Bab 2

4.1K 446 15
                                    

Sasuke mengeratkan pegangan di ransel yang tersampir di pundaknya. Terdiam beberapa langkah dari pintu ruang kelas yang ditempati Naruto. Pemandangan yang tersaji di depannya membuatnya segan untuk mendekat.

Hinata tengah menyodorkan kantong plastik ke arah Naruto yang baru saja keluar dari kelas. Tampak malu - malu, rona merah samar menyebar di pipi gadis itu. Menunduk, masih dengan tangan terulur, rambutnya yang panjang sedikit menutupi wajahnya.

Naruto mengerjap mendapati lagi - lagi gadis ini datang ke kelasnya dan memberinya makan siang. Ini sudah terjadi beberapa kali. Dan seperti biasa, Naruto akan menerima pemberian gadis itu dengan senyum tipis dan ucapan terima kasih. Reaksi Hinata masih sama, wajahnya kian memerah dan dengan kepala tertunduk malu, berbalik dan pergi.

Sasuke mengamati gadis yang melewatinya. Sekilas, pandangan mereka bertemu. Hinata tersenyum padanya dan Sasuke menanggapinya dengan senyum kaku. Tatapannya masih terus terpaku pada gadis itu yang kini berjalan menjauh.

"Hey...''

Tepukan di bahunya membawa kembali kesadaran Sasuke. Di depannya Naruto berdiri dengan satu alis terangkat, seolah bertanya keperluannya datang ke kelasnya.

Sasuke menelan ludah. Ini sudah tiga hari sejak obrolan mereka dalam perjalanan pulang. Sasuke hanya ingin bertanya tentang permintaannya.

"Aku hanya ingin tahu, apa sudah ada perkerjaan untukku?'' Tanya Sasuke, berusaha sebisa mungkin menampilkan ekspresi biasa saja.

"Ah... itu'' Naruto mengusap rambutnya dengan tangan yang bebas ''Aku bertanya pada beberapa kenalanku dan ada kafe yang kebetulan membutuhkan pekerja tambahan. Sebenarnya mereka butuh pekerja tetap, tapi kita bisa mencobanya. Kau mau?''

Seketika aura di wajah Sasuke menjadi cerah. Senyumnya lebar dan hal itu membuat Naruto tertegun sesaat. Menemukan hal menarik dari teman sekamarnya ini.

Mereka memang teman sekamar, tapi mereka jarang berinteraksi satu sama lain. Naruto yang sibuk dengan kegiatannya sendiri, dan Sasuke yang entah kenapa sering menghilang sepulang sekolah.

Interaksi mereka hanya sebatas ucapan selamat pagi dan selamat malam, ataupun obrolan basa - basi lainnya.

"Kapan aku bisa kesana?''

"Sepulang sekolah aku akan mengantarmu'' Naruto menawarkan diri dengan senang hati.

"Tidak perlu. Berikan saja aku alamatnya, aku akan datang sendiri'' tolak Sasuke. Dia merasa tidak enak karena sudah merepotkan Naruto.

"Aku akan mengantarmu. Sudah kubilang kan kalau kafe itu milik kenalanku dan mereka sebenarnya mencari pekerja tetap yang full time. Aku akan bicara dulu dengan mereka''

Senyum di wajah Sasuke lenyap. Dahinya mengeryit. Memikirkan perkataan Naruto. Pemuda pirang itu benar, jika yang dicari bukan pekerja paruh waktu, pasti kemungkinan besar dia tidak akan di terima, lain halnya jika Naruto bisa meyakinkan pemilik kafe untuk menerimanya, setidaknya untuk sementara. 

"Baiklah'' Sasuke menyerah.

"Oke. Sepulang sekolah kita kesana''

Senyum Sasuke kembali begitu Naruto yang ada di depannya juga tersenyum. Pemuda pirang itu memiliki senyum yang menular, siapapun yang melihat Naruto tersenyum akan otomatis ikut melengkungkan bibirnya,  tidak heran jika banyak gadis yang jatuh hati padanya, termasuk Hinata.

"Kau sudah makan Sasuke?''

Sasuke menggeleng. Dia jarang makan siang. Lebih suka tertidur diperpustakaan.

"Kita makan bersama'' Naruto mengangkat kantong plastik di tangannya, menunjukkannya pada Sasuke. Kantong plastik pemberian Hinata.

"Tidak. Itu untukmu. Tidak sopan kalau aku ikut memakannya'' tolak Sasuke.

EPHITYMIAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin