HB #5

5.9K 996 168
                                    

Komen dong~






Happy Reading~







"Lu, kau tahu ini cokelat dari siapa?"

Xiumin mengangkat tangannya yang sedang memang sebuah bungkus cokelat dengan merk ternama. Luhan; orang yanh ditanya itu mengerutkan keningnya berusaha untuk mengingat. Namun pada akhirnya ia menggeleng.

"Aku tidak tahu, hyung." dia tidak bohong, dirinya memang tidak tahu. Mungkin tangan seseorang itu yang terlalu cepat atau ia yang terlalu fokus pada novelnya.

"Wuaah cokelat! Buatku saja ya!" Kris berseru senang dan berusaha mengambil cokelat itu dari tangan Xiumin, namun pergerakannya kalah cepat. Karena yang lebih tua sudah lebih dulu menyimpannya di belakang punggungnya.

Luhan yang melihat wajah Kris tertekuk langsung mendengus. "Kau tidak cocok dengan wajah itu, Kris."

"Diamlah." Kris membalasnya dengan kesal. Matanya mendelik pada Luhan yang dibalas dengan pelototan, kesal karena Luhan matanya berlaih pada sang Ketua yang sudah akan pergi.
"Baek, kau langsung pulang?"

Baekhyun yang sudah berada di ambang pintu berhenti. "Hm, ada sesuatu hal yanh harus ku urus."

"Apakah kau butuh bantuan kami?" kini giliran Luhan yang bertanya. Dan Baekhyun hanya membalasnya dengan gelengan. "Tidak perlu. Aku pergi."



Grep



Dan langkahnya kembali terhenti karena pergelangan tangannya yang dicekal oleh pemuda pucat yang tak lain adalah Sehun.

"Aku ikut."

Baekhyun menghela napasnya pelan. "Hanya urusan kecil, kau tidak perlu khawatir seperti itu." ucapnya menenangkan dengan menepuk Puncak kepala Sehun dengan sedikit menjinjit.

Jika kondisinya tidak seperti sekarang, mungkin Sehun sudah tertawa karena sikap Baekhyun yang begitu menggemaskan dihadapannya. Walaupun dalam pandangan orang biasa tidak ada tingkah imut yang Baekhyun lakukan apalagi dengan wajahnya yanh hampir tidak ada ekspresi.

"Urusan kecil yang bagaimana?" taya Sehun berusaha mendesak Baekhyun.

Lagi-lagi Baekhyun menghembuskan napasnya. Sifat keras kepala Sehun itu adalah yang tersulit baginya. "Aku harus menjadi tutor pribadi Chanyeol."

Baekhyun mengernyitkan keningnya kala genggaman Sehun mengerat. Tahu sedang emosi, laki-laki cantik itu mengusap rahang tegas Sehun yang menegang dan membuat sahabatnya itu sedikit demi sedikit rileks.

"Hanya sebagai tutornya saja, Hun-ah. Aku tidak berkelahi juga aku tidak sedang berkencan. Kenapa kau begitu khawatir, hm?"

Sehun tak menjawab. Namun genggaman tangannya pada tangan Baekhyun berangsur melemah dan setelah itu terlepas.

"Aku pergi. Kau juga pulanglah dan beristirahat, hm."

Baekhyun menepuk pelan dada bidang itu dua kali sebelum berbalik pergi, tanpa menoleh pada sahabatnya yang lain.

Kris, Luhan serta Xiumin menatap iba pada Sehun yang berdiri masih dengan pandangan yang sulit diartikan.







Aku hanya takut Baek.

Takut jika Chanyeol merebut hatimu yang bahkan belum bisa kudapat.





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HEARTBEAT [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang