Hari ini adalah hari terakhir perayaan ulang tahun Jaya Group.Hari ketiga ini merupakan perayaan bagi para karyawan.Semua karyawan di undang untuk ikut merasakan kebahagiaan atas keberhasilan yang di dapat oleh perusahaan itu.
"Diba..."Aku menoleh saat ada yang memaggilku.
"Iya Den.Kenapa?".Denis berlari mendekatiku.
"Nanti malem keluar yuk".
"Boleh.Jam berapa?"
"Jam 7 aku kesana".
"Oke".
"Ohh iya kamu mau pulang?".
"Iyalah.Kan acaranya udah selesai".
"Ya udah hati-hati ya.Maaf aku nggak bisa nganterin.Masih banyak tamu di dalem".
"Iya".Denis masuk kembali ke dalam hotel.Sebelum masuk,ia menoleh kepadaku dan melambaikan tangan nya.Aku membalas apa yang Denis lakukan.
Terkadang aku bingung dengan sikapnya.Terkadang ia manis dan baik dan terkadang tiba-tiba berubah cuek dan ketus.
Aku selalu berupaya untuk berpikir positif.Mungkin dia banyak pikiran makanya sikapnya berubah-ubah.
Malam hari Denis menjemputku untuk pergi bersama.Dia berpamitan pada kedua orang tuaku.
"Om,tante.....Diba nya aku ajak pergi sebentar ya".
"Iya.Ingat pulang nya jangan malem-malem".
"Baik om".
"Denis tante titip Diba ya.Kalau dia macem-macem jewer aja telinga nya".Aku cemberut mendengar ucapan ibu tapi Denis,ibu dan ayah malah tertawa.
"Iya tante.Pasti saya akan jagain Diba sebaik mungkin".
Aku dan Denis pergi dengan tujuan yang belum tahu mau kemana.Aku hanya duduk diam dan terkadang mengobrol jika Denis mengajak ku ngobrol.
Kami berdua berdua masuk kedalam sebuah pusat perbelanjaan.Kami berjalan beriringan tanpa bergandengan tangan tak seperti biasanya.Aku ingin menggandenga nya tapi ia malah menepis nya.
"Kalian lama banget sih".
"Angel".Ucapku."Kamu disini?"
"Iyalah.Emang kenapa?Nggak boleh".
"Ehhh enggak...enggak bukan begitu".
"Aku ngajakin Angel juga.Nggak papa kan?"
"Haaa..Ohh iya.Nggak papa kok.Kan kalau bertiga lebih ramai dan juga lebih seru".Pantas saja tadi Denis tidak kaget melihat Angel.
"Ya udah yuk.Kita jalan".
Kami menjelajahi setiap store yang ada di mall ini.Angel terlihat sangat antusias.Dia selalu membeli barang di setiap store yang kami kunjungi.
"Bagus enggak baju nya?"
Angel memerlihatkan baju nya.Dia mengangkat baju nya tepat di depan wajah orang yang di tanya nya.
"Bagus"
"Kira-kira aku cantik enggak kalau pake baju ini?"
"Kamu pakai baju apa aja cantik.Lebih cantik lagi kalau enggak pakai baju".Denis mengatakan kalimat terakhirnya dengan pelan namun masih bisa ku dengar.Aku pun menoleh pada kedua nya.
"Jangan diambil hati omongan Denis.Dia emang suka aneh kalau ngomong".
"Iya Ngel".
"Iya.Aku Cuma bercanda jangan marah ya".
"Aku coba baju nya dulu ya".Angel masuk ke ruang ganti.Denis mendekatiku."Kamu nggak beli baju disini?Beli aja aku yang bayarin".
"Iya makasih".
Kami terus berkeliling mall ini.Setiap kali Angel ingin membeli sesuatu ia pasti meminta pendapat Denis dan hebatnya Angel selalu menuruti perkataan Denis.Jika Denis setuju maka akan di beli jika tidak ya tidak.Aku sampai merasa seperti obat nyamuk diantara mereka.Mereka terlalu romantic.
Kami keluar dari mall dengan beberapa paper bag di tangan masing-masing.Aku hanya membawa dua paper bag.Sedangkan Angel entah berapa paper bag yang ia bawa karena sedari tadi ia seperti orang kesetanan saat berbelanja.Ia membawa belanjaan nya di bantu oleh Denis.
Kami memutuskan untuk pulang karena hari sudah larut.
"Aku duduk di depan ya.Soalnya kalau di belakang aku takut muntah".Tanpa menunggu jawaban dari ku dia langsung membuka pintu depan dan duduk dengan nyaman di samping Denis.
Aku tak mempermasalahkan hal itu.
Di dalam mobil mereka terus mengobrol membicarakan tentang kehidupan mereka saat sedang berkuliah di luar negeri.Yang aku tahu mereka tidak satu kampus namun dari cerita yang ku dengar sepertinya mereka sering bertemu hingga memiliki banyak kenangan manis sesuai cerita yang ku dengar.
Denis mengantarkan ku lebih dahulu baru kemudian mengantar Angel.Mereka tinggal di kompleks rumah yang sama hingga aku tidak mempermasalahkan hal itu dan tak mau berburuk sangka dengan kedekatan mereka.
YOU ARE READING
Ada Kau Diantara Kita
Teen Fictionhubungan panjang yang harus kandas karena hadirnya seseorang di tengah-tengah mereka