Chapter 14: Keputusan

23.7K 2.2K 20
                                    

Di sebuah ruangan bernuansa monokrom, terlihat seorang laki-laki tengah duduk di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah ruangan bernuansa monokrom, terlihat seorang laki-laki tengah duduk di sofa. Ditemani secangkir kopi, tumpukan buku tebal, serta tugas perkuliahan yang sangat menumpuk, Mas Nara mengistirahatkan sebentar dirinya dengan berbincang ria dengan kekasihnya melalui panggilan video.

"Kamu kalau capek istirahat aja, Yang. Aku perhatiin dari kemarin kamu sibuk terus, loh. Ngurus BEM, bimbel, belum lagi tugas-tugas kamu," ucap gadis berparas cantik yang terlihat di layar ponsel Mas Nara.

Mas Nara tersenyum. "Perhatian banget, sih. Ketahuan, nih, kamu akhir-akhir ini selalu merhatiin aku. Padahal udah jarang ketemu."

Gadis bernama Kesya itu memutar bola matanya ke atas. "Kamu kalau dibilangin gitu."

Mas Nara terkekeh pelan. "Kamu tumben jam segini belum tidur," ucap Mas Nara.

"Emang sekarang jam berapa, sih?" Terlihat Kesya mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Bisa ditebak, ia tengah melihat jam dinding.

"Baru jam sembilan malam. Biasanya juga aku lembur, deh. Kayak kamu enggak tau aja."

Mas Nara melihat jam dinding yang ada di atas televisi. Jarum jam menunjukkan pukul 21.03 WIB. Sesaat mimik wajahnya terlihat berbeda.

"Kamu kenapa? Kok raut wajah kamu gitu," tanya Mbak Kesya melihat raut wajah kekasihnya itu.

Mas Nara melihat ponsel yang tergeletak di depan televisi. Setelah itu mengalihkan pandangannya kembali ke layar. "Enggak. Cuma khawatir aja. Tumben Lala sama Naura jam segini belum pulang."

Kesya menaikkan kedua alisnya. "Emangnya Naura sama Lala pergi kemana?"

"Tadi pamitnya mau jajan. Tapi, enggak tau jajan apa. Lama banget."

"Ya udah tunggu aja dulu. Siapa tau sebentar lagi pulang."

"Udah dari tadi nunggunya."

Kesya tersenyum. Sesaat ia terkesima dengan Mas Nara. Kekasihnya itu sangat perhatian dan sangat menyayangi adiknya.

Mas Nara berpikir sesaat. "Sayang," panggil Mas Nara.

"Hem?"

"Aku curiga, deh. Jangan bilang mereka pergi keluar sebenarnya karena mau pacaran. Ini kan malam minggu."

Mendengar ucapan Mas Nara, Kesya lantas tertawa.

"Ya ampun, Yang. Enggak mungkin lah... Masa Naura sama Lala pacaran, sih. Aneh-aneh aja kamu."

Mas Nara menatap malas ke arah kekasihnya itu. "Bercanda aja kamu. Maksud aku itu Naura pergi sama Arka gitu. Terus Lala sama pacarnya sendiri. Ya kali Naura pacaran sama Lala."

Kesya tersenyum geli. "Ya enggak, lah. Masa Naura malam mingguan sama Arka. Emangnya Naura sama Arka udah balikan? Kalaupun iya, berarti Naura jahat banget enggak bilang-bilang ke aku."

Mantan Rasa Pacar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang