Chapter 7 'Ar

9 1 0
                                    

Pagi ini, seperti pagi biasanya. Aku bangun tidur, mandi, sarapan lalu berangkat ke sekolah. Aku berjalan menuju halte busway. Tumben busway sudah datang biasanya aku menunggu beberapa menit.

Sesampainya aku di sekolah, aku melihat sekilas Arez. Aku berpikir itu hanya halu saja. Aku berjalan menuju kelasku dan aku melihat kejaiban dunia. Bambang, Nur, dan Rohma sudah datang bermain uno. Biasanya mereka berangkat mepet bel dan bambang telat setengah jam.

"Tumben udah pada main, kalian kesambet apa? " Tanyaku pada mereka.

"Kaga tau, gue cuma ngikuti 'kata hati' gue, " Kata Bambang.

"Gimana-gimana gak paham aku, " Kataku kepada Bambang.

"Heleh, kan 'kata hati' gue itu si Nur sayang, iye kan Nur sayang," Kata Bambang kepada Nur dengan senyum yang menurutku cringe.

"Mau tapi najis gimana? " Ucap Nur.

"Bambang obong wae," Kata Rohma. (Bambang bakar saja)

"Ya jangan gitu kalian nakal, " Kata Bambang.

"UNO!! " Tiba-tiba Bambang mengeluarkan dua kartu 4+. Rohma juga mengeluarkan tiga kartu 2+ dan satu kartu 4+. Nur juga mengeluarkan lima kartu 2+.

"ASEMM. Gue kira gue bakal menang," Kata Bambang.

"Kapok, ambil tu 28 kartu, " Kataku kepada Bambang.

"Yah mampus, " Kata Rohma dengan logat orang Parangtritis.

"Wes, kukut kukut, " (sudah, selesai selesai) Tiba-tiba saja Bayu nyolot.

"Apelah kau ni," Kata Bambang dengan tatapan dendam.

"Udah mau masuk pintar, " Kata Bayu. Bambang lalu berdiri dan mondar-mandir mencari jam. "Jamnya mana? " kata Bambang dengan muka innocentnya.

"Kae lho pintar" ( itu lho pintar), ucap kami serentak. Padahal kelasku punya 3 jam dan dipasang di setiap sudut.

"Ada pr matematika kan?, Tanyaku pada Nur.

"Iya, lumayan banyak juga." Bambang tiba-tiba bertingkah aneh. Sepertinya dia diganggu makhluk halus.

"Kamu kenapa mbang?" Tanya Nur.

"Aku lupa kaga ngerjain, ntar nyontek aja deh," Jawab Bambang dengan santai

"Inget mbang, jam pertama, " Jawaban Bayu membuat Bambang yang tadinya santai menjadi kesurupan.

"Ya Allah, Astagfirullah, MasyaAllah, ayo ke kantin Bu Yayuk aja, "

"Lah mau ngapain di sana mbang? "

"Sembunyilah mau ngapain lagi, lumayan sambil ngemil. " Tiba-tiba saja suara berat yang khas mengagetkan kita semua.

"Selamat pagi anak-anak. "

"Selamat pagi pak Dar. "

"Bambang kamu mau kemana? "

"Mau ke kamar mandi pak, " Ucap Bambang gugup.

"Lah ke sana arah kantin coy, cepet duduk," Harapan Bambang untuk kabur pupus sudah, dia sudah terima akhir nasibnya.

"Nah anak-anak yu bahas pr, " Pak Dar melihat Bambang linglung kesana kemari dan tertawa menghampirinya.

"He Bambang ngapain kamu? "

"Cari buku pr pak"

"Lha ini buku pr disini " Pak Dar membuka buku tersebut, ternyata isinya tulisan jepang semua.

"Woi budak, buku pr isinya jepon semua, "

"Maaf Pak salah bawa buku, "

"Keluar sana, kerjakan buku hal 20-25 istirahat kumpulkan, " Bambang terkejut, dia tak sanggup mengerjakan 40 soal dalam waktu 1 jam. Bambang menyiapkan hati dan menerima nasib ini.

"Modar lu mbang, " ledek Bayu.

"Woi ngaca dong soal yg dikerjakan masa cuma satu, kamu juga saya hukum hormat bendera sampai jam istirahat, " Ucap Pak Dar.

"Halah, iya pak, " Bayu maju ke depan kelas dan hormat bendera.

"Hey budak,bendera luar sana tu, " Ucap Pak Dar geram.

"Halah panaslah Pak nanti hauslah pula, lain kali lebih spesifik dong Pak, " Keluh Bayu.

"Nyenye, cepetan sana, " Akhirnya Bayu keluar kelas dengan lemah, letih, letoy tak berdaya.
--
Bel istirahat berbunyi, waktunya aku mengisi perut demi kesehatan otakku.

"Ar ayo buruan, nanti soto punya bu Ana keburu habis," Dasar Rohma tidak sabaran.

"Bentar aku mau beresin dulu, kamu kesana duluan aja sama Nur, aku nanti ke sana sama Billa. Sekalian pesenin ya sama es tape,"

"Aku pesenin mi ayam, " Rohma yang mendengar titipan dari Areta dan Billa hanya bisa menghirup napas sabar biar gak darah tinggi. Aku segera memasukkan buku ku dan menyiapkan buku pelajaran nantinya.

"Yuk kantin, kasian mereka, " Ajakku pada Billa. Kami pun segera menuju kantin. Kami mencari-cari Nur dan Rohma. Tidak seperti biasanya kantin sangat ramai, heran apa mungkin ada makanan gratis. Akhirnya kami berhasil bertemu dengan Rohma.

"Padahal aku udah lambai-lambai lho kok, capek gan," Keluh Rohma.

"Gak keliatan gan, tumben nih ramai, " Tanyaku.

"Ada murid baru, seangkatan, cogan pula, tu di sana," Tunjuk Rohma ke arah mas yang jualan bakso.

"Yang jualan Bakso? "

"Bukan coy, yang tu tu yang jalan ke sini awww," Aku menenggok ke belakang. 'wait arez kan itu, ' Aku terkejut. Tidakku sangka akan satu sekolah dengannya.

Ya memang dia tampan. Tiba-tiba mata kami bertemu. 'Tunggu sorot mata ini sepertinya tidak asing.' Ahh kenapa tiba-tiba kepalaku sakit.

_/_/_/_/_/_/_/_/_/

Terimakasih sudah mampir.

Aku harap kalian stay tune dan enjoy dengan cerita ini.

Jangan lupa beri bintang pada cerita ini.

Thank Youu

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

OlympusWhere stories live. Discover now