🌚DTYH : First Love

2.9K 537 30
                                    

Rangkulan Jisung di bahu Chenle terlepas ketika sang kakak menghampiri mereka. Jaemin, di tangannya ada plastik berwarna putih dan di wajahnya ada secercah kegelisahan.

"Jaemin hyung? Kau sakit?" tanya Chenle sambil bangkit berdiri untuk menghampiri pemuda manis itu. Jaemin tersenyum dengan bibir yang sedikit bergetar ketika memberi tahu bahwa dirinya tidak apa-apa.

"Kucari kau ke mana-mana." kata Jaemin pada adiknya.

"Maaf. Aku sedikit lapar."

Jaemin tertawa kecil, "Entah perutmu atau hatimu yang lapar, aku tidak tahu. Yang kutahu kau malah bertemu dengan Chenle, bukan makan untuk mengenyangkan perutmu."

"Aku sudah makan tadi dan aku tidak tahu menahu soal Chenle. Mungkin malaikat baik mengirimkannya untukku sehingga kami bisa bertemu di kantin."

Chenle tersenyum geli ketika membayangkan bahwa malaikat baik itu adalah Wong Yukhei karena pria itulah yang membawanya kemari.

Jaemin bergidik mendengar ucapan adiknya, "Maafkan adikku, Chenle. Ia memang agak sinting."

"Tentu. Sinting terbaik yang ada di dunia." jawab Chenle sambil tersenyum sopan.

Jisung membuat tanda love dengan ibu jari dan telunjuknya, lalu menyentuhkannya ke dahi Chenle, "Aku pulang dulu."

"Ya, kami pulang dulu. Terima kasih sudah menemani Jisung." Jaemin tersenyum. Chenle juga.

"Hati-hati." Chenle menatap kedua punggung yang perlahan menghilang dari pandangannya. Langit perlahan berubah menjadi lebih teduh dan hal itu membuat senyuman terukir di bibir Chenle sebelum ia masuk kembali ke dalam gedung biru di mana sang kekasih sibuk mencari dirinya.

💓

"Jadi, kau masih ingin berenang?" Jaemin menatap sang adik yang duduk di bangku pengemudi. Adiknya itu mengangguk dan Jaemin menghela nafasnya, "Kau keras kepala."

Jisung mulai melajukan mobilnya, "Aku tahu."

"Berapa kali kau pingsan dalam seminggu ini?" tanya Jaemin, tetapi tidak mendapatkan jawaban, "Perlu kuulangi pertanyaanku?"

"Dua kali di sekolah dan kuharap kau tidak membahas itu sekarang."

"Kau selalu mengatakan agar aku tidak membahasnya, tetapi ketahuilah bahwa itu adalah bentuk kekhawatiran atas dasar rasa peduliku padamu." Jaemin mengalihkan pandangannya ke jendela.

"Jangan marah." ujar Jisung dengan tatapan kosong yang membuat Jaemin merasa agak iba.

"Tentang Chenle, bagaimana perasaanmu terhadapnya?"

Jisung tersenyum kecil, "Ia cinta pertamaku, kurasa."

"Dari mana kau mengetahuinya?"

"Mengapa kau tiba-tiba bertanya seperti ini?"

"Jawab saja."

"Saat aku meletakkan kepalaku di atas bantal setiap malam, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selain memikirkan dirinya. Memang terdengar berlebihan, tetapi begitulah kenyataannya."

"Manis."

"Ialah satu-satunya hal di dunia ini yang bisa membuat jantungku berdetak lebih cepat, walaupun sedikit."

Dan Jaemin tahu bahwa itu adalah kata-kata paling tulus yang pernah ia dengar dari mulut adiknya.

💓

Dahi Wong Yukhei tampak berkerut tidak suka melihat kekasihnya yang baru nampak. Chenle menatap Yukhei dengan tatapan seolah ia tidak tahu apa-apa. Jemarinya menggenggan tali tas selempangnya karena ia tahu bahwa setelah ini Yukhei akan menarik tangannya dan itu memang benar.

"Jangan tarik."

Yukhei melepaskan cengkeramannya, "Aku tidak akan datang karena kau bersikap seolah kau tidak datang hari ini. Kau melarikan diri."

"Terserah padamu."

"Terserah padaku? Ya, aku tidak akan datang." Yukhei berjalan mendahului Chenle.

"Terserah." ucap Chenle sekali lagi. Ia berbalik pergi menuju pangkalan taksi, tetapi Yukhei tentu saja tidak akan membiarkannya pulang sendiri walaupun mereka sedang terlibat dalam sebuah perdebatan. Chenle tidak tahu apakah sikap Yukhei itu baik atau buruk karena jujur saja ia benar-benar ingin sendiri saat ini.

💓

🦄nanapoo

[✓] nadir | jichenWhere stories live. Discover now