Emotional Torque

174 31 34
                                    

"The overriding goal of all storytelling is to get a reaction from the audience — a laugh, a tear, a desire to change, or maybe a desire to kill the storyteller." (Tv Tropes)


Pernah penasaran nggak sih, kenapa orang mau baca cerita yang bikin mereka sedih, marah, atau takut? Katanya hidup udah berat, tapi kenapa ya ada jenis cerita yang bikin kepala kita tambah berat? Kenapa enggak semuanya aja dibikin gembira, heartwarming, happy ending?

Karena tujuan cerita bukan bikin pembaca merasa senang, tetapi bikin pembaca merasa. Cerita yang gagal bukan cerita yang nggak bisa bikin pembaca, "Wah, setelah membaca ini, aku jadi bahagia sekali". Namun, cerita yang gagal adalah cerita yang bikin pembaca tidak merasakan apa-apa. Mana yang lebih menyedihkan, cerita yang banyak vote dan komentar walaupun komentarnya rata-rata jelek, atau cerita yang udah lama mengudara di wattpad tapi enggak ada vote dan komentarnya sama sekali?

Oke, mungkin enggak adil memakai cerita wattpad sebagai perbandingan karena cerita di sini banyak dipengaruhi popularitas pengarang juga. Mungkin yang enggak ada vomment-nya itu kualitasnya baik, cuma kurang terekspos aja. Kita nggak perlu memperdebatkan itu lagi karena topik itu sudah diangkat di bab Quality vs Popularity. Poinku adalah, saat ceritamu memunculkan reaksi emosional dari pembaca (entah itu gembira, baper, sedih, takut, kagum, dsb), berarti ceritamu sukses. Ya, meskipun pembaca jadi pengen miara monyet buat nggelitikin kamu sampai wafat.

Cerita, seperti halnya karya seni yang lain, dapat menjadi pelampiasan emosi bagi penikmatnya. Kalau lagi patah hati, orang suka nyetel lagu Didi Kempot, misalnya. Begitu pula dengan cerita tragedi atau angst yang digandrungi para sad boys, sad girls, dan sobat-sobat ambyar di luar sana. Orang kan baca cerita karena dua hal: sebagai pelarian/escapism, atau sebagai emotional torque, yakni untuk mencari sesuatu yang bisa mewakili perasaannya pada saat itu (istilah kerennya, katarsis).

Karena emotional torque, pembaca bisa mengabaikan semua inkonsistensi dan meningkatkan batas suspension of disbelief. Kalau udah baper, orang enggak peduli kalau ternyata fakta dan sejarah di cerita itu salah. Eh, tapi jangan memakai ini untuk alasan buat malas riset. Riset tetap penting gaes. Kecuali kamu yakin kalau ceritamu bisa menyihir pembaca hanya lewat diksi (btw, bikin diksi yang bagus juga perlu riset lho).

Bikin pembaca nge-feel memang susah-susah gampang. Mungkin banyak susahnya daripada gampangnya. Kadang feeling yang mereka rasakan ada, tapi berbeda dari yang kita harapkan. Cara terpopuler untuk melakukannya adalah dengan (surprise) show, don't tell. Misal kalau mau bikin penjahat ya harus ditunjukkan dengan tokoh itu berbuat jahat. Kalau semua tokoh bilang si A bad boy padahal kenakalan yang dia buat cuma pernah nyontek sekali, perlu dipertanyakan definisi good boy menurut si pengarang kayak gimana. (Apa kayak malaikat, gitu? Yang nggak pernah berbuat salah? Maaf, itu bukan manusia, tapi Mary Sue)

Terkadang, pengarang bisa aja mengorbankan logika demi memunculkan emosi yang diharapkan. Bagi mereka yang skeptis, hantu itu enggak bisa dibuktikan sains, tapi kadang orang suka cerita hantu meski mereka nggak percaya hantu. Mana mungkin ada api unggun di bawah laut, tapi itu lucu sih, jadi ya biarin aja. Eh, itu kok mau ketabrak bukannya lari malah teriak? Kan ceritanya biar dramatis gitu (walaupun sekarang jatohnya jadi cringe sih, bukan dramatis lagi).

 Saat emotional torque di suatu cerita gagal menjalankan tugasnya, ada beberapa hal yang mungkin terjadi. Cerita yang harusnya horor malah jadi humor, cerita yang dramatis jadi sasaran komentar sarkastis, cerita komedi malah jadi memedi, atau yang terburuk, yakni delapan kata mematikan,

"I don't care what happens to these people."


Dan seketika aku pun merenung.

Biasanya, pada momen apa kalian merasa pengen nyantet pengarang cerita yang kalian baca?


Sumber:

https://www.azquotes.com/picture-quotes/quote-a-tragedy-is-the-imitation-of-an-action-that-is-serious-and-also-as-having-magnitude-aristotle-67-83-57.jpg

https://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Main/EightDeadlyWords

https://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Main/EmotionalTorque

The Absurd Art of WritingWhere stories live. Discover now