chapter 3 'Ar

28 3 1
                                    


Rasa itu abstrak

Rasa itu candu

Rasa itu indah

Tapi jangan sampai tertipu oleh rasa

DIA dapat menyamar menjadi apa saja

~~

Hari ini minggu, Dita biasa nyomblangin temannya, selene pergi ke mall dan aku di rumah di temani oleh laptop dan drakor. Setiap minggu aku nonton drakor, aku kurang tertarik dengan film. Mungkin karena tokohnya ganteng-ganteng rasanya pingin punya pacar seperti itu. Hampir dua jam aku di depan laptop drakor bersama kuacimembuat ku lupa, segalanya.

"Areta, turun sayang sarapan dulu" suara Mama.

"Iya bentar ma nanggung" ucapku dari kamar.

"Areta inget sayang, kamu punya maag. Kamu gak mau kan maagmu kambuh." Bujukan Mama yang satu ini pasti bikin aku langsung ingin makan. Aku benci penyakit ini.

Iya Ma, Areta mau turun."

Sampai di meja makan, bau soto Lamongan menguak selera. Soto lamongan adalah makanan favoritku. Kalau di suruh milih steak atau soto Lamongan aku pasti pilih soto Lamongan. Emang soto Lamongan the bestlah.

Nnanti kamu main kerumah teman kamu ya sayang"

"Loh kenapa Ma?"Heran saja tiba-tiba aku di usir dari rumah saat weekend biasanya disuruh cuci baju.

"Mama mau arisan, Abang kan pulangnya malam nanti kamu sendirian di rumah" ucapan Mama bikin aku senang sekaligus males. Aku orangnya males keluar pas weekend kecuali kepepet.

"Atau kamu di rumah beresin kerjaan rumah?"

"Aku main aja deh Ma hehe" mending main daripada nyapu,nyuci dan lain lain.

Setelah Mama pergi, aku memutuskan untuk berjalan-jalan ke taman kompleks sebelah. Kompleks itu dekat dengan rumah Dita, tapi entah mengapa aku yakin malah sangat yakin jika dia sedang ngedate. Aku tidak tau pasti dengan siapa. Kenapa aku memilih pergi ke taman kompleks sebelah? Karena dekat dengan toko es krim kesukaanku dan *lek bakpau jualan di sana. Aku sering sekali di panggil bakpau gara-gara selalu beli bakpau jika bertemu.

"Lek, coklat dua ya."

"Siap neng, kenapa tidak yang kacang hijau seperti biasa?"

"Aku pingin coklat, mumpung mama lagi arisan, kalo nggak arisan mana mungkin aku beli coklat dimarahi aku nanti."

"Bisa aja neng. Ini tiga ribu ."

"Makasih ya lek."

Aku duduk di kursi yang berada di bawah pohon beringin. Aku suka di sini karena sepi, orang pada takut pada pohon beringin mungkin banyak cerita horor berkaitan dengan pohon ini, yang penting aku tidak peduli. Di taman ini hanya ada pemandangan biasa misalnya anak-anaksekitar komples bermain, anjing lari-lari dan orang yang mesra-mesra di bawah pohon mangga. Enggak heran mereka betah di sana karena mereka bisa makan gratis, yaitu nyolong buah. Aku akui itu ide yang sangat kreatif

"Permisi boleh duduk di sini"? Suara yang familiar di telingaku. Aku menoleh dan cukup terkejut. Ternyata lelaki yang waktu itu ku temui di jalan dan terjadi insiden memalukan itu. Sungguh aku senang bertemu lagi tapi, rasa malu masih melekat di diriku

"Ah iya silakan duduk," jawabku dengan ramah sambil menahan malu.

Aku ingin berkenalan dengannya tapi, aku masih punya harga dan martabat jadi aku hanya menatap orang pacaran di pohon mangga.

"Sepertinya kita pernah bertemu."

"iya." Jawabku sambil senyum. Mungkin senyum ini senyum termanisku. Ternyata dia masih ingat denganku. aku kira dia sudah lupa. Rasanya senang tapi, ingin tenggelam aja di tanah dan menyatu dengan alam bersama pohon mangga di sana.

"Senyummu manis. Kenalin gue Arez ,lu?"

"Namaku Areta salam kenal."

Aku dan Arez berjabatan tangan sebagai tanda berkenalan. Setelah itu dia tersenyum padaku. Tolong senyumnya manis banget rasanya aku melting dan terbang menjadi butiranhujan di awan sana, apa lagi dia tadi bilang senyumku manis, rasanya kecepatan gravitasi menjadi 0m/s tolong semesta tarik aku lagi ke bumi, aku belum siap ke bulan. Aku belum menyiapkan baju astronotku. Takutnya aku keburu mati. Rasanya mau nangis.



_/_/_/_/_/_/_/_/_/

Terimakasih sudah mampir.

Aku harap kalian stay tune dan enjoy dengan cerita ini.

Jangan lupa beri bintang pada cerita ini.

Thank Youu

OlympusNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