Chapter; 06

14.6K 1.8K 160
                                    

🐥🐥🐥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🐥🐥🐥

Siang ini Yera baru saja pulang dari sekolah. Seperti biasanya, dia akan dijemput oleh sang nenek yang tak lain dan tak bukan merupakan ibu dari Angkasa Mingyu.

Sepulang sekolah Yera langsung berganti pakaian, dilanjut dengan makan siang dan bermain bersama Nenek nya. Seperti saat ini, Yera dan Nyonya Hardian sedang berada di gazebo belakang rumah. Sang Nenek dengan setia menemani cucunya yang sedang menggambar.

Terkadang mulut kecilnya bercerita tentang apapun, dan itu sukses membuat ibu dari Mingyu tertawa dikarenakan gemas melihat tingkah Yera.

"Nenek! Kemarin Yera jalan-jalan dengan kakak cantik loh, kita membeli permen kapas bersama di taman."

Mama Hardian mengulum senyum tipis menanggapi cerita dari cucu nya. "Kakak cantik? Siapa hm?"

"Namanya Buna Sabiru!"

"Buna?"

Yera mengangguk semangat. Tapi sedetik kemudian ia menggeleng, ia tiba-tiba saja teringat akan ucapan Wonwoo yang mengatakan hanya saat berdua saja Yera bisa memanggilnya dengan sebutan Buna.

Ugh, Yera sangat takut Wonwoo marah karena Yera melanggar perjanjian.

"Buna apㅡ"

"No no! Maksud Yera kakak Wonu, hehe." Yera berucap dengan menunjukkan deretan giginya.

Nyonya Hardian yang tadi mengerut alis bingung akhirnya hanya mengiyakan ucapan Yera. "Cucu nenek kenal dimana dengan kakak cantik itu? Coba ceritakan,"

"Umm Yera bertemu kak Wonu di ruangan kerja Papa, Nenek. Kakak nya sangat baik dan sangat cantik." ceritanya pada sang nenek.

"Cantik? Dia perempuan?"

Yera lagi-lagi menggeleng. "Kak Wonu sama seperti Papa."

Nyonya Hardian menggangguk mengerti. Ia sedikit menghela nafasnya sebelum kembali berbicara. Hah, ia tak tau harus mengatakan apalagi pada cucunya ini. Yang dimaksud kakak cantik oleh Yera adalah seorang laki-laki. Bukankah begitu?

"Oh begitu. Yasudah, Yera teruskan menggambar nya ya? Nenek mau kedalam dulu ambil minuman." setelah mendapat anggukan dari Yera, Nyonya Hardian pun masuk ke dalam rumah seperti yang ia katakan.

Yera terus sibuk dengan dunianya. Ia sudah menggambar di beberapa kertas yang berbeda. Seperti saat ini, ia sedang menggambar seorang ayah dan seorang anak, gambar dirinya bersama sang Papa.

Namun tiba-tiba saja bayangan Wonwoo yang tertawa bersamanya kemarin sore terlintas dipikirannya. Yera langsung tersenyum saat mengingatnya. Seketika ia merindukan lelaki manis itu.

"Umm ditambah gambar Buna Biru apa tidak papa?" gumamnya sambil menengadah.

Berfikir keras tentang bagaimana perawakan Wonwoo dan senyum dari lelaki manis itu, akhirnya Yera menyapukan krayon warnanya dan menggambar Wonwoo disana. Disamping dirinya. Sehingga kini gambar Yera berada ditengah-tengah Mingyu dan Wonwoo.

Heart Sound » Meanie ✔Where stories live. Discover now