Terpuruk

856 25 0
                                    

Semangat yang kubawa saat pergi dari rumah entah hilang kemana.Kini aku sangat lemah dan juga letih.Rasa-rasanya aku tidak sanggup untuk berdiri diatas kedua kaki ini.Hatiku sakit....saaaangat sakit.

Setelah mendengar ucapan serta alasan Denis yang tak masuk akal tadi,aku langsung berlari meninggalkan dia dan mencari taksi untuk segera pergi dari tempat itu.


"Kamu bohong kan sama aku?Jangan bercanda kayak gini dong.Aku nggak suka"

"Aku nggak lagi bercanda.Aku serius".Aku menemukan kejujuran pada mata Denis.

"Ke....kenapa?"Air mata ku sudah jatuh.Tak dapat ku bendung dan terus mengalir.

"Aku nggak coock buat kamu.Kamu terlalu sempurna untuk ku"

"Nggak ada manusia yang sempurna di dunia ini.Begitu pun aku.Aku mohon Den.Jangan putusin aku".Aku mengenggam tangan nya yang sempat terlepas karena aku kaget dengan ucapan nya yang mendadak.

"Aku nggak bisa Diba.Aku rasa kita sudah tidak cocok.Pemikiran kita berbeda.Cara pandang kita berbeda"

"Yang seperti apa?Bukan nya selama ini kita baik-baik saja.Aku pun selalu mengikuti apapun kemauan mu"

"Kamu terlalu baik"

Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi.Tadi katanya terlalu sempurna.Sekarang terlalu baik.Lalu apa lagi.Sepertinya ini hanyalah sebuah alasan darinya untuk meminta putus dari ku.

Selama di perjalanan aku terus menangis sampai-sampai sopir taksi yang kutumpangi terus berusaha menenangkan ku namun tetap saja aku masih terus menangis.

Aku turun di sebuah taman yang tak jauh dari rumahku.Aku ingin menenangkan hatiku terlebih dahulu.

Di taman aku lagi-lagi menangis.Banyak orang di sekiling taman yang melihatku.Aku tidak malu lantaran rasa malu ku tertutup oleh rasa sakit hatiku.Entah berapa lama aku menangis disini,aku teringat sesuatu.Aku melirik jam tangan yang ku kenakan.Sudah hampir jam 11 malam.Ya ampun gara-gara sakit hati aku sampai lupa orang tuaku yang pastinya akan mencemaskan ku.

Aku berjalan dengan terburu-buru menuju rumah.Dengan high heels yang ku tenteng aku setengah berlari agar cepat sampai di rumah.15 menit perjalanan dari taman,kini aku sudah sampai di pelataran rumah.Aku bersembunyi di balik pohon mangga di depan rumah ku.Ayah dan Ibu ku berdiri di depan rumah sambil terus mondar-mandir dan mengenggam hp di tangan masing-masing.

Bodoh...Itulah yang ingin aku ungkapkan pada diriku sendiri.Kenapa sakit hati bisa membuatku lupa diri.

Aku merapikan kembali rambutku yang tadi sudah kuacak-acak sendiri.Aku juga kembali mengenakan high heels.Aku menarik nafas dalam lalu kuhembuskan perlahan itu kulakukan beberapa kali.Aku berjalan mendekati mereka.

Ibu yang pertama melihatku langsung berlari mendekat dan memeluk ku.Ibu melepaskan pelukan nya dan menatapku"Kamu darimana?Kenapa jam segini baru pulang?".Melihat keduanya begitu khawatir kepadaku membuat ku merasa sangat bersalah.

"Kemana Denis?Dia nggak ngater kamu?" Aku hanya bisa meringis mendengar ayah menanyakan keberadaan Denis.

"Denis ada keperluan lain.Makanya aku pulang sendiri".Aku berbohong pada ayah dan ibu ku.

"Kenapa suara mu seperti habis menangis?"

"Enggak kok.Ini tadi karena minum minuman yang ada sodanya makanya suaranya serak kayak gini".

"Kenapa hp mu juga nggak aktif?Kamu tahu ayah dan Ibu sudah puluhan kali mencoba menelponmu, mengirim pesan kepadamu nggak ada satu pun yang kamu balas.Hp mu mana?".Ku tahu ibuku sangat khawatir kepadaku.Aku anak satu-satu nya yang mereka miliki.Tentu saja mereka akan risau saat aku tidak ada kabar.Aku mengambil ponsel ku yang ada di tas dan memberikan nya pada ibu.

Ada Kau Diantara KitaWhere stories live. Discover now