▶ you're losing your words

1.4K 390 104
                                    

[bonnieclyde]

Act 05. ▶ you're losing your words


















Sekitar lima belas menit yang lalu Yohan telepon katanya,

"Kakak, ini gue mau pulang tapi gak bawa motor kan tadi nebeng elo. Terus lagi ada demo, pesen ojol dari tadi ga ada yang nge-pick." Yohan diem sebentar buat liat layar hapenya, beneran kesambung apa enggak teleponnya, karena gak ada tanggapan.

"Gue lagi di alfa depan sih sekarang." Lanjutnya. "Kak, lo paham kan?"

"Ah, lagi futsal gue baru mau mulai." Sahut Seungyoun akhirnya.

"Terus gue gimana?"

"Tuhan bersama orang-orang yang sabar."

Sambungan teleponnya langsung diputus sepihak oleh Yohan. Sementara Seungyoun di seberang menyelesaikan ikatan sampul pada sepatunya sebelum berlari ke lapangan.

Yohan akhirnya duduk sambil buka laptopnya, memilih buat membenahi power point milik kakak kelasnya. Ditemani dengan se-pack yakult yang tinggal setengah.

Sampai rungunya menangkap suara motor yang ia kenali. Pengendaranya masih pakai kaos bola lengkap dengan sepatu futsalnya, berjalan menghampiri Yohan setelah melepas helm.

"Katanya baru mulai futsalnya?" Tanya Yohan.

Seungyoun menyempatkan diri untuk memukul dahi Yohan pelan sebelum ikut duduk.

"Elo rewel banget."

Yohan tersenyum menatap Seungyoun yang langsung meminum satu botol yakult miliknya.

"Apaan senyam-senyum?"

Yohan mengangkat bahunya, "Pada akhirnya lo bakal dateng kan? Rela-rela aja gue babuin."

Seungyoun mengumpat. "Nyesel gue turutin, anying."

Yohan cuma mengangkat bahunya, sambil tersenyum meremehkan.

"Ngapain lo?" Tanya Seungyoun sambil menunjuk laptop Yohan dengan gestur dagunya.

"Rapihin ppt-nya Kak Jinhyuk."

Seungyoun mendengus, memeta senyum asimetris. "Itu lo sendiri mau aja dibabuin."

"Gue yang nawarin bantuan kok, ngerapihin doang." sergah Yohan. "Lagian lu gak pernah aja jatuh cinta beneran, dibabuin tuh bukan perkara gede. Pasti mau mau aja."

Merasa tersindir, Seungyoun memalingkan wajahnya ke jalanan sambil menandaskan satu botol lagi yakult milik Yohan.

Sementara siempunya cuma diam, mencerna kalimatnya barusan.
































Karena sekolah SMP mereka pisah, dulu Yohan tiap pulang sekolah sering cerita soal kakak kelas yang dia taksir. Katanya anaknya tinggi, jago olahraga-sampe Yohan hapal kapan jadwal kakak kelasnya ini olahraga.

"Lo tau gak sih kak, saat seseorang fokus ngerjain sesuatu yang sangat dia minatin, auranya tuh meledak. Keren banget." Kata Yohan saat diledek stalker sama Seungyoun.

Seungyoun tidak pernah menyangka kalau yang Yohan maksud adalah sobatnya sendiri, si Jinhyuk. Anak paling tinggi seangkatan, Seungyoun kadang cuma bisa lihat badan Jinhyuk itu kaki semua. Tapi soal olahraga, dua-duanya sama jagonya.

Bedanya Jinhyuk di basket, sedangkan Seungyoun di sepak bola.

Soal aspek keren juga masih kalah jauh ah sama gue, masih gantengan gue, pikir Seungyoun.

Seungyoun agak kaget dulu pas mengenalkan Yohan ke teman-temannya, anak itu jadi sok diam. Ternyata pas di jalan pulang, heboh cerita kalau mungkin dia emang ditakdirkan dengan Jinhyuk.

Ternyata dunia memang sesempit itu.

Seungyoun keki banget kalo Yohan udah sok baik dan sok manis di depan Jinhyuk.

Seungyoun meneguk air mineralnya, "Seok, urus dong laki lo." Katanya pada Wooseok yang duduk di pinggir lapangan.

Jadi setelah mengantar Yohan pulang, Seungyoun balik lagi ke tempat futsal. Sayang, udah ikut iyuran.

Wooseok cuma mengernyit, "Jinhyuk?"

"Ya emang lo ada berapa laki sih?" Sewot Seungyoun.

"Gak ada tuh. Jinhyuk juga bukan laki gue." Wooseok menoyor kepala Seungyoun. Sejauh ini yang berani begini cuma Wooseok, Yohan aja gak pernah toyor-toyor begitu walau anaknya juga kurang ajar.

Seungyoun balik menyentil dahi Wooseok.

Jinhyuk dari lapangan cuma ngelirik.

"Kenapa lagi emangnya sih? Yohan?" Tanya Wooseok.

Wooseok ini orang paling santai sedunia. Kadang Seungyoun mau tepuk tangan atas ketidakpedulian seorang Kim Wooseok. Padahal dia ini dulu pernah dikejar-kejar Jinhyuk, sampai sekarang sih. Tapi gak pernah ditanggapin serius.

Makanya Seungyoun berani cerita soal Yohan naksir Jinhyuk itu ya cuma ke si Kim ini. Di samping Wooseok ini gak bakal bocor karena gak peduli, dia juga punya kolerasi sama Jinhyuk nya.

Sebenernya Wooseok sih gak masalah, Jinhyuk-nya juga welcome aja ke Yohan entah emang murni nerima kebaikan dari adek kelas atau udah move on atau cuma memanfaatkan doang biar Wooseok cemburu.

Dari ketiga alasan di atas, Seungyoun gak suka semuanya.

Jinhyuk anaknya sebenernya baik. Cuman Yohan-nya aja yang centil. Soalnya Yohan belum dikasih tau kalau Jinhyuk ini sebenernya cuma naksir sama Wooseok.

"Kasian adek gue." Kata Seungyoun.

Wooseok mendengus. "Adek tapi ditempelin terus, disosor terus ya?"

"Ngawuuurrrr~" Seungyoun membekap mulut Wooseok.

Wooseok segera memukul tangan Seungyoun.

Seungyoun menatap Wooseok yang lagi cemberut. "Mending lo sama gue aja lah, Seok."

Wooseok cuma mendelik.

Seungyoun cuma menahan cengirannya, karena mulutnya penuh lagi minum.

"Seok, bukannya kepo nih cuma pengen ikut campur aja-" Wooseok udah siap-siap nabok. Seungyoun cuma haha-hehe. "Lo emangnya gak ada rasa sama Jinhyuk?"

"Emangnya urusan lo?"

Seungyoun mendesis, "Ih jahat banget. Kan udah gue bilang barusan mau ikut campur."

Wooseok melengos. "Bodo amat."

"Entar beneran jadian si Jinhyuk sama si Yohan. Lo gapapa?"

Wooseok mengangkat bahunya.

Seungyoun mendecak. Menatap Wooseok dengan dramatis. "Apa lo sukanya sama gue, Seok?"

Akhirnya ditabok Wooseok juga.

"Elo kali yang bakal kenapa-kenapa?"

"Ah, enggaak~" jawab Seungyoun dengan santai, habis itu cuma diam.

Wooseok jadi ikut diam melirik Seungyoun.
















[bonnie & clyde]

© patootties

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃


Maaf aku lagi kangen kak jinhyuk :(

bonnie & clyde // younhanWhere stories live. Discover now