HB #18

8.1K 882 162
                                    

"Calon menantu!"

Nyonya Park berlari dengan senang dan menyambut Baekhyun yang baru saja masuk ke dalam kedainya bersama dengan Sehun yang mengikuti dari belakang.

Pemuda cantik itu pun dengan senang membalas pelukan Nyonya Park.

"Bagaimana kabarmu, Nyonya?" tanya Baekhyun setelah melepaskan pelukan mereka.

Nyonya Park mengerutkan keningnya dan Baekhyun sadar dengan apa yang ia lakukan.
"Ah, maksudku eomma."

Wanita paruh baya itu tersenyum, lalu menggandeng lengan Baekhyun.
"Ayo, masuklah dulu. Dan anak muda, kau pasti teman Baekhyunnie kan? Masuklah lebih dulu, Chanyeol sedang mengantarkan pesanan."

Sehun yang diam dengan wajah datarnya namun begitu penasaran dalam dirinya pun mengekori Baekhyun yang lebih terlihat di seret oleh Nyonya Park.

"Ingin minum apa? Biar aku panggilan Minho atau Taemin."

Baekhyun menggeleng dan meminta Nyonya Park untuk duduk.
"Ada yang ingin aku katakan denganmu, eomonim."

Nyonya Park mengangguk dengan raut wajahnya yang kebingungan. Sepertinya pembicaraan ini sangat serius.
"Ada apa, Baekhyunnie?"

"Begini." Baekhyun menjeda sebentar sembari berdehem. "Aku ingin melamar sebagai pekerja disini, eomonim. Apakah boleh?"

"Eh?!" Nyonya Park terkejut. "Ada apa? Apa kau diusir dari rumah dan tidak mendapatkan warisan?!"

Ah bagaimana ini, selain karena wajah Baekhyun yang cantik. Nyonya Park juga mempertimbangkan keluarga Baekhyun yang kaya Raya, tapi jika calon menantunya saja ingin bekerja dengannya. Ia harus bagaimana?! Haruskah ia mengganti calon menantunya?! Ah, tidak. Dia sudah sangat menyukai Baekhyun.

Pemuda cantik itu meringis. "Ah, sebenernya ada suatu hal pribadi yang membuatku akhirnya pergi dari rumah. Tapi maaf sebelumnya eomonim, aku tidak bisa memberitahumu."

Nyonya Park mengangguk berusaha untuk memaklumi. Dirinya juga bukan siapa-siapa selain calon mertuanya untuk sekarang.
"Tapi bekerja disini upahnua sangat kecil. Bahkan mungkin uang sakumu lebih besar daripada gaji satu bulan disini."

Baekhyun mengangguk kecil lalu tersenyum.
"Aku mengerti dan tidak masalah."

"Kau tidak masalah dengan gaji kecil seperti itu? Bahkan untuk membayar flat tidak akan bisa." kini Sehun yang membuka suara. "Lebih baik kau tinggal di apartemenku saja, disana kosong. Aku jarang menempatinya."

Baekhyun menggeleng, ia tak ingin ada hutang Budi dengan Sehun. Ia masih muda dan ia nasih bisa mengatasi ini sendiri.
"Tidak, Sehun-ah. Aku tak ingin merepotkanmu nantinya, lebih baik seperti ini."

Sehun hanya menghela napas. Penolakan Baekhyun benar-benar membuatnya kecewa.

Nyonya Park hanya diam melihat bergantian Baekhyun dan Sehun gang telihat sangat dekat. Terlebih tatapan Sehun kepada Baekhyun yang tampak berbeda dari kata sahabat.
"Kalian bersahabat ya?"

Baekhyun mengangguk dengan senyum cantiknya.
"Kami bersahabat. Aku, dia dan tiga yang lainnya."

Nyonya Park bergumam 'Aaa' sambil mengangguk. Lalu suara teriakan membuat atensi ketiganya teralih.

"Eomma, aku pulang!"

Chanyeol yang baru masuk ke dalam ruangan Ibunya langsung terperanjat, ia terkejut melihat Baekhyun. Yang masih dengan seragam sekolahnya telah berada di kedainya, padahal beberapa waktu lalu ia baru saja mengantar pemuda itu pulang.

"Baekhyunnie, kau disini?!" Chanyeol langsung menghampiri Baekhyun dan duduk di antara sepasang sahabat itu. Membuat Sehun langsung mendelik tajam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HEARTBEAT [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang