2

70K 1.9K 20
                                    

Tersenyumlah untuk Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan.

Keyra menyapu tatapannya ke setiap sudut cafe, mencari sosok Ragas. Tepat di meja sudut cafe, pria itu duduk menunggu sambil sesekali meminum moccacino di hadapannya.

Wanita itu pun menghampiri Ragas dan menyapanya.

"Udah lama nunggu?" sapa Keyra.

Ragas tersenyum melihan Keyra yang sudah duduk dikursi di hadapannya sambil memanggil waiters untuk memesan sesuatu.

"Cappucino 1 iya," pesannya saat sang waiters sudah berdiri di sampingnya.

"Ada lagi tambahannya?" tanyanya.

"Itu aja dulu," sahut Keyra.

Setelah waiters itu pergi, Keyra kembali melihat ke arah Ragas yang sedang menyesap moccacino nya.

"Sehat?" tanya Keyra membuka pembicaraan.

Ragas tersenyum. "Alhamdulillah sehat, maaf saya baru menghubungi lagi setelah pertemuan kita waktu itu, saya sibuk sama pekerjaan dikantor," ucap Ragas.

Keyra menggelengkan kepalanya sambil terkekeh,

"Gak apa apa ko, lagian aku ga terlalu berharap apapun dari kencan buta kita. Seperti kencan buta aku sebelum-sebelumnya. Karena aku masih belum bisa membuka hati untuk pria manapun."

Mendengar ucapan Keyra membuat raut wajah Ragas berubah serius. Entah apa yang dipikirkan pria itu, tiba-tiba ia menatap Keyra dalam-dalam. "Menikahlah denganku!"

Pernyataan Ragas spontan membuat mata Keyra membelalak. Siapa sangka teman kencan butanya yang baru saja ditemuinya 2x itu mengajaknya menikah tanpa pendekatan dan tahu asal usulnya bagaimana.

"Hah? M-menikah? Gila kamu ya! ketemu aja baru dua kali, lo udah ajak nikah." ketus Keyra seraya menatap tajam pada Ragas.

"Saya serius Key, bukan main-main." jawab Ragas berusaha menenangkan.

"Pernikahan itu bukan buat main-main Ragas! pernikahan itu sakral, aku gak mau terburu buru dalam mengambil keputusan untuk menikah, menikah itu untuk masa depan, sekali seumur hidup. Dan..." Keyra menggantung kata-katanya lalu menarik nafas dalam-dalam.

"Aku masih belum bisa membuka hati untuk pria manapun." Lanjutnya lirih.

"Saya tahu Key, ini mendadak. Tapi saya punya alasan kenapa saya berani mengajak kamu menikah. Untuk perasaan, seberjalannya saja. Saya tidak akan memaksa kamu untuk mencintai saya," sahut Ragas.

Pembicaraan mereka terhenti ketika seorang waiters datang membawakan pesanan Keyra. Setelah waiters pergi, Ragas melanjutkan.

"Key, saya tahu kamu pasti terkejut dengan ajakan saya ini, tapi saya mohon sama kamu untuk dipikirkan dulu. Saya tidak akan membuat kamu berhenti bekerja setelah kita menikah, dan saya akan menghormati segala privasi kamu. Jadi saya mohon sekali lagi tolong pertimbangkan ajakan saya ini." Pinta Ragas sedikit memohon.

Setelah selesai mengatakan itu, ponsel Ragas bergetar, dia membaca pesan whatsapp yang masuk dan bergegas pamit pada Keyra karena ada suatu hal yang penting yang harus diselesaikan segera.

"Saya akan tunggu jawaban dari kamu Key. "

Ragas melirik jam ditangannya lalu berpamitan.

"Saya pamit sekarang, ada urusan yang harus diselesaikan. gak apa-apa kan saya duluan?" tanya Ragas sambil menatap wajah Keyra yang masih tertegun terkejut.

Keyra mengangguk pelan. Tanpa menunggu apa-apa lagi, Ragas segera pergi meninggalkan cafe dengan sedikit berlari kecil.

***

Wanita itu berjalan di sebuah halaman yang didalamnya berdiri sebuah bangunan lima tingkat yang terdapat ratusan kamar untuk para penyewa disana. Salah satu dari ratusan kamar tersebut adalah tempat tinggal Keyra. Ia melangkahkan kakinya dengan lunglai seraya menaiki satu per satu anak tangga menuju kamarnya. Entah kenapa rasanya hari ini sangat melelahkan.

Keyra melemparkan tas kecilnya ke atas meja dan merebahkan tubuhnya di atas kasur seraya memejamkan mata. Tiba-tiba ponselnya bergetar. Dia meraih ponselnya dengan enggan, lalu membuka pesannya.

Ragas : Saya minta maaf karna membuat kamu terkejut. Tetapi, tolong beri saya jawaban pasti. Saya tunggu."

Setelah membaca whatsapp dari Ragas, Keyra tidak membalasnya dan melemparkan ponselnya ke tempat tidurnya lagi. Lalu dia berdiri.

Mending gue mandi biar otak gue ga berasap. Batin Keyra dan berlalu pergi memasuki kamar mandi.

***

Hari berganti hari, jam berganti jam, menit berganti menit dan detik berganti detik. Tanpa terasa, sudah enam hari berlalu sejak Ragas mengajaknya menikah, dan sudah enam hari juga pesan-pesan Ragas diabaikan oleh Keyra. Selama enam hari, perasaan Keyra saling beradu dalam dirinya, memberi berbagai penolakan.

Dia belum bisa memberi tahu siapapun bahkan Melin dan Rico pun tidak tahu mengenai Ragas yang mengajaknya menikahsecara tiba-tiba.Dikantor pun Keyra nampak lesu dan tak bersemangat. Untung saja pekerjaan bulanannya selesai dan di awal bulan memang tidak begitu sibuk.

"Gila lo Key, kaya mayat hidup tau gak?" sindir Jihan teman satu kantornya.

"iya Key, udah enam hari ini semenjak lo balik kencan buta itu, lo berubah jadi mayat hidup. Liat deh mata lo udh lebih-lebih dari mata panda Key," sambung Sarah menyindir.

Keyra tak menjawab apa-apa, dia hanya terdiam sambil menatap layar ponselnya yang disana terpampang notif dari aplikasi whatsapp.

Ragas : Apa kamu sudah mendapat jawabannya?

Lama Keyra berfikir lalu memantapkan hati untuk membalas whatsapp dari Ragas.

Me : Baiklah, aku terima tawaran kamu, dengan beberapa syarat yang harus kita buat dan kita sah kan.

~~~

TBC ...

Jangan pelit vote dan komennya iah..

Terima kasih. ^-^

My Husband  My Ceo (Proses PENERBITAN)Where stories live. Discover now