4

55.1K 1.6K 12
                                    

Jangan kau membuatnya melayang jika akhirnya kau membuatnya terjatuh.

Mata Keyra masih terus menatap ke arah Ragas yang sudah duduk di kursinya bersama dengan dewan direksi dan pemegang saham di perusahaan tempatnya bekerja. Bahkan, Keyra sama sekali tak menghiraukan teman-temannya yang sedang meracau.

"Amazing, daebak, luar biasa. Setampan dan seberkharisma itu Big boss baru kita." gumam Sarah menatap lekat-lekat ke arah Ragas.

"Gue cowok normal, tapi entah kenapa gue terpesona sama big boss kita." Tambah Willy.

Keyra hanya mengerutkan keningnya masih tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Dia meyakinkan bahwa penglihatannya salah, tetapi semakin Keyra menatap Big boss nya semakin Keyra tidak mau meyakini bahwa benar dia adalah Ragas.

"Selamat Pagi semuanya." Ucap Ragas seraya Berdiri dari tempat duduknya.

Matanya menyisir seluruh isi ruangan, melihat satu persatu orang-orang didalam ruangan itu.

"Perkenalkan, Saya Ragasa Putra Dekarsa. CEO Baru pengganti Almarhum ayah saya, Alvian Dekarsa." Lanjutnya sambil membungkukj memberi salam.

Kembali pandangan mereka berdua bertemu, dan seutas senyum tipis tersetak disalah satu sudut bibirnya.

Kenapa gue gak sadar nama belakangnya sama dengan nama perusahaan gue sih? Tanya batin Keyra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya frustasi.

***

Seluruh Dewan direksi dan para pemegang saham satu persatu keluar dari aula rapat. Kini tinggal para kepala masing-masing divisi dan perwakilan beberapa karyawan dari masing-masing divisi berkumpul.

"Bisa saya minta hasil laporan kinerja kerja tiap masing-masing divisi selama tiga tahun kebelakang?" tanya Ragas tegas dan lebih terdengar dingin.

Wahyu menatap Keyra yang masih berjibaku dengan pikirannya, lalu menyikut tangan Keyra. Setelah kembali dari pikirannya, Keyra dengan cepat mengambil berkas yang ada di atas mejanya dan segera dia serahkan ke Ragas yang ada di lingkaran meja paling bawah mengikuti para wakil dari divisi lain yang juga sedang menaruh berkas mereka masing-masing.

Jangan ditanya bagaimana perasaan Keyra saat ini, dia masih benar-benar terkejut dan masih belum bisa menerima kenyataannya. Tangannya bergetar saat menyerahkan berkas yang sudah ia susun selama seminggu terakhir ini.

Keyra tidak berani menatap mata Ragas yang sedari tadi memperhatikan dirinya. Tiba-tiba saja berkasnya terjatuh dan berhambur di bawah kaki Ragas. Wanita itu segera merapihkan berkasnya bersamaan dengan Ragas.

"Maaf membuatmu terkejut, akupun sama terkejutnya denganmu Key." bisik Ragas.

Untuk sesaat iris mereka saling bertemu. Menyadari mimik wajah Keyra yang masih terkejut dan gelagatnya yang masih kebingungan, Ragas kembali berbisik,

"Kita bicarakan dirumah nanti." Yang dijawab dengan anggukan pelan oleh Keyra.

***

Ragas sudah kembali ke ruangannya yang berada di lantai lima belas gedung Dekarsa Corp. Pria itu memanggil asistennya sekaligus sahabat lamanya yang sedari tadi mengikutinya hingga ke ruangannya.

"Sen, kok lo gak ngasih tau gue kalau Adeera kerja di perusahaan gue?" tanya Ragas pada Asistennya.

Yah Asisten yang merangkap sahabat lamanya Ragas itu tahu jika Ragas baru saja menikahi Keyra kemarin.

"Gue aja baru tau tadi pagi pas lo lagi meeting sama para dewan direksi." Jawab Sendi sambil menyerahkan cv saat Keyra dulu melamar ke perusahaannya.

Ragas menatap kertas di hadapannya, membaca kata demi kata isi dari cv Keyra.

