Bab 5

2.8K 326 17
                                    

Ujung jarinya mengusap permukaan meja belajar coklat berpelitur di kamar sekarang dia berada. Bersih, tidak ada debu sedikitpun. Tampaknya, meski jarang ditempati, kamar ini rutin di bersihkan. Sebuah lampu belajar dan beberapa buku menjadi pengisi meja itu.

Jari - jari Sasuke beralih mengelus deretan buku yang tertata di rak pendek dekat meja belajar. Kebanyakan komik, ada juga majalah dan beberapa buku tebal entah apa yang sepertinya terlalu random untuk berada di sana. Pergerakan tangannya terhenti pada sebuah buku yang terlihat berbeda. Lebih tinggi dari lainnya, tidak terlalu tebal, tapi mampu menarik rasa penasaran Sasuke.

Perlahan, ditariknya buku dengan sampul warna biru polos. Sasuke membuka halaman pertama, kosong. Hanya ada kertas putih, sepertinya buku sketsa. Halaman kedua, dan mata Sasuke melebar melihat gambar seseorang disana. Seorang wanita, cantik. Meski hanya sketsa menggunakan pensil, tapi hasilnya benar - benar bagus. Goresannya sempurna. Sasuke bahkan bisa membayangkan halusnya helaian rambut milik wanita dalam gambar itu. Senyum dan kesan malu yang ditunjukkan si wanita dalam gambar begitu nyata. Jarinya yang tengah menyelipkan beberapa helai rambut ke telinga tampak lentik.

Sasuke bisa langsung mengenali jika wanita dalam gambar itu adalah ibu Naruto. Wajahnya tampak lebih muda dari kenyataannya, dan senyumnya indah. Mungkin gambar ini dibuat beberapa tahun yang lalu. Halaman selanjutnya masih diisi dengan sketsa ibu Naruto. Sasuke semakin tertarik melihatnya, sekaligus penasaran siapa yang sudah membuat sketsa ini. Apa mungkin Naruto.

Halaman selanjutnya ada sketsa orang yang tidak di kenalnya. Masih seorang wanita, seorang gadis remaja tepatnya, karena tampak muda. Sasuke menemukan tiga lagi sketsa gadis itu. Halaman berikutnya membuat mata Sasuke menyipit karena jelas dia tahu siapa objek gambarnya. Gadis yang ditemuinya di kafe saat bersama Naruto.

Jelas Naruto mengenalnya. Saat di kafe, temannya itu juga menyebut nama gadis itu. Sakura. Dan dengan gadis itu mendekatinya sudah jelas kalau dia mengenal Naruto, tapi kenapa saat Naruto menyapanya, gadis itu malah pura - pura tidak mengenal Naruto. Dan kenapa dengan ekspresinya yang langsung menegang begitu melihat Naruto muncul.

Banyak pertanyaan muncul dalam benak Sasuke. Selama ini dia memang tidak pernah berusaha untuk mengenal Naruto terlalu jauh. Cukup tahu seperti apa temannya itu dan Sasuke sudah puas, tapi sekarang, berbagai pertanyaan berdesakan memenuhi kepalanya meminta jawaban.

Sasuke mendudukan dirinya di kursi satu - satunya yang ada di kamar itu dengan buku sketsa bersampul biru di atas pahanya, masih terbuka di bagian sketsa wajah Sakura. Berusaha memikirkan apa saja tentang Naruto. Bagaimana sikap temannya itu. Bagaimana Naruto yang selalu membantunya saat dia kena bully, atau saat segerombol berandal mengganggunya.

"Aku selesai. Kau bisa menggunakan kamar mandinya''

Sasuke tersentak kaget. Buku dipangkuannya jatuh karena berdiri mendadak. Naruto berdiri tidak jauh darinya, sudah berpakaian, tapi rambutnya masih basah. Satu tangan pemuda itu mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Melihat Sasuke kaget lalu sesuatu jatuh ke lantai, dekat karpet coklat halus yang terasa hangat dipijak, Naruto menghampiri pemuda raven itu. Membungkuk dan mengambil buku di dekat kaki Sasuke.

"Maaf, aku tidak bermaksud...''

"Tidak apa - apa'' Naruto meletakan buku itu ke atas meja.

Sasuke menggigit bibir, ingin bertanya namun ragu.

"Apakah... apakah itu kau yang membuatnya?'' Pertanyaan itu akhirnya terlontar juga.

"Ya'' kelopak mata Sasuke melebar, tentu saja kaget, tidak menyangka Naruto memiliki kemampuan yang hebat.

EPHITYMIAWhere stories live. Discover now