Part 53

15.1K 933 133
                                    

Cinta itu buta
Meski hanya ada luka
Tapi cinta tetap di anggungkan keberadaannya
Seakan rasa sakit itu hanya sebatas kata wajar saja

----

Berita duka yang Kenzie dengar dari Rasya tadi pagi membuatnya tak percaya, Kenzie seperti orang linglung otaknya berkelana entah kemana namun raganya tak berdaya tuk bergerak barang seinci pun.

Kenzie kira kemarin-kemarin adalah hari terbahagia semua masalah dalam masa lalunya berangsur membaik tapi nyatanya setelah merasakan kebahagian hari ini berubah menjadi tangisan pahit. Takdir menjungkir balikan hidupnya.

Dan disinilah Kenzie terduduk dengan mata kosong menatap gundukan tanah yang masih basah, dalam hati menyumpahi dirinya yang terlalu lemah sampai tak bisa melindungi orang-orang yang di sayanginya yah melindungi dirinya saja Kenzie tak becus.

"Maaf,,, hiks,,,,maaf!" Hanya kata maaf yang keluar dari mulut Kenzie. Elusan lembut di punggung serta kecupan sayang di puncak kepala menemani Kenzie dari kekalutannya.

"Kamu tidak salah sayang, dia yang memilih tuk mengakhirinya sendiri." Ucap Rasya menenangkan istrinya. Tangan Rasya terulur menghapus air mata yang mengalir deras di pipi Kenzie. Rasya merengkuh tubuh kenzie menyalurkan kehangatan.

Kenzie mendongak melihat seseorang yang sedang menatap tajam pada dirinya. Kening Kenzie mengerut merasa terintimidasi dengan tatapannya.

"Kenapa menatap saya seperti itu?" Tanya Kenzie di barengi dengan isakannya. Ya sikap Kenzie mirip anak umur 5 tahun yang sedang merajuk.

Pria itu merubah mimik wajahnya lalu tersenyum seraya menggelengkan kepala merasa sangat lucu dengan pertanyaan yang di lontarkan Kenzie.

"Kenapa senyum-senyum, apa anda bahagia melihat orang yang sedang berduka?" Tanyanya lagi dan lagi-lagi pria itu hanya menjawab pertanyaan Kenzie dengan senyuman serta gelengan kuat.

Rasya hanya diam membiarkan istrinya berceloteh meski ingin sekali menyumpal mulut istrinya dengan mulutnya tapi ini bukan waktu yang tepat dan Rasya sadar masih ada di tengah-tengah pemakaman meski yang tersisa hanya dirinya, Kenzie serta pria yang tak di harapkan Rasya. Ya siapa lagi kalau bukan bajingan bernama Kenzo.

"Ini gara-gara anda, kenapa menceraikan adik saya? Kenapa memenjarakan adik saya hah?"

Kenzo hanya diam menatap Kenzie dengan memicingkan sebelah matanya merasa heran kenapa dirinya yang di salahkan, ini pilihan Lorenza untuk mengakhiri hudupnya kenapa dirinya yang di sangkut pautkan akan kejadian ini.

"Kenapa diam? Anda menyesal hah?" Tanyanya lagi kali ini Kenzie tak bisa mengontrol emosinya entahlah, pikirannya hanya tertuju pada lelaki yang ada di hadapannya ini. Semua deritanya bermula dari Kenzo, seandainya Kenzo tak datang di kehidupannya mungkin saja keluarganya masih utuh sekarang, cukup dirinya saja yang hancur tapi tidak dengan keluarganya.

"Kita pulang yah, kasihan anak-anak pasti mencari kita." Bujuk Rasya menyudahi tatapan sengit yang di layangkan Kenzie untuk Kenzo.

Kenzie hanya menuruti Rasya yang sedang memapahnya, emosinya masih ingin ia luapkan tapi nyatanya ia terlalu lemah untuk berjalan saja rasanya tak kuat.
Rasya membopong tubuh mungil istrinya karena berkali-kali Kenzie hampir jatuh ke tanah.

Kenzo hanya memandang kepergian Kenzie dengan rasa aneh tapi ia enyahkan lalu pandangannya beralih ke gundukan tanah yang bertabur bunga-bunga segar.

"Lemah sekali baru aku masukin ke penjara saja kamu lebih memilih mengakhiri hidup dari pada berjuang untuk kebebasanmu." Kenzo bergumam seraya menghembuskan napas beratnya.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang