▶ 102

1.2K 354 84
                                    

[bonnieclyde]

Act 07. ▶ 102




















"Si anjing!" Umpat Yohan tepat di depan muka Seungyoun setelah mendapati cengiran lebar itu di depan pintu kamarnya.

Seungyoun lagi-lagi ngelompatin balkonnya tengah malem.

Seungyoun mendesis, "Jangan kurang ajar, gue abang lo!"

Diperingatin kayak begitu malah bikin Yohan tambah kesel. Rasanya mau dia cekek, tangannya udah terulur tapi kalah cepet sama Seungyoun yang majuin badannya, bikin Yohan langsung mundur kaget.

"Bonnie, let's go ride."

"Gue baru aja tidur, abis nenangin bayi nangis tadi." Keluh Yohan sambil menyindir Seungyoun yang tadi sore menangis di pelukannya.

"Ayo bentar doang."

Tapi meski begitu dia nurut aja waktu Seungyoun narik dia buat cepet-cepet keluar dari rumah dan segera naik mobilnya itu. Sempet ngelirik jam di hapenya yang menunjukkan pukul satu lewat dua menit dini hari.

Yohan gak inget tepatnya sejak kapan berkendara di tengah malem jadi tradisi mereka. They'd somehow coincidentally be out at exactly 1:02 AM, it was kinda like 'our thing'.

Sekitar lima blok dari perumahan mereka, ada supermarket yang buka 24 jam. Seungyoun yang memperkenalkan kebiasaan pergi kesini kalo dia udah laper, tapi warung-warung kaki lima di pinggir jalan udah pada tutup.

Yohan meski kadang kesel waktu tidurnya diganggu, seneng-seneng aja selagi Seungyoun yang bayar. Apalagi karena di waktu-waktu begini, supermarket sepi banget dan mereka nyaris bisa ngelakuin apapun tanpa terdeteksi.

Seperti bertransformasi jadi anak kecil misalnya.

Bukan hal aneh lihat Yohan yang masih pakai piyama itu duduk di dalam troli dengan senyum lebar.

Dulu Seungyoun sempet nyoba tapi kakinya langsung kram dalam waktu tiga menit, dan dia kapok. Jadi mulai saat itu tugasnya cuma mendorong sambil nyanyi-nyanyi. Melewati rak-rak berisi berbagi cemilan dengan hati yang ringan.

Dengan mudah Seungyoun ngambil sebungkus kacang madu terus dikasih ke Yohan, buat langsung dibuka dan dimakan saat itu juga.

Yohan membenarkan posisi duduknya biar bisa nyuapin Seungyoun.

"Here comes the plane, ddeungyo! Sayaaaa~"

Malu-maluin.

Padahal tadi mah misuh-misuh.

Mereka akhirnya sampe di depan mesin penyeduh. Yohan udah keluar dari troli dan sibuk nyeduh mie instan cup-nya, sementara Seungyoun nyeduh kopinya.

Sambil nunggu Yohan selese, Seungyoun pergi ke freezer dan ngambil dua pack yakult buat Yohan. Since Yohan cinta banget sama yakult.

Melihat itu, Yohan gak bisa nahan senyumannya. "Makasih kakak~" katanya sok manis.

Seungyoun cuma mendengus, meski ikut senyum juga dengernya.

Cowok itu berdiri bersandar natap Yohan yang lagi buka bumbu-bumbu mie instannya pake tangan kosong. Seungyoun bangga banget liatnya.

"Han," panggilan itu cuma dibalas deheman sama Yohan. "Kalo merah tua sama merah muda tuh emangnya beda umurnya berapa tahun sih?"

Mulai lagi....

"Gak ngurus gue kan bukan emaknya." Balas Yohan.

Seungyoun manggut-manggut "Kalo gede mereka mau jadi apa ya kira-kira?"

"Kok gue tahan ya temenan sama lo?" Yohan membereskan sampahnya sebelum beranjak ke tempat kasir.

Seungyoun menyusul sambil merangkul bahu Yohan, "Soalnya lo sayang sama gue."














Sepanjang perjalanan pulang mereka cuma nyanyi-nyanyi ikutin lagu-lagu yang diputer di playlist hape Yohan yang dikasih nama BC-102.

Isinya lagu-lagu yang dia dan Seungyoun hapal. Mereka dulu sempet berantem soalnya kadang Seungyoun muter lagu yang sama berulang-ulang sampe Yohan muak dengernya. Sementara Yohan muter lagu yang gak dihapal Seungyoun, jadi dia gak bisa ikutan nyanyi.

Jadi 102 adalah playlist yang isinya udah disetujui oleh kedua belah pihak.

Yohan sesekali nyuapin Seungyoun mie instannya. Sampai dimana mereka ngelewatin polisi tidur dan Yohan oleng, kuah mie nya tumpah ke paha Seungyoun.

"PANAS ANJING!!" umpat Seungyoun sambil ngusapin pahanya dengan tissue.

Sedangkan Yohan ketawa ngakak aja. Gak ada raut khawatir apalagi rasa bersalah di mukanya.

Seungyoun meringis sebelum sebelah tangannya menarik leher Yohan mendekat ke arahnya.

"JANGAN DICEKEK!" Pekik Yohan sambil mukulin tangan Seungyoun yang miting lehernya.

Seungyoun nya malah sibuk ciumin kepala Yohan dan gesekkin hidungnya disana.

HAHAHA PUNTEN TEMAN MACAM APA???????

Setelah dilepaskan, mereka diem-dieman. Cuma lagunya Matthew Healey yang kedengeran.

Begini nih yang Yohan gak suka dari Seungyoun. Impulsif dan seenaknya. Kadang dia bertanya-tanya sebenernya gimana sih cara Seungyoun liat Yohan tuh? Apa dia pikir Yohan ini selamanya bayi yang bisa di begini dan begituin?

Yohan sebenernya udah biasa, serius. Seungyoun dari dulu juga begini.

Bohong, kalau dia sama sekali gak kepikiran tiap kali orang-orang ngeledekin hubungan persahabatannya sama Seungyoun. Jadi belakangan Yohan kadang-kadang mikir aja gitu. Dikit.

Sementara Seungyoun mulai membuka kaca kabinnya lebar-lebar dan nyalain rokoknya. Beberapa kali noleh ke samping, dimana Yohan duduk bersila sambil sedotin yakultnya.

Sekarang dia udah pake hoodie oren yang tadi dipake Seungyoun. Tapi ngeluh dingin dan maksa yang punya buat lepasin hoodie-nya biar dia pake.

Yohan sendiri natap jalanan yang gelap dan kosong, dengan samar-samar hidungnya menghirup wangi musk, mint serta asap rokok yang menguar dari hoodie milik Seungyoun.

Yohan ikut bersenandung pelan.

"But on this shirt, i found your smell. I just sat here for ages contemplating what to do with myself~"

Seungyoun sekali lagi menoleh pada Yohan.

"Han, gue nginep kamar lo lagi ya?"










[bonnie & clyde]

© patootties

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃


Harusnya disini udah mulai masuk ombaknya tapi sedih juga ternyata :(

bonnie & clyde // younhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang