Bab 1

10.4K 525 34
                                    

Cover by : KarrenFAZ1806

"Tunggu saja, mungkin teman sekamarmu sedang mandi''

Sasuke hanya menanggapi perkataan guru Asuma dengan senyuman tipis. Dia membungkuk sembari mengucapkan terima kasih pada guru barunya sebelum pria dewasa itu pergi untuk melanjutkan tugasnya, meninggalkan Sasuke sendirian, berdiri di depan kamar asrama yang akan segera di tempatinya.

Sasuke baru saja pindah ke kota ini. Berdua bersama ibunya. Bukan keinginannya untuk pindah tapi karena memang keadaannya mendesak. Ibunya sakit dan butuh di rawat di rumah sakit yang fasilitasnya lebih bagus di banding di kotanya terdahulu. Itulah alasan sebenarnya dia harus pindah. Awalnya dia menolak, ibunya juga tidak menginginkan itu tapi ayahnya, Sasuke sebenarnya tidak suka mengakui kalau pria tua itu adalah ayahnya, memaksanya untuk pindah. Tapi karena tidak ingin melihat kondisi ibunya yang kian memburuk dia terpaksa menyetujuinya. Ayahnya sebenarnya pria yang cukup kaya dan terpandang, hanya saja pria itu memang tidak pernah menikahi ibunya, jadi sebenarnya tidak ada keharusan bagi pria itu mengurusi pengobatan ibunya. Mungkin Sasuke masih bisa dibilang beruntung, pria itu masih mau bertanggung jawab bahkan membolehkan Sasuke memakai namanya. Tapi apapun itu Sasuke tetap tidak menyukai ayah kandungnya itu.

Sekarang ibunya berada di rumah sakit. Dirawat dengan fasilitas yang lebih baik. Ayahnya mengirim Sasuke bersekolah di sekolah asrama. Dan disinilah dia sekarang. Berdiri seorang diri di depan pintu kamar asramanya dengan koper tergeletak di dekat kakinya. Tas ransel hitam tersampir di bahu. Sasuke menunduk, memandangi ujung sepatunya, sambil menghitung dalam hati, mengisi waktu menunggu pintu di depannya terbuka.

"Siapa?''

Sasuke mendongak, tidak menyadari kalau pintu di depannya sudah terbuka. Seorang pemuda seusianya tampak berdiri di ambang pintu. Hanya mengenakan celana pendek longgar selutut dan singlet putih. Satu tangannya memegang gagang pintu dan satu laginya mengusap rambut pirangnya dengan handuk. Sepertinya memang habis mandi. Sasuke bisa mencium aroma sabun dan shampo dari tubuh pemuda itu.

"Kau yang akan menjadi teman sekamarku ya?''

Pemuda itu memandangi Sasuke dari atas ke bawah. Meneliti penampilan Sasuke dengan celana jinsnya dan t-shirts putih juga kemeja warna biru. Sasuke merasa tidak salah dengan penampilannya tapi pemuda itu memandanginya seolah dia makhluk aneh yang tersesat.

"Masuklah''

Sasuke baru bisa bernapas lega ketika akhirnya pemuda itu berbalik, masuk dan membiarkannya lewat. Sasuke menyeret kopernya yang tidak terlalu berat. Memang isinya hanya beberapa pakaian saja.

"Itu tempatmu''

Sasuke melihat teman sekamarnya melempar tubuhnya ke atas tempat tidur setelah menunjukkan ranjang yang akan dia tempati, asik bermain ponsel tanpa mengacuhkan Sasuke yang sekarang sibuk membuka kopernya. Menata pakaiannya ke dalam lemari yang ada di dekat ranjang. Kamar itu cukup luas. Dengan dua ranjang dan dua lemari. Dua buah meja dan kursi belajar juga tersedia di dekat ranjang. Dan satu kamar mandi.

"Siapa namamu? Aku Naruto''

Sasuke menoleh, dan mendapati teman sekamarnya masih berbaring dengan ponsel di tangan, namun kini tatapannya mengarah ke dirinya. Sasuke mendorong koper yang sudah kosong ke kolong ranjang.

"Sasuke'' jawabnya singkat dan cukup lega karena sepertinya Naruto cukup puas dengan jawabannya.

Pemuda itu hanya merespon dengan anggukan singkat lalu kembali asik dengan kegiatannya bermain ponsel. Sasuke menghela napas. Mengambil handuk dan peralatan mandi yang sudah dikeluarkannya tadi. Matanya melirik ke pintu kamar mandi yang tertutup, sedikit aneh, mungkin lebih tepat agak canggung.

EPHITYMIAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz