⌛ 14. Tamparan Kenyataan

1.2K 277 35
                                    

Bab 14

Tamparan Kenyataan

{}

"Kamu mau naik roller coaster?"

"Nggak."

"Kamu mau naik mini tower?" Permainan yang mirip histeria di Dufan di mana wahana bergerak naik dan turun dengan tiba-tiba.

"Nggak."

"Atau mau main itu?!" Ayna menunjuk satu wahana yang tampak seperti ayunan raksasa berbentuk donat. Pengunjung akan merasakan diputar dan diayun bersamaan di ketinggian yang mencapai 20 meter.

Zayn menggeleng lemah sembari mendesah, "Nggak, Ayna. Jangan main permainan kayak gitu. Itu bahaya buat jantung kamu."

Ayna berdecak jengkel. "Ya terus kenapa kamu ngajak aku ke sini, Zayn?"

Zayn terkekeh hambar.

Zayn menepati janjinya untuk mengajak Ayna, Mira, Pras, dan Hari ke taman rekreasi di Bogor. Karena tekad Ayna yang tidak ingin dicapai bodoh oleh teman-temannya, ia belajar bersama Zayn dengan fokus. Hasil yang memuaskan pun didapat ketika UAS, Ayna hanya memperoleh dua nilai B dari sepuluh mata kuliah di saat nilai A memenuhi hasil nilainya.

Zayn tidak menyetir sendiri. Soraya melarang keras dan meminta supir pribadi mereka untuk mengantarnya. Tak ketinggalan, Soraya menitipkan sejuta pesan yang harus Zayn ingat mengenai hal apa saja yang boleh dan dilarang untuk Zayn.

Ayna menerima ajakan Zayn. Ayahnya tidak banyak berkata apa-apa begitu mendengar Zayn yang membuat janji ini padanya. Ia langsung mengizinkan Ayna pergi karena Zayn menjelaskan mereka tidak akan pergi berdua. Ayahnya percaya karena Zayn adalah anak sahabatnya. Ayna tak yakin dia diizinkan pergi bila yang mengajaknya adalah Nata.

Ayna yang awalnya excited, jadi mencebik sebal karena Zayn selalu menolak tawaran wahana yang ingin Ayna naiki. Zayn terus menggeleng bila Ayna menunjuk wahana-wahana ekstrem yang memang ciri khasnya taman rekreasi. Ayna tidak tahu saja bila Zayn memaksakan dirinya menaiki wahana itu, sama saja Zayn menyerahkan nyawa ke malaikat pencabut nyawa. Zayn masih ingin hidup.

Zayn baru mengetahui wahana yang hanya bisa ia lihat dari gambar maupun video online ternyata lebih mengerikan saat melihat aslinya. Jantung Zayn jadi berdegup tak karuan apalagi ketika mendengar jeritan mengerikan dari tiap pengunjung yang memainkan wahana. Zayn tidak jadi menantang dirinya sendiri memainkan permainan seperti itu.

"Ayo, mending kita main yang kecil-kecil di sana." Zayn menunjuk tempat bermain tembak-tembakkan untuk mendapatkan boneka. Ayna mengangguk pasrah dan mengikuti langkah Zayn walaupun manik matanya menatap iri pada pengunjung yang memainkan wahana ekstrem. Dia menyesal tidak langsung mengikuti ajakan Mira, Pras, dan Hari yang ingin berpencar saja. Sekarang Ayna terjebak bersama Zayn.

"Kamu takut naik wahana itu?" tanya Ayna ketika Zayn sibuk mengarahkan pistol untuk membidik papan kecil yang berhadiah boneka paling besar di tempat permainan.

"Emangnya kamu nggak takut? Jeritan orang-orang kayak jeritan kematian bagi aku," balas Zayn lalu menekan senapan di tangannya yang ternyata meleset. Zayn pun mencoba lagi.

"Kenapa? Bagi aku itu teriakan kebebasan. Di saat kita bisa teriak sepuasnya tanpa perlu mikirin beban hidup kita. Kita bisa melepas stres main permainan kayak gitu," ungkap Ayna yang berdiri di samping Zayn.

Zayn menggeleng tak setuju. Sebelah matanya menutup ketika ia fokus melihat lewat senapan mainan di tangannya. "Bagi aku waktu kebersamaan dengan seseorang lebih berharga dan jauh lebih ampuh menghilangkan stres daripada naik permainan kayak gitu yang malah bikin tambah stres." Zayn menekan senapan dan memekik girang begitu peluru plastiknya mendorong papan yang sedari tadi ditargetkannya.

Times New Romance [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang