Part 4

1.3K 129 17
                                    

"Ah nona, kau sudah-- eh!" Belum menyelesaikan kalimatnya, kyungsoo sudah ditarik masuk ke mobil oleh nayeon.

Mobil pun jalan saat nayeon dan kyungsoo sudah masuk ke dalam. Lagi lagi suasana di dalam mobil menjadi hening, sama seperti saat mereka berangkat sekolah tadi pagi. Nayeon terus berdiam sambil memandang keluar jendela, dia masih memikirkan dare yang tadi diucapkan oleh sohyun.

Flashback

"Sepertinya akan seru jika... melihatmu berkencan dengan pelayanmu itu" sohyun menatap kyungsoo yang sedang menunggu nayeon di samping mobilnya, tersenyum memperhatikan gerak gerik kyungsoo.

"Kau gila? Aku sudah mengatakan jangan bawa teman temanku ke dalam permainan kita... bukankah itu kesepakatan kita?" Nayeon meninggikan suaranya, membuat sohyun kembali menatapnya dan mengabaikan kyungsoo.

"Teman? Apa kyungsoo temanmu?" Nayeon terdiam. Benar, kyungsoo bukanlah temannya bahkan tak pantas menjadi temannya, tapi dia tidak ingin membuat kyungsoo terluka karena permainan ini. "Bukankah dia hanya pelayanmu?" Nayeon mengepalkan tangannya, entah kenapa dia merasa kesal dengan perkataan sohyun. Mungkin karena dia sebenarnya sudah menganggap kyungsoo lebih dari seorang pelayan.

"Tidak bisakah kau mengganti dare itu? Aku rasa itu terlalu sulit" nayeon menenangkan dirinya, berusaha mendapatkan keringanan dari gadis yang berdiri dihadapannya sekarang.

"Itu--"

"Jebal" sohyun terdiam, masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari nayeon. "Bukankah aku tidak pernah memohon seperti ini? Ini hal yang langka" nayeon menunjukkan wajah ramahnya, dia tidak ingin menatap sohyun dengan penuh kebencian, tidak untuk saat ini.

"Haha" sohyun tertawa tertahan, menatap nayeon dengan penuh pertanyaan. "Kau memohon untuk... seorang pelayan? Wah daebak" sohyun menatap ke berbagai arah, kembali mencerna perkataan nayeon.

Nayeon tak bergerak, dia tak menunjukkan reaksi apapun. Saat ini nayeon hanya terus menatap sohyun seakan menantikan keringanan dari gadis itu. Sohyun sadar arti dari tatapan nayeon, dia tau jika nayeon benar benar ingin serius saat ini.

"Baiklah... akan aku berikan keringanan" hampir saja senyum nayeon merekah. "Darenya tidak akan diganti" senyumnya kembali memudar, dimana letak keringanannya? "Jangka waktunya yang akan diperpanjang, eotteohkeoh?" Nayeon terdiam. Sebenarnya ini juga termasuk keringanan, tapi bukan ini yang nayeon inginkan. "Waktumu satu bulan" nayeon ingin sekali meminta lagi, namun hal itu mustahil. Bisa saja sohyun malah membatalkan keringanannya. "Jika kau gagal... maka..." sohyun berjalan ke ujung atap, kembali memandang kyungsoo dari atas. "Aku akan membeli kyungsoo, eotteohkeoh?" Nayeon membulatkan matanya, dia benar benar terkejut dengan perkataan sohyun. "Setuju! Aku pergi ne, yeodongsaeng" sohyun berbisik pada nayeon sebelum berjalan meninggalkan nayeon sendirian di atap itu.

Nayeon berjalan ke ujung atap, menatap kyungsoo yang sedang menunggunya di bawah sana. Tiba tiba saja air matanya terjatuh, karena dia lah penderitaan kyungsoo tidak ada habisnya.

"Kyungsoo-ya... mianhae... jeongmal mianhae"

Flashback off.

Nayeon terkejut saat kyungsoo tiba tiba memakaikannya earphone, tersenyum ke arah nayeon seakan semuanya akan baik baik saja.

"Mungkin musik akan membuatmu merasa lebih baik, nona" nayeon hanya terdiam, bagaimana bisa sohyun inginmenyakiti orang tidak bersalah seperti kyungsoo?

Nayeon mengulum senyumnya, menjatuhkan kepalanya ke pundak kyungsoo untuk menenangkan dirinya. Kyungsoo terkesiap menahan kepala nayeon, menggeser tubuhnya mendekat dengan nayeon agar nonanya itu merasa nyaman.

Dare✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt