Chapter 1 'Ar

31 4 0
                                    


"ma, Areta berangkat dulu."

"hati-hati sayang."

Aku menunggu busway yang biasa mengantarkanku kesekolah, SMA Garuda. Sekolah ku tidak jauh, tapi jika berjalan kaki memakan waktu 15 menit. Busway sudah sampai,aku memilih tempat duduk di dekat jendela. Aku suka melihat kesibukan jalan raya, suara klakson mobil. Iya aku tau, aku gadis aneh.

Busway sudah sampai saatnya kembali ke rutinitas seorang pelajar. gue hanya seorang siswa biasa, hanya menonjol dalam olahraga. Nilai hanya pas-pasan tapi setidaknya aku masuk 15 besar.

"Areta tungguin dong."

Aku hapal dengan suara ini. Si mak comblang sekolah dengan quotes- quotes andalannya. Afrodita Septiani atau Dita. Sekilas namanya seperti nama dewi yunani, afrodite. Seorang dewi cinta dan kecantikan. Dita memang cantik dan juga jago masalah cinta,makanya dia dipanggil mak comblang

"eh gimana lo sama rion, lancar?" dita nyomblangin aku dengan Rion, Edgar Orion lengkapnya. Dalam rasi bintang Orion artinya bintang pemburu. Sama seperti sifatnya seorang pemburu, tapi pemburu wanita.

"ya, gitu aku enggak cocok sama dia" jawab ku apa adanya.

" yah, kirain pemburu sama pemburu bakal cocok" dita kecewa dan melampiaskan di batu dekatnya, karena biasanya dia hampir tidak pernah gagal nyomblangin seseorang.

"bukan jodoh kali" maaf tapi aku memang tidak pandai menghibur.

"hey yo kenapa nih mak comblang?" suara halus dan menenangkan siapa lagi kalau bukan selene, selene zalvata. Cantik,holkay, pinter, berbakat, jadi incaran di SMA Garuda. Dewi Selene, seorang dewi bulan dari yunani kuno, cocok dengan sifatnya.

Aku sampai lupa memperkenalkan diriku. Areta Maharnisa. Kenapa aku sering dipanggil pemburu? Karena singkatan namaku. Nama ku dapat disingkat menjadi Artemis, seorang dewi pemburu. Itu sebabnya aku kadang dipanggil pemburu.

Nama ku dan teman temanku seperti nama dewa dewi yunani kuno dan mungkin ada juga yang seperti rasi bintang. Mungkin kebetulan atau mereka suka dengan nama-nama itu.

Aku, Dita dan Selene sudah berteman sejak SD, kemana-mana selalu bareng. Aku dan Dita kelas XI 4 IPS, sedangkan Selene Kelas XI 2 IPA digedung seberang. Kalau aku dulu aku masuk kelas ipa dan satu kelas dengan selene, mungkin aku jadi paling bodoh sendiri disana.

"aku tebak gagal lagi" yap seratus untuk selene berhasil menebak dengan benar.

"yah gitu, para pemburu tidak cocok" jawab dita dengan lesu.

"udahlah, nanti ada waktunya pemburu kita dapet pasangannya" hibur selene

"iya, iya. Lu sama Marcel cocok deh sel." Dita kembali ceria dan memikirkan cara untuk nyomblangin mereka.

"shit, mending cari buat diri kamu dulu dit, baru yang lain" aku sudah bosan dengan percakapan cinta ini.

Aku meninggalkan mereka yang masih membahas topik yang memuakkan. Bukan aku benci cinta, tapi karena mengekang dan aku benci dikekang. Ini menurut pandanganku. Jika kalian membaca ini jangan hujat aku.

Waktu yang ku tunggu tiba juga, istirahat. Seperti biasa kantin penuh dengan orang kelaparan. Aku pesan bakso dan es jeruk seperti biasa. Hanya ada satu bangku kosong. Bangku tersebut bangku yang biasa aku tempati. Aku bingung kenapa bangku itu selalu kosong.

"sorry gue telat, kebiasaan gurunya" dita datang dengan mangkok mie ayamnya.

"iya ,gak papa" aku maklum, karena dia habis pembinaan untuk lomba lusa. Walau mak comblang dita juga masuk rangking 3 besar.

"gurunya kebiasaan, bilangnya bentar lagi eh satu jam baru selesai." Dita makan mie ayamnya dengan mood yang buruk.

"kamu lihat Selene gak dit? Tanya ku. Karena biasanya dia sudah nyusul ke kantin.

"kaga tau,paling belajar"

"ya udah, aku duluan" aku sudah selesai makan dan beranjak dari kantin menuju perpustakaan tanpa menghiraukan teriakan dita yang membahana di kantin. Aku selalu ke perputakaan setelah dari kantin. Hari ini juga guru-guru ada rapat dan kelas dibubarkan lebih awal jadi aku bisa lebih lama di perputakaan.

Sebenarnya aku tidak suka membaca. aku suka membaca sejak diberikan buku oleh teman masa kecil ku. Dia suka mengarang cerita. Mungkin akan ku tunjukan di bab berikutnya. Aku mengambil buku tentang konstelasi bintang. Dari kecil aku suka sekali dengan tata surya terutama bintang. Sudahlah ini tidak penting.

Waktu sudah menunjukkan jam satu siang. Aku pergi ke kedai es krim di dekat sekolah ku. Aku memesan eskrim macha.

 Kata orang macha bisa membuat hati tenang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kata orang macha bisa membuat hati tenang. Hari ini jalan kaki, aku malas naik busway juga ingin menghemat uang. Kebetulan ada bazar buku di dekat taman. Aku mampir ke sana siapa tau ada yang menarik perhatianku.

Aku terlalu fokus dengan handphone dan eskrim ku, aku tidak tau juga ada orang di depan ku dan kejadian itu tidak terelakkan.

"BRUUKKK"

" ahh maaf aku tidak sengaja apa ada yang luka?" tanyaku. Aku melihat noda aneh di bajunya. Aku sadar ternyata itu noda yang di akibatkan oleh es krim ku.

"maaf, tentang bajumu" aku merasa bersalah.

"sudah tidak apa-apa, kamu tidak apa?" ucap lelaki tersebut

"ah aku tidak apa apa." Jawab ku.

"baiklah aku duluan, hati-hati di jalan jangan sampai menabrak orang lagi" lelaki itu pun berlalu meninggalkan ku.

'rasanya aku pernah kenal dengan dia' batin ku


_/_/_/_/_/_/_/_/_/

Terimakasih sudah mampir.

Aku harap kalian stay tune dan enjoy dengan cerita ini.

Jangan lupa beri bintang pada cerita ini.

Thank Youu

OlympusWhere stories live. Discover now