love me like you

3.1K 320 3
                                    

Don't need those other lovers when I got my number one.

.

Ketika berita untuk liburan panjang diumumkan, Taehyung sudah memiliki daftar panjang berisi hal-hal apa saja yang akan ia kerjakan: menghabiskan waktu seharian di webtoon, mengajak Yeontan jalan-jalan sampai kaki anjing itu pincang (iya, Taehyung harus membayar waktunya yang hilang karena jadwal konser), dan yang terakhir—oh, Tuhan, Taehyung tak habis pikir karena memasukkan poin yang ini.

Well, terdengar tolol memang.

Tapi—

menjauhkan diri dari Jeon Jeongguk.

Iya, begitu bunyinya.

Bahkan Taehyung harus menghentikan kegiatannya sejemang, kembali menimang, mengempaskan alat tulisnya ke meja seberang; lantas menimang lagi. Seingatnya, ia sendiri yang akan merengek menyebalkan apabila Jeongguk lebih mendahulukan game-nya atau membalas pesan di grup chat lini '97 ketimbang dirinya. Ha. Jangan salahkan. Taehyung memang seseorang yang hidup untuk afeksi.

Jadi, menuangkan to-do list tersebut di salah satu nomor membuat dirinya mulai mempertanyakan kewarasannya sendiri.

Siapa yang tadi malam mendiamkan pacarnya gara-gara terlambat datang di jadwal movie night mereka?

Jangan dijawab. Cakaran Taehyung lumayan biadab.

Tapi, hey, mungkin ia punya alasan tersendiri? Maksudnya ... untuk ukuran seseorang macam dirinya yang bahkan untuk makan pun perlu ditemani.

Iya, karena Jeongguk dan keinginan sialannya memanjangkan rambut.

Taehyung tak habis pikir dari mana lelaki itu mendapat ide laknat demikian. Terlebih ketika ia iseng menonton ulang konser Muster mereka.

Jeon Berengsek Jeongguk yang kelewat kurang ajar menyanyikan bagiannya di lagu Pied Piper sambil bertingkah layaknya heartthrob seantero kampus. Hah.

(Dan Taehyung merasa wajahnya memanas karena selepas konser dan jadwal yang padat, ia masih harus terbangun dalam keadaan seperti habis dilindas truk.

"Pretty, dangerous Taehyungie." Jeongguk melenguh; masih mempertahankan tatapan intensnya.

Lihat siapa yang bicara, sialan).

Sementara ia masih belum berpindah ke daftar yang lain, suara Namjoon yang mengabsen satu per satu membernya dari ruang sebelah menelisik diam-diam. Ia menyambut uluran tangan Jimin yang menunggunya di ujung sofa. Jadwal terakhir mereka sebelum liburan yang panjang—Yoongi-hyungnya bahkan terlihat lebih semangat waktu berangkat dari dorm tadi.

Taehyung memang tidak terlalu memperhatikan sekitarnya, hingga ia rasakan keseimbangannya goyah waktu kakinya terbelit kabel kamera yang malang melintang.

Sebelum ia rasakan dirinya jatuh—

"Careful, Tae."

—kenapa Jeon Jeongguk harus muncul entah dari mana, dengan tatanan rambut yang kurang ajar pula, dan bisakah pegangannya mengendur di pinggangnya, demi Tuhan.

Don't smirk at me, no, don't OH GOD I HATE YOU!

Jadi, Taehyung berakhir mengambil posisi jauh dari Jeongguk sementara Namjoon memulai ritualnya sebelum konser. Seokjin melempar pandangan aneh ke arahnya pun Hoseok yang tersenyum lebar dan jenaka. Jimin bilang, ide Hoseok yang memanas-manasi Jeongguk mempertahankan rambutnya supaya menyerupai gaya Bogum-hyung beberapa waktu ke belakang.

(Walaupun Taehyung mengakui dalam hati bahwa Jeongguk seribu kali lebih sulit dihalau masuk ke pikirannya semenjak itu.)

Sepanjang konser, semuanya baik-baik saja. Taehyung dan daftar kecilnya masih berada dalam jalur yang sama. Ia hanya menangkap tepukan lembut Jeongguk pada detik ke-3 sebelum nama BTS dipanggil ke backstage untuk bersiap—kebiasannya di setiap konser. Oh, mungkin satu, dua kerlingan singkat di beberapa lagu.

Namun resolusinya berantakan sudah kala Jeongguk duduk menemaninya di sofa ruang ganti sementara kakak-kakaknya yang lain masih sibuk mencari minum, menghapus make-up dan berganti baju. Iya. Jeongguk yang masih mengenakan outfit panggung, rambut awut-awutan yang menutupi setengah matanya pun ajakan pendek yang mampu membuat Taehyung pingsan di tempat.

"Wanna go out after this, Tae?"

[✓] Blank Marquee • KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang