Bab 7

2.2K 266 11
                                    

"Untukmu''

Bocah kecil berambut pirang yang tengah duduk sambil membersihkan lututnya yang kotor karena tanah mengerjap cepat saat matanya menangkap sebuah permen yang disodorkan padanya. Kepalanya terangkat, mendongak ke arah orang yang menyodorkannya.

Satu senyuman manis tersaji di depannya. Seorang anak perempuan cantik yang beberapa tahun lebih tua darinya berdiri dengan permen di tangannya.

"Setelah ini aku pasti akan dimarahi'' gumam bocah itu, tapi tangannya tetap mengambil permen yang diberikan padanya. Membuka bungkusnya cepat dan memakannya. Rasa manis dan sedikit asam yang menyegarkan memenuhi indera perasanya. Menyebar ke seluruh sel syaraf dalam mulutnya.

"Salahmu, kenapa berkelahi''

Si gadis dengan rambut merah juga memakan permen miliknya sendiri. Duduk di samping bocah kecil yang kini sibuk membersihkan kotoran di sikunya. Luka lecet disana tampak mengeluarkan darah, tapi tidak terlalu sakit untuk membuatnya meringis. Hanya sedikit perih.

"Ayo pulang. Ibumu pasti khawatir, sekarang sudah hampir malam''

"Kau tidak tanya kenapa kenapa aku berkelahi?'' Pandangan heran ditunjukkan bocah sepuluh tahun itu.

"Kau mau cerita?'' Si gadis malah balik bertanya, membuat bocah itu cemberut.

"Tidak'' jawabnya ketus.

"Makanya aku tidak tanya. Kau pasti tidak mau cerita'' Bocah itu tidak tahu kenapa dia begitu menyukai senyuman gadis dengan rambut merah ini, yang dia tahu dia tidak akan membiarkan apapun mengambil senyuman itu darinya.

"Karin....''

"Hey... aku lebih tua darimu seharusnya kau memanggilku 'kakak' '' protesnya saat bocah itu seenaknya memanggil namanya.

Si bocah kembali cemberut ''Kan sudah kubilang aku tidak mau''

"Dasar keras kepala'' Karin, gadis itu menyentil pelan dahi bocah itu, tapi senyuman masih belum hilang dari wajahnya.

"Ayo pulang Naruto'' ajaknya pada si bocah dengan tangan terulur.

Sesaat Naruto memandangi tangan yang terulur padanya, dan tanpa ragu menyambutnya. Turun dari kursi, Naruto berjalan beriringan dengan dua tangan saling bertaut, meninggalkan area taman bermain yang sepi karena matahari baru saja tenggelam.

-
-
-

"Gambarmu bagus sekali''

Naruto terlonjak kaget, hampir melompat dari kursinya saat merasakan orang bicara di dekat telinganya. Ditolehkan kepala dan suara tawa mengisi kamarnya. Sepupunya itu memang suka sekali masuk ke kamarnya tanpa ijin.

Karin tergelak melihat reaksi Naruto. Wajah anak itu terlihat lucu di matanya. Baginya Naruto memang selalu lucu. Lihat saja pipinya yang menggembung kesal dengan wajah memerah. Karin sampai harus bersusah payah agar bisa berhenti tertawa.

"Kalau cuma mau menertawakanku, keluar saja dari kamarku''

Protesan Naruto tidak membuat Karin langsung berhenti tertawa, tapi gadis itu setidaknya mencoba menutup mulutnya. Naruto merengut, kembali duduk dengan benar sambil meneruskan kegiatannya. Tangannya bergerak lincah di atas kertas, menggoreskan pencil menarik garis hingga membentuk gambar yang indah.

"Maafkan aku, tapi serius gambarmu sangat bagus'' Karin duduk dengan benar di atas ranjang bocah sepuluh tahun itu. Tidak ada lagi binar jahil di matanya, justru wajahnya menunjukkan kekaguman dan hal ini membuat perasaan Naruto bahagia.

EPHITYMIAWhere stories live. Discover now