orang tua nya sendiri.

"Ayo masuk nak." Mingyu masuk ke dalam rumah. "Kamu terlihat sangat lelah dan berantakan sekali. Ayo duduk dan istirahat lah." Ibu nya berkata.

Mingyu sangat lelah, dia ingin mandi dan kemudian tidur, tapi ini bukan waktu yang tepat. Sejak dia masuk pagar tadi hingga duduk di ruang tamu, dia tidak melihat sosok yang di cari nya, Seungkwan.

CONGRATULATION, I MISSED YOU, I LOVED YOU....Where stories live. Discover now