WENDY

343 32 0
                                    

Part sudah direvisi!!





*****
Chanyeol tiba di sebuah rumah sakit jiwa. Sejak dari tadi lelaki itu hanya melempar tatapan kosong. Nada dering ponsel di sakunya pun sengaja ia biarkan. Padahal ada seratus panggilan lebih dari teman-temannya.

Hati Chanyeol sedikit perih. Dimana teman-temannya bisa dan mau bekerjasama untuk menghancurkan dirinya. Ia merasa sangat dikhianati. Mengapa teman-temannya dengan mudah mau mengembalikan ingatannya yang memang sengaja Chanyeol lupakan. Chanyeol tahu dirinya salah. Namun apa salahnya membiarkan Chanyeol tak ingat akan kebenaran. Toh, Chanyeol juga tak sengaja membuat Saeron meninggal. Karena tujuan utamanya adalah membuat Joy meninggal tertabrak mobil. Namun, Saeron bukannya berterimakasih. Malah membalas dengan memori yang sungguh menyakitkan.

Chanyeol turun dari motor dengan perasaan yang tak karuan. Ia berjalan menuju ruang resepsionis. "Permisi Sus, pasien bernama Yoo Ji Min ada di ruang nomor berapa ya?"

Perawat itu lantas menoleh. "Sebentar ya Pak, saya carikan datanya terlebih dahulu." Mungkin karena faktor tubuhnya yang menjulang ditambah lagi ia tidak memakai seragam. Makanya ia disebut 'pak'.

"Ruang pasien bernama Ny. Yoo Ji Min ada di ruang 12A di lantai dua. "

"Terimakasih Sus." Chanyeol membungkukkan badannya pelan lalu berjalan menuju lift. Lelaki itu melihat banyak sekali pasien dengan penyakit mental yang berbeda-beda sehingga rasa bersalah Chanyeol sedikit muncul saat lelaki itu mengingat Joy.

Pintu lift terbuka. Chanyeol masuk dan langsung pergi ke kamar 12A seperti kata suster tersebut. Chanyeol tak menyangka jika rumah sakit jiwa ternyata seramai ini. Ada pasien yang kambuh dengan penyakitnya sehingga ia marah-marah sendiri. Ada pula yang menangis Histeris. Serta ada pula yang meracau tentang orang yang dirindukannya. Entah mengapa dirinya semakin tidak mau mengampuni dirinya sendiri.

Ruangan 12 A dengan pintu coklat membawanya masuk ke dalam. Disana ada salah satu perawat yang membawa semangkuk bubur dan seorang ibu dengan umur berkepala lima duduk di kursi roda. Pandangannya sangat kosong dan sayu. Namun wanita itu tetap sangat cantik. Sangat mirip dengan anaknya, Saeron.

Kabar beredar dimasa lalu, jika Ibunya Saeron mengidap penyakit yang sama dengan Joy yaitu berkepribadian ganda. Ibunya terkadang terlihat baik layaknya bidadari. Akan tetapi suatu saat dapat berubah menjadi buas layaknya iblis. Makanya Chanyeol meyakini bahwa Saeron tak akan pernah bisa membenci Joy karena penyakit yang diderita Joy.

Chanyeol menarik napas dalam-dalam. Menyuruh perawat itu agar Chanyeol lah yang mengambil alih untuk menyuapi ibu Saeron dengan semangkuk bubur hangat.

Perawat itu mundur kebelakang, membiarkan Chanyeol yang mengambil alih. Sungguh, ada guratan hangat yang mereka di bibir perawat tersebut. Pasalnya, Chanyeol adalah orang pertama yang menjenguk Ibu itu setelah sekian lama.

"Tante..." Sapa Chanyeol sambil mengelus lembut punggung tangan Tante Jimin. Manik mata Tante Jimin menoleh kepada Chanyeol. Walaupun sudah dua tahun lebih tak bertemu dengan Chanyeol, Tante Jimin masih mengenal wajah Chanyeol. Tangan penuh urat dan sedikit keriput itu meraba lembut paras tampan Chanyeol. Dimulai dari mata, lalu ke batang hidung yang mancung dan tegas lalu berhenti kepada pipi Chanyeol dan mengusapnya lembut layaknya kasih sayang Ibu kepada anaknya.

"Lagi marahan sama Saeron ya? Udah lama banget Tante nggak ketemu sama kamu." Hati Chanyeol serasa dihantam oleh ombak kepedihan. Memecahkan pertahanannya yang sejak tadi masih ia tahan. Chanyeol mengusap air matanya lalu tertawa kecil.

"Chanyeol sibuk sekolah Tante. Makanya Chanyeol nggak sempet dateng kesini. Maafin Chanyeol ya Tante..." Tante menggeleng pelan. "Nggak perlu minta maaf Chanyeol. Kamu jagain Saeron aja udah bikin tante seneng."

It's Only You | SM SCHOOL (SELESAI) Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin