Chapter; 20

13.2K 1.7K 297
                                    

🐥🐥🐥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥🐥🐥

P.s : Hi rakyat Angkasa Biru sekalian! Kangen Suni apa tidak? 🌝🔪
.
.

Hamparan rumput hijau nan lebat kini menjadi pemandangan indah dan mengagumkan dihadapan Mingyu. Ia mengedarkan seluruh atensinya, menyapu tempat yang terasa asing baginya.

Langit yang berwarna biru cerah, matahari yang menyingsing tinggi, serta angin yang berhembus lembut seakan menyambutnya di tempat ini. Harumnya bunga tak lupa menyapa indera penciumannya.

Entahlah, Mingyu pun tak tau pasti ia berada dimana sekarang. Tidak ada orang lain selain dirinya disini.

Ia melangkahkan kaki panjangnya menelusuri tempat itu, mencari keberadaan orang yang mungkin bisa ia tanyai.

Langkah kakinya terhenti saat melihat sosok wanita berambut panjang yang berdiri membelakanginya. Sontak saja tanpa mengulur waktu, Mingyu menghampiri wanita itu dan menepuk pundaknya pelan.

"Permi.. si.."

Ucapan Mingyu terbata kala orang itu berbalik kearahnya. Senyuman cantik yang selalu ia rindukan saat ini sedang tersaji tepat didepannya. Sungguh, ia tidak mengerti dengan situasi ini. Mengapa istrinya ada disini bersamanya?

"Yonara?"

Wanita yang dipanggil Yonara itu berhambur memeluk tubuh kekar sang suami. Senyuman manis tak henti-hentinya ia sunggingkan. Untuk persekian detik, Mingyu hanya bisa menganga mulutnya tak percaya atas apa yang terjadi kini.

"Mas Angkasa, Nara kangen.."

Lontaran itu lolos berbarengan dengan terlepasnya pelukan keduanya.

"Kenapa kamu ada disini, sayang?" tanya Mingyu seraya menangkup pipi istrinya.

"Gak penting untuk Mas tau. Tapi," Nara melepaskan tangan Mingyu dan beralih menggenggamnya. "Nara seneng kalo Mas udah ada pengganti Nara, pengganti ibu buat anak kita juga."

Dahi Mingyu mengeryit tak paham atas ujaran dari Nara. "Maksudnya?"

Sebuah senyuman lagi-lagi Nara berikan. Ia tertawa kecil sebelum kembali berucap. "Sabiru? Mas suka 'kan sama dia?"

Manik Mingyu mengerjap. Mengapa Nara tahu nama itu? Mengapa Nara tiba-tiba saja mengatakan bahwa ia menyukai lelaki manis bernama Sabiru? Sebenarnya Mingyu sedang menghadapi situasi macam apa?!

"Kamuㅡngomong apa, Nar.."

"Aku ngomong gini karena aku bisa ngerasain dengan jelas kalo hati Mas lagi berantakan karena Sabiru." Nara menyentuh dada Mingyu, tepat pada bagian jantungnya. "Disini. Disini gak bisa bohong, cukup jelas untuk kamu rasain, Mas Angkasa. Kamu jatuh cinta sama Sabiru."

Heart Sound » Meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang