1

105 14 12
                                    

Hujan turun dengan derasnya, petir menggelegar dengan kilat cepat yang mewarnai langit gelap kota Jeonju, Korea Selatan.

Suara tangisan bayi ikut terdengar malam itu bersahutan dengan suara petir. Seorang perempuan terlihat panik, tubuhnya bergerak kesana kemari berusaha menenangkan sang buah hati. Tangannya menepuk pelan punggung sang anak agar tenang, tapi suara tangisannya malah semakin kencang.

"Sebin-ah...." suaranya terdengar lirih, khawatir dan rasa takut bercampur aduk. Matanya melirik keluar jendela dimana hujan masih turun dengan derasnya.

Semakin gusar karena kondisi anak yang suhu tubuhnya semakin panas, Seunghee ibu dari Sebin memutuskan untuk keluar, membawa anaknya kerumah sakit.

Sebelah tanganya menggendong Sebin, yang kosong berusaha membuka payung. Seunghee mendesah gusar saat payung yang ia buka rusak, hanya sebagian saja yang terbuka.
Dengan bermodalkan nekat, Seunghee mengarahkan payung rusak tersebut pada Sebin, beruntung payung tersebut dapat melindungi Sebin dari guyuran hujan. Masalah dirinya sendiri Seunghee tak peduli yang terpenting adalah Sebin.

Seunghee berjalan cepat dibawah guyuran hujan dengan Sebin dalam gendongnya yang terlindungi payung rusak.

"Taksi!!!!" Seunghee berteriak kencang saat melihat sebuah taksi melintas, namun taksi itu berlalu melewatinya begitu saja.
Tak menyerah, Seunghee terus berjalan sambil terus berteriak saat melihat taksi melewatinya, sayang semua taksi penuh.

Seunghee bergetar, tanpa sadar ia menangis. Tangannya memeluk Sebin erat yang ikut menangis bersamanya.

"Tolong... aku mohon, taksi... hiks. Sebin-ah...."

Seunghee sudah kacau, bingung dan takut, ditambah suhu badan Sebin yang semakin panas. Seunghee takut terjadi sesuatu pada Sebin anaknya.

"Seunghee?!"

Kepalanya menoleh menatap seseorang yang keluar dari mobil dengan payung hitam.

"Shin.. Shinwon-ah..."

"Apa yang kau lakukan? Kau gila? Kenapa membawa Sebin hujan-hujanan?" Ko Shinwon pria yang Seunghee sebut namanya bertanya gusar.

"Tolong aku Shinwon-ah, Sebin demam tinggi..."

"Apa?! A-aish! Cepat masuk mobilku!"

Dengan cepat Shinwon membawa Seunghee dan Sebin kedalam mobilnya, dengan cepat Shinwon melajukan mobilnya ke rumah sakit.

......

Seoul, Korea Selatan.

Seorang pria memandang jendela kamarnya sendu, pikirannya berkelana memikirkan seseorang yang sangat ia rindukan, yang ia cari-cari keberadaannya sekarang.

Matanya beralih menatap bingkai foto yang terpajang diatas meja nangkas, menampilkan potret dirinya bersama seorang wanita yang tersenyum manis. Kemudian ia meremas surat yang berada ditanganya, surat yang entah untuk keberapa kalinya ia baca dan ia remas namun tak pernah dibuang, bentuknya sudah tidak karuan tapi tulisnya masih dengan jelas bisa terbaca dan membuat seorang Lee Hwitaek terus-menerus merasakan sakit setiap kali membacanya.

"Kemana lagi aku harus mencarimu Oh Seunghee? Kau... baik-baik saja kan?... dengan anak kita?" Tanpa sadar air mata mengalir membasahi pipinya. Hui (nama panggilan Hwitaek) menghapusnya, lalu tertawa sumbang, merasa lemah dan malu akan dirinya sendiri yang seperti ini.

Sebuah notifikasi masuk diponselnya, Hui melihatnya sekilas.

"Oppa kau sudah tidur?"

Hui mengabaikannya tak berniat membalas pesan tersebut.

"Sepertinya sudah ya? Kalau begitu mimpi indah Oppa, sampai bertemu besok di kantor❤"

Lagi-lagi Hui mengabaikannya, menghela nafas gusar dan mengacak rambutnya frustasi.

"Seunghee-ya... aku benar-benar merindukanmu..." gumam Hui pelan.

.......


Seunghee tersentak saat ada yang meletakkan jas hitam dibahunya.

"Kau kedinginan." Ucap Shinwon sang empunya jas.

"Terima Kasih Shinwon-ah."

Shinwon ikut duduk disamping Seunghee yang sedang menunggu dokter memeriksa Sebin.

"Haah..." Shinwon menghela nafasnya, kemudian memperhatikan Seunghee yang basah kuyup dan duduk terdiam dengan kepala menunduk menatap lantai rumah sakit.

"Seharusnya kau telepon aku." Ucap Shinwon.

Kini gantian Seunghee yang menghela nafas.

"Aku panik, tidak terpikirkan apapun. Fokusku hanya pada Sebin. Dan lagi... aku tak ingin merepotkanmu."

"Sudahku bilang aku tidak merasa direpotkan. Dan seperti ini bukankah lebih repot lagi jika kau ikut sakit?!"

"Maaf..."

Shinwon mengusap wajahnya gusar merasa bersalah karena nadanya begitu tinggi saat bicara dengan Seunghee.

"Maaf aku tak bermaksud membentakmu." Ucap Shinwon, Seunghee mengangguk mengerti maksud Shinwon.

"Sebin akan baik-baik saja, dia anak yang kuat." Tangan Shinwon mengusap lembut bahu Seunghee mencoba menguatkan sang ibu muda tersebut.

"Terima Kasih Shinwon-ah, aku berhutang banyak padamu."

"Sudahlah tidak usah dipikirkan." Balas Shinwon.

Seunghee sangat bersyukur karena bisa dipertemukan oleh seorang Ko Shinwon, pria muda dengan segala tingkah konyolnya yang selalu bisa membuat Seunghee dan Sebin tertawa, ia juga bisa sangat diandalkan.


........

Halooo sudah lama sekali, ini cerita pertamaku tentang Hui dan Seunghee, siapa yang nge-ship dua orang bersuara mangtap ini??? Wkwkwk
Oh iya Sebin itu ponakan asli Seunghee, tapi disini si gemes jadi anak Hui dan Seunghee, abis aku gemes bgt kalo liat Seunghee post foto Sebin, bener-bener kaya ibu dan anak wkwk.

So, enjoy this story and stay safe everyone love yaaa❤


- L e e c i -

Way Back To You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang