78| Cacha [3]

992 50 24
                                    

"Jadi, Cacha itu lo?" tanya Keisha dengan kaget.

"Iya gue, jadi sekarang paham. Siapa upik abu sebenarnya?"

Jadi, dari tadi Keisha mendengar kisah upik abu yang tidak lain adalah kisah hidup Kaisha yang kelam.

"Apa yang manggil nama lo itu, Bunda?" tanya Keisha.

Kaisha mengangguk, "Awalnya gue heran kenapa dia manggil gue Kaisha, sedangkan saat itu nama gue Cacha"

Keisha merasa iba pada Kaisha, ternyata hidupnya dulu penuh dengan luka.

"Kai gue prihatin sama—"

"Cih! Gue gak suka di kasihanin!" potong Kaisha dengan cepat.

Keisha tersentak mendengar ucapan Kaisha.

Kaisha duduk di kursi yang berhadapan dengan Keisha. Kembali bercerita tentang kisah masalalu nya yang kelam.

"Kaisha" panggil Mia dengan suara gemetar.

Cacha menoleh, menatap nya dengan kening berkerut. Ia bingung siapa perempuan itu.

Mia berlari, menghampiri Kaisha dan langsung mendekapnya. Menyalurkan rasa rindu pada Kaisha. Sudah sepuluh tahun mereka tidak bertemu.

"Ibu siapa?" tanya Cacha dengan suara gemetar.

"Ini Bunda Kai, Bunda kamu" kata Mia.

"Bu... Bunda" beo Kaisha.

Mia mengangguk lalu mengelus rambut Kaisha dengan lembut. Tangisannya pun belum reda.

Mauren segera menarik Kaisha dari Mia.

"Jangan dengerin Cha, kamu itu Cacha bukan Kaisha dan saya itu Ibu kamu" kata Mauren.

Mia menatap Mauren kesal, kenapa adiknya bisa berperilaku seperti penjahat dan menyiksa anaknya.

Plak

Mia menampar Mauren dengan keras. Lalu menarik kembali Kaisha agar berada di sampingnya.

"Gila kamu ya? Sudah membawa anak saya dan malah menyiksanya?"

Mauren tersenyum miring sambil memegangi pipi nya yang berdenyut.

"IYA SAYA GILA! SAYA IRI SAMA MBA YANG PUNYA ANAK EMPAT! SEMENTARA SAYA? SAYA TIDAK PUNYA ANAK SATU PUN!" Teriak Mauren.

Mia menggeleng, "Apa harus menyiksanya?"

Mauren tidak menjawab, ia malah menarik Kaisha kembali. Mencengkik lehernya di depan Mia dan Erlan.

"MAUREN!" teriak mereka.

"Cepat kemari!" Erlan menyuruh para suster dari rumah sakit jiwa untuk datang.

Mereka masuk dan segera memegang tangan Mauren. Menjauhkannya dari Kaisha. Kaisha terbatuk-batuk, nafasnya terengah-engah.

Mia langsung mendekap Kaisha. Menenangkan Kaisha karena mungkin ia syok.

"Saya gak gila! Kenapa kamu bawa saya sih!" teriak Mauren sambil memberontak.

"Apa tante Mauren gila?" tanya Keisha ragu.

"Iya Mauren emang gila!" kata Kaisha tanpa embel-embel 'Ibu'

Kaisha tertawa hambar, "Jadi selama 10 tahun gua hidup sama orang gila ya?"

Keisha mengangguk pelan.

"Lo tahu apa yang gue fikirin saat Bunda dan Ayah bawa gue pulang?" tanya Kaisha. Keisha tidak mengerti dan menggeleng.

KEISHA [COMPLETED]Where stories live. Discover now