25

2.8K 255 38
                                    

Perasaan yang lama terpendam terbatasi oleh tembok-tembok tak kasat mata akhirnya meluap, menembus dan beradu menjadi satu. Mereka bukannya tidak tau kalau setelah malam itu mereka akan mendapatkan masalah, mereka sadar apa yang telah mereka lakukan.

Jika setelah keluar dari dimensi itu mereka diserbu ratusan orang-orang kuat di Akatsuki, jika harus mati sekalipun mereka tidak menyesalinya.

"Sasuke apakah kita harus kembali?" Sakura masih enggan untuk membuka mata, dia masih nyaman berada dalam dekapan Sasuke, kulit yang saling bersentuhan tanpa terlapisi apapun. Hangat dan wangi dari tubuh Sasuke membuatnya ingin selamanya tidur dalam posisi itu.

"Kenapa? Kau ingin tetap disini?"

"Aku berharap ada tempat di belahan bumi lainnya yang bisa menerima kita berdua bersatu. " Sasuke bungkam dia menatap langit-langit yang begitu tinggi, menatap tajam ukiran bermotif dedaunan dan bunga-bunga yang tertata rapi.

"Kenapa orang lain bisa bebas mencintai, dan kita tidak? Jika memungkinkan aku ingin tinggal di sebuah negara yang tidak melarang kita untuk bersama. "

"Dimanapun kita, larangan itu akan selalu berlaku Sakura. Karena masalah kita bukan hanya perbedaan kasta, yang jika kita melepaskan identitas itu kita akan menjadi manusia bebas. Darah yang mengalir dalam tubuh kitalah yang sejak awal memisahkan rasa kita. "

"Ya, kau benar. Sasuke, jika memang sampai akhirnya nanti kita tidak bisa bersama. Aku ingin meminta satu hal padamu, "

"Apa?"

"Jangan beri tahu aku apapun mengenai dirimu dan wanita yang nantinya mendampingimu, pergilah sejauh mungkin bersama wanita itu hiduplah bahagia disana, jangan sedikitpun melintaskan bahagia kalian di depan mataku. "

"Hentikan, aku tidak suka pembicaraan ini. Aku tidak akan menikah, aku akan tetap disampingmu mendampingimu memimpin kerajaan. Seperti yang dulu pernah aku katakan" 

Sakura mengangguk antusias, matanya masih terpejam, takut jika dia membuka mata, airmatanya akan menetes dan dia kembali menjadi gadis cengeng. Yang kemungkinan juga akan menghambat dirinya untuk menduduki tahtah. "Pakailah bajumu, kita kembali"

Sama seperti Sakura, dia juga enggan untuk beranjak tapi mereka tidak bisa berada disana terlalu lama.

"Apa tidak akan ada yang tau kalau kita menghilang?" Tanya Sakura sambil memakai pakaiannya.

"Shikamaru pasti sudah menyebarkan kejadian ini ke nenek-nenek itu. " Ya, Shikamaru sudah pasti tau, mau disembunyikan bagaimanapun isi otak Sasuke tidak mungkin bisa dirubah. Bahkan mungkin Shikamaru juga tau apa-apa saja yang akan Sasuke lalukan pada tubuh Sakura. Dia hanya berharap Shikamaru sedikit memberinya keringanan.

"Apa Shikamaru bisa melihat apa yang kita lakukan?"

"Tidak, tapi dia bisa membaca apa yang aku pikiran. Seperti bagaimana aku mengusap rambutmu, apa yang akan aku lakukan setelah menciummu atau saat_"

"Hentikan, itu menjijikkan"

"Tapi itulah yang kita lakukan bukan?" Sasuke tersenyum menggoda.

"Ya, tapi kalau dibicarakan seperti ini menjijikan rasanya. "

"Hahaha, "

"Nee, Sasuke apa kita bisa seperti ini lagi suatu hari nanti? Maksudku um bukan seperti ini,, um kita begini_" Sakura seketika salah tingkah, melihat tatapan Sasuke menajam, seperti saat tadi mereka melepaskan hasrat terpendamnya.

"Tentu, jika nanti kita tidak mendapatkan masalah. Katakan saja jika kau menginginkannya. " 

Sasuke memeluk Sakura mendekap dan menenggelamkan wajah memerah itu ke dadanya. 

"SHUKUMEI" SakuSaku Fanfiction [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang