26

1.9K 240 22
                                    

Matanya menemukan sosok yang saat ini ingin sekali dia temui, untuk dimintai penjelasan tentang apa yang semalam dia dengar. Biarlah dia tidak peduli dengan pesan yang dikirimkan ayahnya, dari semua berita yang dia dengar semalam hanya satu yang paling membuatnya ingin tau kebenarannya. Yaitu hubungan mereka yang sebenarnya, Hinata dan Sasuke menikah, menurutnya itu adalah suatu hal yang mustahil.

"Sas" Sakura menghentikan panggilannya saat melihat Hinata keluar rumah dan mendekati Sasuke, begitu juga Sasuke yang menyambut tubuh Hinata yang mendekat. Sasuke terlihat menoleh kekanan dan ke kiri mungkin untuk memastikan tidak ada orang melihat mereka.

Setelah saling melempar senyuman mereka masuk ke rumah milik Hinata. Bersamaan dengan itu Sakura merasa hatinya teriris, walau begitu dia masih ingin tau, ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri, apa saja yang mereka lakukan.

Samar-samar Sakura dapat mendengar tawa renyah dari Hinata, beberapa kali dia juga mendengar jeritan mesrah dari mulut Hinata. Dari jendela, seolah jendela itu memang terbuka lebar untuknya, kini dia bisa melihat apa yang dilakukan Sasuke. Lelaki itu sedang memeluk Hinata dari belakang, tidak tau di balik itu mereka mungkin sedang menertawakan dirinya.

"Hentikan, aku mau membuatkanmu teh dulu"

"Aku merindukanmu Hinata, maukah kau ikut bersamaku ketempat lain agar tidak ada yang mengganggu kita?" Ucap Sasuke, suara itu begitu berat sama seperti waktu itu, saat lelaki itu juga mengajaknya untuk kabur beberapa waktu saja.

"Kenapa harus pergi Sasuke? Kita sudah menikah, tidak perlu bersembunyi untuk saling melepaskan rindu. " Sasuke melepaskan pelukannya pada Hinata dan berjalan, lalu duduk di kursi meja makan tidak jauh dari tempat Hinata berdiri.

"Ya, harusnya kita tidak melakukan semua ini, Harusnya kita biarkan saja kerajaan hancur dengan sendirinya melalui pemerintahan yang seperti itu. Harusnya kita bisa hidup damai disini berdua saja. " Hinata mendekat, membawa secangkirr teh hijau yang wanginya bisa Sakura cium dengan jelas, sejelas kenyataan yang baru saja dia dengar sendiri.

"Kita sudah memulainya Sasuke, kau tidak boleh menyerah begitu saja. "

"Ya seharusnya kau yang paling terluka disini kan?"

"Akhirnya kau menyadarinya, bagaimana mungkin aku tidak terluka melihat suamiku menjadi kekasih wanita lain. Bahkan selalu bersama setiap hari didepan mataku, aku cemburu" Hinata memeluk Sasuke, menarik kepala Sasuke untuk tenggelam di dadanya. Sakura menggenggam tangannya kuat, hingga rasanya kukunya menancap pada telapak tangannya.

Ingin rasanya dia mendobrak pintu itu dan membunuh mereka berdua secara bersamaan. Namun pesan dari ayahnya membuat tubuhnya terpaku di tempat. "Sabarlah, suatu saat nanti saat semua rencana kita berhasil aku akan mencampakannya dan kita bisa bersama lagi. " Sasuke menarik Hinata untuk duduk di pangkuannya, membelai wajah cantik itu lalu menghapuskan bulir bening yang perlahan terjatuh dari sudut mata itu.

"Bukankah dia yang lebih kasihan, dia memang bahagia, merasa bahwa aku mencintainya, tapi sebenarnya dia hanya dibohongi. Ingatlah ini Hinata saat kau merasa dunia ini tidak adil padamu, kau yang memiliki rasa murni dari hatiku. Hanya kau. "

"Annata" Hinata memeluk Sasuke mesra sekali, mereka tersenyum tidak tau diluar sana ada yang melihat mereka dengan tatapan marah dan penuh kebencian, mereka tidak tau di luar sana ada yang menangis merasakan perih di dadanya.

"Ahh Sasuke apa yang kau lakukan " Sasuke menyentuh dada besar milik Hinata, sedikit keras.

"Menyentuh yang aku rindukan. " Sakura memutar tubuhnya tidak ingin lagi melihat kemesrahan yang perlahan membunuhnya, pemandangan itu membuatnya sesak, seolah dia tidak mampu lagi menghirup udara walau dia berusaha menghirup udara sebanyak mungkin.

"SHUKUMEI" SakuSaku Fanfiction [Selesai]Where stories live. Discover now