Chapter; 14

12.6K 1.7K 235
                                    

🐥🐥🐥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐥🐥🐥

Di sepanjang perjalanan pulang, Wonwoo gak bisa sedetikpun ngelupain kejadian di apartemen dosennya tadi. Malu semalu malunya woe sumpah!

Beneran karena refleks doang sih. Lagian siapa juga yang bakal ngelewatin kesempatan emas kayak gitu, kan? Kapan lagi coba bisa peluk-peluk dosen yang jadi kesayangan semua mahasiswa mahasiswi di kampus.

Gak bakal ada yang berani nolak kalo Angkasa Mingyu dengan sukarela menawarkan dirinya untuk dipeluk.

Ya kayak Wonwoo tadi contohnya.

"Dek, senyam senyum mulu astaga."

Wonwoo mengalihkan atensinya saat suara itu menyapa gendang telinganya. Sekarang Wonwoo udah pulang ke apartemennya ngomong-ngomong.

Dan saat ia membuka pintu masuk, Wonwoo dikejutkan dengan kehadiran Sandhika Seokmin Pranadipta, yang tak lain dan tak bukan merupakan kakak laki-lakinya. Mereka berdua berjarak umur 9 tahun. Iya sih, cukup jauh memang.

Tidak aneh apabila Seokmin sangat protektif dan sangat memanjakan Wonwoo.

Mengapa kakak Wonwoo itu bisa tau password apartemen adiknya, jawabannya karena memang Seokmin lah yang mengeset kombinasi nomor password apartemen Wonwoo.

Seokmin takut ada kejadian tidak diinginkan menimpa adiknya ini. Ia ingin selalu memastikan bahwa Wonwoo dalam keadaan baik-baik saja. Ditambah lagi Wonwoo yang jauh dari jangkauannya serta jangkauan kedua orang tuanya.

"Kak Dhika? Kok ada diapart Wonu?" tanya Wonwoo dengan heran.

"Kakak mampir bentar kesini buat jengukin kamu, eh kamu nya gak ada dan malah senyum senyum gajelas dari pintu masuk." jelas Seokmin.

Wonwoo meringis karena merasa terciduk oleh kakak nya. "Hehe, Wonu gapapa Kak. Lagi seneng aja."

"Seneng abis ngedate sama Juna?"

"Ish, bukan!"

Seokmin mengernyitkan dahinya bingung. "Terus? Apa yang bikin adek kakak ini seneng hm?"

"Dasar kepo!"

"Heh kurang ajar ya sama abang!"

Seokmin yang semula sedang duduk di kursi ruang tamu pun menghampiri Wonwoo yang berdiri tak jauh darinya. Ia dengan gemas mencubit pipi Wonwoo yang kelihatan tambah berisi saja sekarang.

"Gemes ih, pipinya tambah tembem. Harusnya pipi kamu tambah tirus karena pusing mikirin skripsian." Seokmin tertawa di akhir kalimatnya.

"Ngeledek ya.." dengus Wonwoo. "Gak ada hubungannya padahal,"

Seokmin kembali tertawa karena ucapan adiknya. Ia sungguh merindukan adik bungsunya ini. Sudah lama ia tidak berkunjung karena kesibukannya dikantor, dan juga kesibukannya sebagai kepala rumah tangga.

Heart Sound » Meanie ✔Where stories live. Discover now