Part 14

25.7K 1.2K 33
                                    

Ini cerita dewasa guys yang masih di bawah umur lebih baik jangan baca cerita saya.

----

Acara pertunangan pun sangat lancar dan Adrian beserta Rendy pun menyetujui jika satu bulan lagi akan diadakan pernikahan.

Dina hanya bisa pasrah melihat suaminya sangat bahagia bahkan Rendy selalu tersenyum kepada putri sulungnya hatinya merasa menghangat tapi sakit secara bersamaan.

Dua sosok wanita berbeda umur dengan paras yang mirip tidak luput dari pandangan Adrian. Ia melirik kearah Dina lalu menatap gadis yang sekarang sudah menjadi tunangan putranya. Ketika menatap mata gadis di hadapnnya ini Adrian sangat yakin jika Kenzie adalah putrinya hasil benih yang dengan paksa ia tanamkan di rahim wanita yang sangat di cintainya.

"Cantik." Gumamnya membuat Kenzie mendongak menatap calon mertuanya yang ada di hadapannya.
Alvaro yang mendengar itu pun tak terima.

"Dia calon istriku dad, jangan coba-coba merayunya!" Ancamnya yang hanya di balas cengiran daddynya.

"Come on son, dia memang cantik daddy tertarik padanya jadi cepatlah kau beraksi sebelum ada yang mengambilnya." Bisiknya kepada Alvaro.

"Sebulan lagi dia akan jadi wanitaku dad jadi berhentilah menggoda dan membuatku khilaf nantinya." Jawabnya dengan kesal karena sedari tadi daddynya mengagumi paras cantik Kenzie.
Adrian hanya tertawa menanggapi gerutuan sang putra.

Berbeda dengan Dina, ia menatap tajam kepada orang yang sedari tadi tersenyum kearahnya ingin rasanya ia mengutuk pria di depannya ini dengan sumpah serapah dan mendepaknya ke kutub utara agar tidak ada lagi orang yang mengganggu dirinya.

Dina terus memikirkan agar pernikahan putrinya batal ada rasa takut serta khawatir di hatinya meski bagaimana pun ia tidak mungkin menikahkan putrinya dengan putra dari ayah kandungnya. Ini tidak benar jika pernikahan ini terjadi maka dirinya lah biang dari kesalahan karena menikahkan sodara sedarah. Kenzie dan Alvaro tidak tahu apa-apa terus apa yang harus ia lakukan untuk mencegah pernikahan yang sudah terlanjur di rencanakan.

Malam pun semakin larut keluarga Alvaro sudah pulang ke kediamannya.
Dina serta Rendy pergi ke kamarnya begitu juga dengan Kenzo dan Lorenza. Sekarang hanya tinggal Kenzie yang sedang membersihkan rumah yang lumayan berantakan dengan sisa-sisa makanan.

Sedang asik mencuci piring Kenzie di kagetkan dengan tangan kekar yang memeluk perutnya dengan erat sontak membuat ia menegang karena malam sudah sangat larut dan orang-orang pasti sudah nyenyak dalam tidurnya. Kenzie hanya diam membatu mengabaikan air keran yang masih menyala.

"Apa dia belum tumbuh disini?" Tanyanya dengan mengelus perut Kenzie.

"Kamu sangat keras kepala sayang, apa kamu tidak memikirkan perasaan Alvaro mendapatkan wanita yang sudah tidak suci lagi? Kalau dia tahu apa kamu tidak takut di cap cewek murahan hmmm??" Tanyanya lagi dengan sarkas.

Kenzie menyunggingkan senyum meremehkan lalu dengan kasar melepaskan tangan Kenzo dari perutnya.

"Saya kan sudah pernah bilang tuan Kenzo yang terhormat, saya tidak peduli kedepannya saya tetap akan menikah dan satu hal lagi jika Alvaro tidak menerima barang bekas saya rela di madu, paham!! Bisiknya di samping telinga Kenzo lalu pergi begitu saja meninggalkan Kenzo yang sedang menahan emosi terlihat dari rahang yang mengeras dan tangan yang mengepal dengan kuat.

Kenzie masuk kamar lalu menguncinya ia berjalan ke kamar mandi ia sangat membutuhkan air dingin untuk mendinginkan hati serta otaknya.

Di tempat lain Kenzo tersenyum evil lalu mematikan keran yang sedari tadi di abaikan. Mengikuti langkah Kenzie dan seperti biasa ia masuk ke kamar Kenzie lalu menguncinya kembali. Kenzo mendengar gemericik air shower ia pun melanjutkan langkahnya menuju ranjang dan duduk santai dengan memainkan handphonenya.

Yang TertinggalDove le storie prendono vita. Scoprilo ora