Ketika di kolom Lainnya, Ragas mengerutkan keningnya lalu bergumam,

"Dia masih takut pada api besar, ruang sempit dan gelap."

"Serius?" timpal Sendi.

"Iya, secara alami dari dalam dirinya masih menolak untuk melupakan traumanya saat itu." Lanjut Ragas.

"Dan lo yang dengan tiba-tiba pergi ninggalin Keyra dalam keadaan down tanpa memberi kabar sedikitpun sama dia menambah traumanya." balas Sendi.

"Iya, itu adalah kesalahan terbesar gue yang bikin gue menyesal sampai detik ini Sen." Lirih Ragas dengan pandangan menerawang.

***

Seperti biasanya, divisi Administrasi dan Keuangan disibukkan dengan laporan pendapatan dari tiap anak cabang Dekarsa Corp. Mengecek satu persatu laporan yang dikirim dan memeriksa kembali seluruhnya.

Tapi pikiran Keyra masih dipenuhi pertanyaan-pertanyaan mengenai pria yang dinikahinya kemarin. Masih belum dapat ia percaya bahwa pria yang di nikahinya kemarin itu adalah pemilik dari perusahaan tempatnya bekerja.

Apa yang harus gue katakan saat ketemu sama dia nanti dirumah? Tanya batin Keyra.

Keyra mengacak-ngacak rambutnya frustasi hingga tak sadar kubikelnya diketuk oleh Wahyu yang berdiri didepannya.

"Keyra Adeera!" panggilnya. Wahyu kembali mengetuk kubikelnya.

"Keyra Adeera!" panggilnya lagi penuh penekanan disetiap katanya. dan masih Keyra hiraukan.

Dan saat panggilan yang ke tiga kalinya, Keyra baru menyadari jika Wahyu berada dihadapannya dengan wajah kesal.

"Pikiran kamu kemana sih Key? ini masih jam kerja loh dan kamu malah sibuk sama pikiran kamu. Saya gak mau tau iya, laporan anak cabang di malaysia harus sudah saya terima setelah makan siang." Ketus Wahyu sambil pergi meninggalkan kubikel Keyra.

Sarah yang kubikelnya tepat di samping Keyra langsung menggeser kursinya mendekati Keyra yang sedang terlihat frustasi.

"Lo ada apa sih Key mikir sampe sebegitunya?"

"Gue gak nemuin jawaban apapun dari pikiran gue Sar, hanya ratusan pertanyaan tanpa ada jawabannya." jawab Keyra sambil menundukkan kepalanya dan menjatuhkannya ke atas meja.

Sarah menoleh pada Jihan yang mengedikkan bahu tanda tak tahu.

"Beresin laporan lo sebelum Pak Wahyu bener-bener murka sama lo." peringat Sarah sembari kembali ke kubikelnya.

Keyra menarik nafas dalam-dalam lalu membuang semua pikirannya yang mengganggu dan mengembalikan pikirannya pada pekerjaan yang menanti di hadapannya.

Dia kembali membuka komputernya, lalu memeriksa kembali beberapa laporan pendapatan yang sudah dia terima,

"Fokus Key fokus." gumamnya pada dirinya sendiri tetapi semuanya gagal saat Keyra melihat Ragas berjalan masuk ke ruangannya bersama dengan asistennya.

Wanita itu kembali dikejutkan dengan adanya Sendi, orang yang dahulu sempat berteman baik dengannya.

"Sendi?" gumamnya bahkan tak dapat didengar oleh siapapum.

Kejutan apalagi ini??? Tanyanya dalam hati.

Kedua pria itu menoleh menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi. Sedangkan semua karyawan disana berdiri dan membungkuk memberi hormat. Keyra yang kembali bergelut dengan pikirannya memejamkan matanya sesaat dan mengusap wajahnya dengan frustasi.

"Ah ... Tuhan, mana jawaban semua pertanyaanku?" gumamnya seraya menengadahkan kepalanya keatas, dan membuat karyawan yang melihat tingkah Keyra menahan tawanya masing-masing.

"Jawabannya masih belum lu download!" sahut Jihan.

***

To Be Continueeee......

My Husband  My Ceo (Proses PENERBITAN)Where stories live. Discover now