Part 2

94 7 0
                                    

  "Semua orang pasti punya alasan di balik sikapnya"
.
.
.

  Lissa berjalan terburu-buru menuju kelasnya. Tadi ketika ia akan ke kantin dirinya dipanggil pak Rahman untuk mengambil buku tugas yang dikumpul kemarin untuk diberikan kembali pada pemilik bukunya. Karena ia sibuk menyeimbangkan buku yang dibawanya dan tidak memperhatikan jalan, alhasil dia menubruk bahu seorang cowok yang menyebabkan buku-buku tugas jatuh berserakan.

  "Sorry-sorry gue gak sengaja," ucap cowok itu sambil membantunya memunguti buku yang jatuh berserakan. Lissa melihat sekilas cowok yang sedang  membantunya memunguti buku tugas, dan ia menyadari bahwa ternyata cowok itu adalah anak baru di kelasnya. Alvin pun menyodorkan buku yang sudah dipungutnya kepada Lissa. Lissa lalu mengambilnya dan melenggang pergi, meninggalkan Alvin yang mematung.

  Sesampainya di kelas, Lissa pun membagikan buku tersebut satu per satu ke meja si pemilik buku. Setelah selesai ia melihat jam, ternyata sisa 5 menit lagi istirahat akan berakhir. Ia pun buru-buru keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perutnya yang kosong dengan sebungkus roti.

✨✨✨

  Alvin membereskan alat tulis dan buku yang berserakan di mejanya karena bel pulang baru saja berbunyi. Ia lalu menggendong tasnya sebelah tangan dan keluar dari kelasnya menuju parkiran.

  Saat Alvin menuju jalan raya, matanya menagkap sosok yang familiar. Sosok tersebut adalah cewek yang ia tabrak tadi di koridor. Cewek itu sedang duduk di halte untuk menunggu bus. Pikirannya kembali menunjukkan kejadian-kejadian yang terjadi. Ia hanya heran, bagaiman bisa ia bertindak seperti itu? Bukan karena Alvin terlalu PD, tetapi setiap cewek yang ia temui selalu salting jika menghadapinya. Maklum saja, Alvin memang punya pesona yang tak bisa dielakkan. Apa cewek ini mempunyai kelainan? Ntahlah, hanya Tuhan yg tau.

✨✨✨

  Lissa masuk ke dalam rumah dengan langkah lambat. Ia menaiki anak tangga untuk sampai di kamarnya. Tak ada yang istimewa hari ini. Bahkn hari-hari sebelumnya pun begitu.

  Ia pun mengambil sebuah novel yang terpampang di rak buku nya. Sudah cukup banyak koleksi buku-buku yang ia punya. Setiap ada waktu, Lissa selalu menyempatkan dirinya ke toko buku untuk me-refresh pikirannya.

  Tok tok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

  Tok tok..

  Pintu kamar Lissa diketuk pelan. Namun sang pemilik kamar hanya diam dan tidak merespon.

  "Lissa..  Makan siang yuk," kata Ratna, mama Lissa.

  "Lissa udah makan di luar, ma. Udah kenyang," jawab Lissa bohong. Padahal tadi ia hanya makan di sekolah pada saat jam istirahat.

  Ratna pasrah tidak tahu harus bagaimana lagi. Ia tahu bahwa Lissa bohong karena tidak mungkin saja ia pulang tepat waktu jika sudah makan di luar. Ratna tidak tahu, apakah sikap dingin Lissa adalah salahnya. Lissa yang dulu ceria, selalu bercerita kepadanya tentang apapun yang terjadi padanya, kini berubah drastis menjadi seorang yang dingin dan berwajah datar tanpa ekspresi. Ratna menghela napas dengan berat lalu pergi dari depan pintu kamar Lissa.

✨✨✨

  "Felix, temenin gue skuy ke pepustakaan ambil buku paket," ajak Alvin pada saat jam istirahat. Felix yang sedang push rank mobile legend cukup terganggu.

  "Bentar ya Vin, gue lagi sibuk ni, " jawabnya dengan dahi mengerut karena terlalu fokus dengan handphonenya.

  Alvin yang tidak sabaran menarik lengan Felix agar ia mau berdiri dan tentu saja dihadiahi umpatan oleh Felix.

✨✨✨

  Pada saat di perpustakaan tadi, setelah Alvin memdapatkan buku pelajarannya, tak sengaja matanya menangkap sosok yang tidak asing baginya. Sambil berjalan ekor matanya masih betah menatap sosok cewek yg duduk dengan santainya sendirian di perpustakaan sambil membaca buku sejarah yang cukup tebal.

  "Woi, liatin apa lo sampai bengong gitu. Mulut lo nganga gitu. Untung gak netes tuh air liur,"ucap Felix sambil menepuk bahu Alvin.

  "Eh, lo tau gak sih cewek yang tadi duduk sendirian di perpustakaan? "

  "Oh, lo nanya cewek mars? Ya biasalah, namanya juga dari planet mars. Dia tuh alien tau gak. Makhluk paling aneh yang pernah gue temui."

  "Namanya siapa sih? Anak kelas berapa? " tanya Alvin. Felix yang mendengarnya tertawa ngakak.

  "Seriusan lo gatau? Ya ampun padahal dia sekelas kita loh. Ya gak heran aja sih kalau lo gatau, orang dia tertutup gitu,dan hampir gak terlihat dan disadari keberadaanya."

  "Dia itu Lissa, kalau menurut gue sih orangnya introvert banget. Terus dingin juga. Gue aja jarang denger suara dia. Dia jarang interaksi sama orang. Lagian siapa juga yang betah sama sikap dia yang kalau diajak ngomong responnya cuman 'oh', 'iya', kalau gak nganggukin kepala. Tapi emang bukan itu sih alasan dia sendirian. Dia emang suka menyendiri. Gatau kenapa dia emang suka mengasingkan diri," lanjut Felix.

  "Kayaknya lo kenal dia begitu baik ya. Jangan-jangan lo pacarnya," canda Alvin.

  "Ahaha, bisa aja lo. Yaiyala gue tau detail tuh orang..  Namanya juga sekelas. Tapi emang gue gak ngelak kalo gue emang penasaran sama tuh orang. Kepo aja sih kok sampai ada orang model gitu. Jadi gue cari-cari tau, hehe."

Alvin pun tertawa mendengar pengakuan Felix. Ya, kini Alvin tau alasan kenapa cewek itu begitu dingin. Tetapi masih ada sedikit hal yang mengganjal di pikiran Alvin. Tapi kenapa? Kenapa dia mengasingkan diri? Alvin menggeleng-gelengkan kepalanya kecil. Kenapa dia yang pusing mikirin Lissa? Emang apa urusannya?

~To be continue~
.
.
.
.

Heiyoooo...  Ada yg nungguin crita ini gak? Awkwkw..
Kalo syuka sama crita ini boleh dong ya di vote..  Gratis kok 😜

Theodora Chalissa

Theodora Chalissa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alvin & Felix

See ya next part 😚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

See ya next part 😚

Ig:_jntaps_

8/9/19

Love The Way You AreWhere stories live. Discover now