Chapter; 00

36.7K 2.5K 114
                                    

🐥🐥🐥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐥🐥🐥

"PAPAAAAAA!!!"

Teriakan melengking itu terdengar di seluruh penjuru rumah. Seorang anak perempuan berusia 6 tahun sedang menggedor-gedor pintu menjulang didepannya dengan terus menerus. Tangan kecil nya memukul kencang agar orang yang ada dibalik pintu tersebut dapat mendengarnya.

"Huft.. Papa mati ya di dalem?" gumamnya sambil mencebik lucu.

"PAPAAAA!! CEPAT BUKA PINTUNYA~"

cklek

Pintu itu akhirnya terbuka. Menampilkan seorang pria dewasa dengan dada bidang serta bisep yang tercetak jelas lewat kaos hitam yang sedang dipakainya. "Sayang, ada apa teriak-teriak di depan pintu kamar Papa, hm?"

"Papaaa! Yera bisa telat ke sekolah kalo gak bangunin Papa kayak gini." anak yang menyebutkan dirinya sebagai Yera itu berujar dengan tangan yang berkacak dipinggangnya, bibirnya pun ikut mengerucut dengan kedua alis yang menyatu tajam. Ia sedang marah.

"Astaga! Maaf, Papa kelupaan!" setelahnya lelaki itu langsung masuk kembali kedalam kamarnya dan mulai bersiap. Ia sampai terburu-buru karena takut anaknya akan terlambat.

Yera menunggu Papa nya di ruang tamu sambil menggoyangkan kedua kakinya. Anak perempuan yang di kucir dua itu masih menekuk wajahnya kesal. Dan tiba-tiba sebuah kecupan mendarat di pipi kanannya, membuat ia tambah memberenggut.

Cup~

"Anak Papa gak boleh nekuk wajah kayak gitu, nanti cantiknya ilang gimana?"

"Papaaa~"

Lelaki jangkung itu terkekeh gemas melihat tingkah laku putri kesayangannya. Ia pun mengangkat tubuh kecil Yera kedalam gendongan. "Yuk, kita berangkat sekarang. Oke?"

Yera mengangguk senang dan mengecup pipi Papa nya sekilas.

Mereka berdua pun keluar dari kawasan apartemen dengan menggunakan mobil. Sepasang anak dan ayah itu saling berbagi candaan selama diperjalanan.

"Papa tau enggak? Waktu dikelas kemarin, Yera dipanggil kedepan sama ibu guru untuk bernyanyi. Huft, padahal Yera tidak bisa bernyanyi sama sekali. Tapi tapi, ibu guru bilang suara Yera bagus Papa!" Yera sibuk bercerita pada Papa nya yang sedang fokus menyetir.

"Oh ya?" respon lelaki tampan itu pada anaknya.

Yera mengangguk kemudian bertanya."Papa, nanti siapa yang bakal jemput Yera di sekolah?"

"Yera nanti dijemput Nenek."

"Yah~ kenapa gak Papa aja?"

Lontaran pertanyaan itu hanya mampu ditanggapinya dengan senyuman tipis. Pekerjaan yang menuntutnya seperti ini. Tidak banyak waktu yang bisa ia luangkan untuk putri kecilnya. Ia hanya seorang single parent yang berjuang sendirian membesarkan putri semata wayangnya.

Namanya Angkasa Mingyu Hardian. Lelaki tampan berkulit sedikit coklat namun eksotis, berperawakan jangkung, dan memiliki pahatan wajah yang sempurna tanpa celah.

Pria berusia 32 tahun itu bekerja sebagai dosen muda di salah satu Universitas ternama di daerahnya. Sudah lebih dari 5 tahun ia menggeluti pekerjaan ini. Bisa dibayangkan bagaimana cerdasnya Angkasa Mingyu ini?

Dan 6 tahun lalu, ia diberi anugrah dengan kehadiran seorang anak.

Lalu siapa ibu dari anak manis bernama Lembayung Yera Hardian itu?

"Papa nanti pulangnya agak sore, jadi gak bisa jemput kamu. Gapapa kan, sayang?"

"Tapi teman-teman Yera dijemput sama Papa Mama nya.."

Anak itu mengerucutkan bibirnya lagi. Ia bergumam kecil, tetapi gumaman itu masih bisa terdengar jelas oleh Mingyu. Anaknya ini memang sangat mendambakan kehadiran seorang Ibu dalam hidupnya.

"Emm, gimana kalau pas Papa pulang nanti kita jalan-jalan dulu ke pasar malam? Yera boleh jajan apapun sepuasnya." ujar Mingyu berusaha menghibur Yera.

"Papa, Yera mau permen kapas!"

Manik bulat Yera seketika berbinar senang. Dengan cepat ia bisa melupakan ucapannya beberapa menit yang lalu dan kembali berceloteh menceritakan teman-temannya.

Sesampainya mereka di sekolah, Mingyu menggiring Yera sampai gerbang. Ia mensejajarkan badannya dan mencium kedua pipi putrinya sebelum pergi.

"Yera jangan nakal di sekolah. Belajar dengan baik, oke princess?"

"Siap, Papa!" Yera berujar dengan semangat. Kemudian ia sedikit berjinjit untuk mencium pipi Papa nya. "Papa juga semangat kerjanya. Yera sayang Papa!"

Mingyu mengacak gemas surai putrinya. "Yasudah, Yera masuk sekarang."

"Dadah Papa!" Yera melambaikan tangannya dan masuk kedalam lingkungan sekolah.

Mingyu menatap punggung kecil itu sampai Yera benar-benar sudah masuk kedalam kelasnya. Ia menghela nafasnya sejenak sebelum kembali masuk mobil.

Ia melajukan mobilnya menuju kampus tempat dimana ia bekerja. Sebenarnya jadwal Mingyu mengajar masih nanti siang. Tetapi karena sudah terlanjur bersiap dengan setelan kerjanya, Mingyu pun memutuskan untuk pergi ke kampus.

Beberapa menit kemudian, Mingyu pun sampai di universitas tersebut. Ia dengan segera memasuki ruangannya dan menyicil pekerjaannya yang belum tuntas agar ia dapat pulang lebih awal hari ini.

Ingatkan Mingyu bahwa ia telah berjanji untuk mengajak anaknya jalan-jalan malam nanti.

"Loh, jadwal Bapak bukannya nanti siang ya?" tanya salah satu rekan kerjanya, Ardila Jihyo.

"Saya sengaja datang lebih awal, Bu Jihyo."

Jihyo mengangguk. "Seperti itu, uhm kalau begitu saya pamit mengajar dulu, Pak."

Mingyu membalasnya dengan sebuah senyuman. Ia pun kembali fokus pada pekerjaannya.

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar, membuat atensi Mingyu teralihkan.

"Permisi, saya ingin menemui Pak Mingyu."

"Oh Wonwoo. Mau bimbingan ya?"

Pria yang disebut Wonwoo itu pun tersenyum manis.

🐥🐥🐥

Hai hai~
Aku bawa work baru nih hehe masih Meanie tapi dengan tema dan watak tokoh yang berbeda dari work aku yang sebelumnya.

Sebenernya iseng aja sih bikin local AU gini, terus pengen bikin yang fluffy fluffy gemes gitu wkwkwk dan aku pake bahasa semi non-baku, campur campur deh pokoknya

Tau kok, cerita kayak gini tu udah mainstream banget hiks:")

Lanjut atau jangan?

Disclaimer : The casts all belong themself, im just an ordinary fan who use their name for my fanfiction. Tidak berniat menjatuhkan siapapun atau pihak manapun. Dan Semua ini murni dari pemikiran saya sendiri.

No plagiat
Full of TYPO[S]

©Suni💛

Heart Sound » Meanie ✔Where stories live. Discover now