MALAM HARI

345 27 0
                                    

Part sudah direvisi!!





*****

"Jis, malah bengong. Ayo kumpul! Makan daging bareng-bareng sama yang lain." Jisoo tersentak lantas terkekeh pelan karena sedari tadi ia memang benar-benar melamun sehingga ia terkejut dengan suara Wendy walaupun suaranya cukup pelan.

Jisoo menghirup napas dalam-dalam. Memejamkan mata sambil mendongak ke atas langit. "Udah lama gue nggak merasa sebebas ini. Rasanya seneng banget bisa ngerasain ketawa lagi kayak dulu."

Wendy duduk di kursi panjang mengikuti Jisoo. Ia memasukkan kedua tangannya di kantong hoodie depannya dengan kaki sengaja diluruskan ke depan agar lebih rileks. "Gue yakin rasa sakit yang lo pendam pasti sama besarnya dengan rasa bersalahnya Chanyeol. Bener nggak sih?"

Jisoo menggeleng. Bukannya tak membenarkan hanya saja ia tak tahu bagaimana cara menjawabnya. "Lo pasti pernah denger kan kalo gue cinta pertamanya Chanyeol waktu SMP?" Wendy mengangguk.

"Gue seneng banget Wen saat temen-temen gue ngejodohin gue sama Chanyeol saat itu karena dia nggak sengaja keceplosan ngomong suka sama gue pas ekskul basket kalo nggak salah. Tapi kita cuma sekedar saling kagum aja karena kita menganggap umur kita terlalu kecil buat pacaran walaupun memang Chanyeol naruh harapan dan selalu perhatian ke gue. Apalagi semenjak kelas sepuluh gue semakin baper sama dia karena dia rela kena hukuman pas MOS buat minjemin dasi ke gue karena pas dulu gue lupa bawa dasi."

Jisoo menghela napas sebentar. Menjeda sebentar ceritanya untuk mengatur napas. "Tapi saat itu Saeron dateng. Semuanya berubah. Perhatian Chanyeol pun terpecah. Dia agak bingung buat milih gue atau Saeron. Karena jujur kita sangat-sangat mirip. Entah itu sifat ataupun rupa. Akhirnya gue iri sama Saeron. Gue rela buat jadi kacungnya Sooyeong supaya bisa balas dendam ke Saeron. Gue sangat benci dimana Chanyeol nolongin Saeron membuat hati gue tambah sakit. Ditambah lagi tentang beritanya nyokap gue yang menikah sama Chanyeol. Gue benar-benar hilang pikiran saat itu. Gue sengaja bikin Chanyeol mabuk berat. Lalu niatnya gue ngelakuin hal yang nggak senonoh. Untungnya Sehun dateng dan misah gue berdua. Tapi bodohnya Chanyeol lupa dan ngiranya bahwa Chanyeol lah biang kejadian malam itu."

Wendy tetap terus memperhatikan cerita milik Jisoo. "Akhirnya hubungan gue sama Chanyeol memang renggang. Dan Chanyeol benar-benar deket sama Saeron. Dulu Saeron suka sama Winwin. Tapi karena dipepet terus sama Chanyeol, ya akhirnya kecantol sama Chanyeol." Wendy tertawa geli. Chanyeol memang merupakan pria dengan gombalan maut yang mematikan. "Lalu, gue manas-manasin Sooyeong buat ngerudung si Saeron lagi sehingga si Saeron skarat. Dan akhirnya Seulgi ember ke Joy. Dia sahabat Saeron. Mungkin aneh sih. Tapi itu kenyataan. Kepribadian yang satu pro sama Saeron dan yang satunya lagi kontra."

"Lalu akhirnya kejadian itu terjadi. Dimana Chanyeol nggak sengaja menyebabkan kecelakaan besar sehingga Saeron meninggal. Gue sama sekali nggak sedih. Gue sangat seneng akhirnya saingan gue mati. Gue mulai deketin Chanyeol lagi. Dan sepertinya Chanyeol juga bersedia saat gue deketin dia lagi. Padahal gue sama dia udah jadi kakak adik. Namun, gue sadar bahwa gue hanya menjadi penggantinya Saeron aja. Chanyeol hanya menganggap gue karena gue mirip sama Saeron. Dan itu membuat gue kesel. Makanya gue pindah ke jepang buat ngelupain semua. Dan saat itulah gue mulai dewasa. Gue mulai bisa melepaskan Chanyeol. Dan gue juga mengerti bahwa tingkah gue waktu itu terlalu Childish. Makanya gue mau bantuin Joy. Karena gue nggak mau Wen hidup lo berakhir kayak gue. Dan gue cuma mau Chanyeol hidup bahagia kayak dulu lagi."

"Jujur, gue agak iri sama lo. Karena lo satu-satunya pacar Chanyeol karena diri lo sendiri. Karena jati diri lo yang membuat Chanyeol tertarik. Bukan karena lo orang lain." Jisoo menepuk pundak Wendy. "Jangan sia-sia in Chanyeol ya Wen. Jarang ada orang yang mau berubah apalagi punya trauma berat kayak Chanyeol."

It's Only You | SM SCHOOL (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang