Bab 82

1.8K 45 1
                                    

8 bulan kemudian...

Makin sini perut Chelsea makin membesar dan Arsya pun harus bekerja lebih giat lagi untuk menafkahi nantinya seorang anak yg akan terlahir di dunia ini.Menjadi seorang CEO memang tak semudah apa yg mereka pikirkan Arsya mempunyai tanggung jawab yg besar.

Hari ini Arsya berada di kantor karna ada meeting ia sebenarnya tidak ingin pergi ke kantor namun jika tidak datang ke kantor ia akan di cap sebagai bos yg tidak baik.Sedangkan Chelsea ia di rumah berdua bersama pembantunya ia sekarang mempunyai rutinitas yaitu yoga kehamilan.

"Terimakasih pak telah mau bekerja sama dengan perusahaan saya semoga kita bisa bekerja dengan baik" Arsya menjabat tangan rekan yg ada di hadapannya ini.

"Sama sama saya senang bekerja sama dengan perusahaan Pak Arsya, bapak juga hebat masih muda sudah bisa menghandle perusahaan sebesar ini" ucap rekan itu sembari tersenyum.

"Saya di ajarkan oleh ayah saya" ucap Arsya.

"Oh begitu, kalau gitu saya pamit dulu" ucapnya lalu pergi dari ruang meeting Arsya.

Arsya pun langsung membereskan map-map yg ada di meja meeting itu lalu membawa ke ruang kerjanya.Setelah berada di ruang kerja ia menelepon sekertaris nya untuk mengurus semua pekerjaan yg belum selesai sedangkan Arsya ia akan pulang untuk menemui Chelsea.

Sesampainya di rumah Arsya menemukan sang istri sedang yoga sendirian dengan tenangnya.

"Sayang" panggil Arsya membuat Chelsea menoleh sekaligus kaget.

"Lho mas bukannya kamu ke kantor yah kenapa balik lagi" tanya Chelsea sambil menghampiri Arsya.

"Udah beres meeting nya jadi aku pulang aja ketemu kamu daripada ngeliat kertas-kertas putih yg buat aku pusing mending liat kamu yg malah membuat aku tersenyum dan bahagia" Arsya memeluk Chelsea dengan kesusahan karna perut Chelsea yg besar.

"Makin sini perut kamu makin gede" Arsya yg mengelus perut Chelsea dan menciumnya kebetulan Chelsea hanya memakai baju setengah badan jadi gampang untuk mengusap perutnya tidak harus di buka dulu bajunya.

"Dia juga berkembang mas jadi perut aku juga besar" ucap Chelsea dengan sedikit kesal.

"Ya kan jadinya aku gak bisa peluk kamu" Arsya memasang muka belas kasian.

"Manja deh" Chelsea mencubit perut Arsya.

"Sakit sayang" Arsya memegangi perutnya dengan muka kesakitan.

"Maaf" Chelsea ikut mengelus perut Arsya.

Chelsea pergi dari yoga dan mengambil baju yg sebelumnya ia kenakan. "Seharusnya kamu gak pulang mas apalagi kamu CEO di perusahaan mau di bilang apa sama karyawan kamu nantinya" ucap Chelsea sambil memakai baju.

"Kan aku udah izin" ucap Arsya lalu duduk di sofa ruang tamu.

Chelsea mengikuti Arsya dan duduk di pinggir Arysa. "Terserah mas aja deh CEO mah bebas" ucapnya dengan nada menyindir.

Arysa melirik Chelsea lalu menciumi hingga Chelsea meminta ampun kepada Arsya.Ia menatap Arysa sambil tersenyum ditambah kesal juga.

"Mau mas hukum malam ini" tanya Arsya.

"Enggak ahh kasian baby nya nanti" ucap Chelsea sambil mengelus perutnya.

Saat mengelus Chelsea merasakan ada yg menendangnya di dalam perut ia merasa geli dan sakit. "Mas perut aku ada yg nendang!" ucapnya dengan penuh tekanan.

Arsya yg sedang memainkan ponselnya langsung menyimpan dan memegang perut Chelsea ternyata benar perut Chelsea ada yg menendangnya dari dalam. "Anak papih udah bisa nendang yah sekarang" Arsya mengobrol dengan perut Chelsea.

ARSYA{Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang