Wattpad Original
This is the last free part

11 | Siswa Terkuat (a)

32.8K 3.9K 148
                                    

Nikko terlihat begitu santai. Raut wajahnya tidak menunjukkan kepanikan atau kebingungan seperti Hannah sekarang. Dia malah senang berada di depan teman-teman baru. Baru kali ini dia cukup nyaman berada di antara kerumunan orang.

Bu Jessie mempraktikkan cara dribbling bola dalam permainan basket. "Coba ke tengah lapangan terus lakukan, ngerti, kan?"

Nikko mengangguk.

"Iya, itu diperhatikan, ya, sebagian tolong ambilkan bola lagi, terus kalian latihan sebentar, saya akan nilai," terang Bu Jessie melihat Nikko ke tengah lapangan. Kemudian pergi meninggalkan lapangan. "Saya mau ambil sesuatu dulu, Murid-murid. Kalian tolong latihan sana dulu, ya, nilai beneran, loh."

Hannah kembali mengeluh, "Baru jadi guru itu, baru ... baru hari ini! Main nilai aja!"

Sebagian siswa pergi ke sudut ruangan untuk mengambil bola di keranjang. Sedangkan para siswi masih memperhatikan pada sosok Nikko.

Ya, terlebih lagi saat siswa baru tersebut melakukan aksinya Kebanyakan mereka hanya peduli pada wajah, kecuali Hannah, dia melongo karena permainan Nikko seperti seorang pro. Ia heran sendiri, bagaimana mungkin? Padahal hanya menonton tutorial aneka olahraga di YouTube!

"Kenapa dia jadi expert!" teriaknya dalam hati.

Hal yang lebih mengagetkan, Nikko melemparkan bola itu masuk ke dalam ring dari jarak yang cukup jauh.

"Bullshit!" umpat Revan menatapnya. "Bullshit."

Nikko menoleh ke teman-temannya sambil tersenyum. "Bagus?"

"Bullshit, bullshit." Hanya Revan saja yang mengatakannya.

Carissa bertepuk tangan dengan gembira. "Wah! Kita juara nanti guys!" Ia menghampiri Nikko. "Bisa olahraga apa saja?"

Nikko berpikir sejenak. "Apa pun."

"Volley? Futsal? Soccer?"

Nikko mengambil bolanya kembali. Dia semangat saat melihat orang lain tampak bahagia melihatnya melakukan itu. Tentu saja, kalau orang lain menyukai tindakannya, pasti Hannah juga.

"Passing," ucapnya sambil melakukan passing yang kelewat batas. Dia membuat bolanya malah menghantam ke atap gedung ini. Lalu menangkapnya saat bola itu turun kembali.

Semua orang kaget. "Heh?"

Hannah langsung menepuk keningnya. "Bodoh."

Nikko merasa semua tidak bahagia. Dia berpikir mungkin tindakannya kurang. Jadi dia malah melemparkan bola ke udara, lalu menyepaknya ke samping dengan serius.

Bola itu meluncur sampai meletus hancur begitu menghantam tembok.

"Sepak?" Nikko melihat ulahnya sendiri.

"Itu beneran?" Revan berlari ke arahnya, lalu menatap ke tembok yang sedikit retak. "Beneran?"

"Apa-apaan itu! Kenapa ini? Dia beneran yang prank kemarin itu, kan, ya?" Ari mendekati Hannah dengan tampang sangat penasaran.

Karena merasa disudutkan, akhirnya Hannah menghampiri Nikko sekaligus memberikan pengumuman, "Baiklah, aku mau jujur, oke, oke, Nikko ini, eh ... sepupuku, yang kemarin 'prank' di depan sekolah, tau, kan? Nah, dia ini sebenarnya ... sedikit banyak minum susu dan makan buah saat kecil, terus olahraga teratur, jadi tubuhnya sehat ... maksudku terlalu sehat."

"Bacot, intinya apa?" kesal Carissa. "Jangan banyak ngarang! Kita ini bukan anak-anak!

Hannah ikutan nyolot, "Dia kuat bego, lihat enggak barusan? Dari lahir emang bawaannya."

icon lock

Show your support for Elissechan, and continue reading this story

by Elissechan
@Elissechan
Hannah yang menginap di rumah kuno milik pamannya bertemu dengan seor...
Unlock a new story part or the entire story. Either way, your Coins help writers earn money for the stories you love.

This story has 37 remaining parts

See how Coins support your favorite writers like @Elissechan.
NICHOLAStein ✔Where stories live. Discover now