8

50 10 12
                                    

Bagai sebuah puzzle yang bagiannya telah hilang, sulit sekali untuk menyelesaikannya, membuatnya menjadi sempurna. Hui berusaha menemukan bongkahan puzzlenya yang hilang, tapi itu tidak mudah. Saat ia sudah berhasil menemukannya ia tak bisa memasangnya, jadi ia hanya bisa terus menggengam bongkahan itu sampai pada saatnya tiba ia akan menyempurnakan, menyelesaikan puzzlenya yang sempat terbengkalai.

Hui terburu-buru keluar dari kantornya, ia ingin cepat-cepat bertemu Seunghee dan Sebin. Meski Seunghee melarangnya untuk berkunjung Hui tak peduli, setiap hari pria itu terus berkunjung ke rumah Seunghee, meski jarak yang ditempuh cukup jauh.

"Hui." Hui menoleh, menatap Jinho yang menahannya masuk ke dalam mobil.

"Jangan temui Seunghee lagi." Alis Hui langsung bertaut tak suka, ia menghempaskan tangan Jinho.

"Apa hakmu mengaturku? Aku menemukannya sendiri, tanpa bantuanmu. Dan itu hak ku untuk bertemu atau tidak dengan Seunghee. Sudah cukup kau ikut campur urusanku dengan Seunghee." Jinho menghela nafasnya pelan.

"Ibumu akan pulang seminggu lagi." Hui terdiam, menatap Jinho.

"Perjalanan bisnisnya selesai cepat, jadi ia memutuskan untuk kembali." Seakan tahu apa yang ingin Hui tanyakan Jinho menjelaskan.

"Pekerjaanmu banyak yang terbengkalai, sudah berapa banyak janji yang kau batalkan? Jika seperti ini terus dan ibumu tahu, semua akan kacau." Lagi-lagi Jinho menjelaskan, berusaha membuat Hui mengerti.

"Biar aku yang pergi, dan memberikannya pada Seunghee." Jinho melirik 2 buah paper bag besar berisi mainan Sebin dan kebutuhan Seunghee.

"Aku ingin bertemu mereka Hyung..."

"Nanti Hui, saat ini fokus dulu pada pekerjaanmu jangan buat ibumu murka kembali."

Hui terdiam cukup lama, memikirkan perkataan Jinho, dan tentu ia membayangkan Seunghee dan Sebin.

"Bisa kau kirim foto mereka padaku? Kabari aku Hyung..."

Jinho tersenyum kecil, ia tahu Hui sangat merindukan Seunghee dan Sebin tapi di satu sisi Hui juga harus menjadi anak yang berbakti pada ibunya.

"Tentu, aku kan mengirimu foto mereka berdua."

"Terima kasih Hyung." Hui memberikan paper bag nya dan membiarkan Jinho membawanya pergi, ia menghela nafasnya berat sebelum kembali masuk ke dalam kantornya.

......

Seunghee menatap Jinho dan Sorn yang datang berkunjung, kedua tangan Jinho penuh dengan paper bag sedangkan Sorn sudah lebih dulu mengambil Sebin dari gendongannya dan masuk ke dalam, Jinho hanya bisa menggelengkan kepala melihat Sorn.

"Ini dari Hui." Seunghee yang baru saja hendak mengambil alih paper bag dari tangan Jinho mematung terdiam.

"Hari ini ia tidak bisa berkunjung, jadi ia menitipkan ini padaku untuk diberikan padamu."

Sejujurnya Seunghee kecewa, karena selama seminggu ini Hui terus mengunjunginya, meski ia menolak atau mengabaikan pria itu, Hui tetap datang hanya untuk sekedar menemui Sebin atau duduk di teras rumahnya sampai ia membiarkan Hui masuk dan bermain bersama Sebin.

Jinho hanya berlalu setelah memberikan titipan Hui pada Seunghee, ikut bergabung dengan Sorn yang sudah asik bermain bersama Sebin.

"Malam ini kita makan malam di luar saja ya? Sudah lama kita tidak jalan-jalan malam kan?" Ajak Sorn. Jinho mengangguk setuju, begitu juga Seunghee yang ikut saja dengan sepasang kekasih di depannya ini.

Jinho dan Sorn mengajak Sebin dan Seunghee makan malam bersama setelahnya mereka berkeliling kota, melihat suasana malam hari.

Seunghee berjalan pelan dengan Sebin dalam gendongannya, disampingnya ada Sorn yang menggandeng tangannya, Jinho sendiri berjalan dibelakang kedua wanita itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 06, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Way Back To You [HIATUS]Where stories live. Discover now