Part 17.

828 81 12
                                    

Kyungsoo sudah terbaring lemah di tanah. Wajahnya memar, dari hidung dan ujung bibirnya keluar darah segar, sudah dipastikan juga jika perutnya memar. Kyungsoo benar benar tidak sanggup untuk berdiri lagi, bahkan dia merasa kesulitan untuk bernafas. Irene berdiri, berjalan mendekati kyungsoo yang terlihat sangat lemah itu. Kyungsoo yang melihat irene menuju ke arahnya, memaksakan diri untuk bangkit.

"Wah kau kuat juga ya" irene bersmirk, seakan meremehkan kyungsoo yang sudah setengah berdiri itu.

"Noona... ughh" suara kyungsoo lirih, dengan susah payah kyungsoo melangkah mendekati irene yang 3 langkah di depannya. "Wae?" Kyungsoo masih melangkah meski berkali kali jatuh. "Kenapa kau sangat membenciku?" Irene tertawa mendengar pertanyaan kyungsoo.

"Selain bodoh, kau juga tuli ya" irene lah yang mendekatkan dirinya pada kyungsoo. "Bukankah aku sudah mengatakannya? Aku membencimu karena kau membunuh eomma!!" Irene berteriak tepat di depan wajah kyungsoo. Tak lama kemudian, kyungsoo tersenyum. Halbitu tentu membuat irene terkejut.

"Kau... sangat membenciku uggh... tapi aku tidak" kyungsoo memegangi perutnya. Kini tatapannya beralih pada wajah irene seraya tersenyum pada kakaknya itu. "Aku sangat menyayangimu... bahkan melebihi diriku sendiri" tangan kyungsoo terangkat, menyentuh pipi mulus irene. Irene tak berkutip, dia hanya diam menatap kyungsoo yang tengah tersenyum lemah kepadanya. "Aku hidup untuk kalian... untuk appa... untukmu... untuk kita... aku selalu berusaha agar bisa membuat kalian bahagia... itu karena... aku sangat menyayangi kalian" air mata kyungsoo kembali mengalir. Namun hal itu tidak meluluhkan hati irene.

Irene menghempas tangan kyungsoo dari pipinya, lalu...

Jleeebb!

Irene menusuk perut kyungsoo menggunakan sebuah pisau.

"Ughh ukh" kyungsoo terdiam, merasakan pisau yang tertancap di perutnya.

"Meskipun kau mengatakan kau sangat menyayangiku, aku tidak akan peduli" dengan sadisnya irene membisikkan kata kata itu tepat di telinga kyungsoo.

"YAK!!" Teriakan itu menggelegar sepanjang gang, terlihat laki laki jangkung di ujung gang tenfah berdiri. Beberapa orang berlari mendekati kyungsoo dan irene.

Irene langsung mencabut pisau dari perut kyungsoo, berusaha lari dari sisi gang yang lain. Namun usahanya sia sia, gang itu sudah dikepung oleh member exo. Member exo berhasil menangkap irene, namun 2 pria yang memukuli kyungsoo yidak berhasil mereka tangkap. Member twice yang lain bergegas menghampiri kyungsoo, terlebih nayeon yang saat ini sudah memeluk kyungsoo.

"Lepaskan aku brengsek!!" Irene berusaha melepaskan diri dari kai, namun selalu gagal.

"Kyungsoo!" Nayeon menahan tubuh kyungsoo yang hampir jatuh ke depan.

"Bunny ugh... pe-perutku" kyungsoo membuka tangannya yang memegangi perutnya, darah yang keluar dari perut kyungsoo begitu banyak.

"Aigoo! Kita harus bawa kyungsoo ke rumah sakit!! Palli!" Chaeyoung berteriak, membuat semua fokus member exo beralih pada kyungsoo.

Mereka pun segera membopong kyungsoo ke mobil, tak lupa untuk tetap membawa irene.

~Dare~

Nayeon terus menangis sambil menunggu dokter keluar dari ruang UGD. Kyungsoo sudah tak sadarkan diri sejak berada di mobil. Dengan kondisinya yang sakit, dipukuli, lalu ditikam, tentu saja kyungsoo dalam keadaan yang serius.

"Bagaimana jika hiks... kyungsoo hiks"

"Sssttt jangan katakan itu nayeon... percayalah, kyungsoo pasti bisa melewati semua ini" dahyun meletakkan kepala nayeon di pundaknya, mengusap lembut rambut nayeon. Sebagai sahabatnya, tentu saja dahyun merasa sedih melihat nayeon seperti ini.

Dare✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang