43| Ice Cream

968 34 1
                                    

Keisha turun dari mobil dengan sangat cepat meninggalkan Kaisha dengan muka keheranan. Keisha berlari agar sampai kelas, karena hari ini jadwal Keisha untuk piket kelas. Tidak tau apa yang akan terjadi sampai dia tidak piket. Pasti guru killer akan mengamuk, sudah bisa di bayangkan.

Saat sudah ada di depan kelas, ia memegang kedua lututnya, dan mengambil nafas dengan perlahan. Dirinya perlu banyak oksigen saat ini.

Baru saja ingin memegang sapu, tetapi teman piketnya sudah menyinyir tidak jelas.

"Udah tau piket, dateng siang gak tau malu banget!" sindir Septi, perempuan yang amat Keisha benci di kelas. Bagaimana Keisha tidak benci, perempuan ini super duper nyinyir jika berbicara. Penampilannya pun sudah mencerminkan perilakunya, pakaian yang serba ketat dan wajah yang sudah seperti ondel-ondel.

Keisha hanya memutar bola matanya malas, tidak peduli si Septi yang mengoceh tidak kelas. Yang terpenting Keisha melaksanakan amanatnya untuk piket. Karena di dalam kelas sudah di sapu, ia menyapu teras kelas. Sedikit sulit, karena banyak anak murid yang berlalu lalang disini.

"Hei" sapa seseorang membuat Keisha tersentak kaget.

"Kak Marvel!" kaget Keisha.

Marvel hanya terkekeh melihat Keisha yang kaget.

"Kaget tau Kak." ucap Keisha sambil memegang jantungnya, "Untung ga copot nih jantung."

"Iya udah maaf, abisnya serius banget nyapunya" ujar Marvel .

"Iya nih, biar cepet selesai."

Marvel hanya mengangguk dan mengiyakan.

"Oh iya gue sampe lupa, Pulang sekolah nanti bisa anterin gue gak?"

Keisha mengernyitkan dahinya.

"Kemana?"

"Beli baju buat anak kelas 10 lomba, soalnya baju yang tahun lalu udah kusam dan gak layak pake gitu."

Keisha mengangguk mengerti, "Boleh deh kak,"

"Oke, sampe ketemu pulang sekolah ya"

**

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Keisha langsung bergegas pergi ke tempat parkiran. Dirinya sedang menunggu Marvel. Ada yang mengganggu hatinya saat ini, yaitu Arka. Keisha belum bertemu Arka seharian ini, Keisha mencoba menelepon pun tidak bisa. Nomernya selalu tidak aktif. Keisha selalu berfikir positif, mungkin Arka sedang ada rapat osis.

Tidak lama, Marvel datang dan melambaikan tangan ke Keisha. Dengan cepat Keisha membalasnya.

"Udah lama nunggu?"tanya Marvel.

"Enggak kok Kak,"

Setelah itu, Marvel datang kembali dengan motornya. Keisha pun naik di bantu Marvel karena motornya sangat tinggi dan juga sulit.

"Keisha! Keisha! Keisha!"

Panggil dua orang ini, saat Keisha sudah melaju pergi.

"Lo si lama, udah pergi kan!" seru Gavin.

"Kok lo nyalahin gue, kan lo yang mampir ke kelasnya Aurel" balas Gilang, tidak terima karena dia disalahkan.

"Ye! Kan gue kira Keisha masih di kelas."

Mereka menatap jalan dengan nanar, bayangan Keisha pun sudah tidak terlihat lagi.

"Gimana kita jelasin ke Arka? Kalo cewek nya jalan sama cowok lain?" tanya Gavin.

"Ya jangan di kasih tau lah" cegah Gilang.

"Terus gimana, apa alesan kita kalo kita gak bawa Keisha ke Arka yang lagi sakit" ucap Gavin terlihat bingung.

Mereka berdua sedang mencari-cari alasan. Mata mereka tampak berbinar saat melihat gadis yang sedang menunggu jemputan itu.

"Kaisha!"

Saat namanya di panggil, Kaisha menoleh menemukan kedua temannya Arka yang tadi memanggilnya.

"Ada apa?" tanya sedikit bingung.

"Lo harus bantuin kita!" itu bukan sebuah kata untuk minta tolong, lebih tepatnya sebuah pemaksaan. Karena tidak mau ribet, Kaisha mengangguk dan dia berharap mereka tidak meminta yang macam-macam.

**

Keisha dan Marvel sekarang sedang berada di taman. Mereka sudah selesai berbelanja. Cukup melelahkan, dan Keisha juga sedikit tau sedikit tentang bahan-bahan pakaian berkat Marvel.

"Kak Marvel, kayanya ahli banget tentang pakaian ya?" tanya Keisha.

Marvel menoleh dan mengangguk, "Iya, karena dulu gue sering bantuin Nenek jaga butik."

"Kak Marvel tinggal sama Nenek kaka, kok gak tinggal sama orangtua Kak Marvel?" tanya Keisha lagi.

"Orang tua gue, udah gak ada jadi gue tinggal sama Nenek, hanya Nenek orang yang gue punya"

"Sorri, gue gak tau" ucap Keisha merasa tidak enak.

"Enggak apa, gue juga udah ikhlas"

"Kei?" panggil Marvel.

"Apa?"

"Boleh gue minta sesuatu?" pinta Marvel.

Keisha mengernyitkan kening nya, "Apa itu?"

"Apa boleh gue meluk lo? Alm Nyokap gue mirip lo dan gue sangat rindu dengannya, kalo gak—"

"Boleh kok kak."

Keisha memeluk Marvel, dirinya tidak enak jika menolak karena Marvel sangat rindu dengan Mamanya. Itu tidak terlalu berat untuk mengabulkannya. Sedikit lama mereka berpelukan lalu melepaskannya. Sedikit canggung antara keduanya.

"Ada ice cream " ucap Marvel dengan semringah. "Gue traktrir sebagai hadiah, lo tunggu sini"

Keisha mengangguk lalu membiarkan Marvel pergi. Keisha menatap Marvel yang sedang membeli ice cream. Dirinya berfikir, Marvel tidak terlalu buruk tetapi kenapa Keisha harus menjauhinya.

"Nih ambil" ujar Marvel yang membuyarkan lamunan Keisha.

"Oh, makasih ya"

"OMG! ice cream ini sangat enak." ucap Keisha terlalu berlebihan.

"Masa, coba gue coba"

Keisha mendekatkan ice cream nya ke Marvel bukannya ke mulut, Keisha malah mendekatkan kehidung Marvel sehingga mengenai hidung mancungnya.

"Hahhaha.... " tawa Keisha meledak melihat kagetnya Marvel karena hidungnya kotor.

"Nakal ya... " Marvel membalas dengan mencoret ice cream ke pipi Keisha. Merasa tidak terima Keisha ikut juga membalas lagi.

"Ih mukaku!" pekik Keisha melihat banyaknya ice crema di wajahnya. Bukannya merasa bersalah, Marvel malah menertawakan Keisha.

"Malah ketawa,"

"Abisnya lo lucu tau gak, eh tunggu dulu... "Marvel mengambil daun kering yang ada di rambut Keisha, "Udah beress"

"Makasih" senyum manis melekat di wajah cantik Keisha.

***

Hah! Gue merasa ini part terabsurd eh, bukannya setiap part ya? Ah bodoo yang penting gue update dan menulis yang gue bisaa, semogaa kaliann sukaaa....

KEISHA [COMPLETED]Where stories live. Discover now