Part 50

16.3K 826 207
                                    

Sepi menerawang ku di balik kegundahan hati
Wajah itu kian nyata di pikiranku
Hatiku bergetar jantungku berdebar kencang
Dan aku....
Masih bersembunyi dalam topeng penyesalan yang menyiksa hati
Tanpa ku sadari aku terlena dengan angan yang mungkin saja hanya sebatas mimpi
Aku benci dengan diriku sendiri
Tanpa tahu malunya aku ingin memiliki
Dengan cara menyakitinya lagi dan lagi
Bahkan ku tak bisa berhenti tuk mengakhiri

-----

Sekumpulan awan gelap menampakkan ke angkuhannya, anginpun berhembus kencang tak lagi bersahabat pada seseorang yang sedang duduk termenung di tepi pantai menatap ombak yang saling berkejaran.

"Sebenci itu kah Zie, apa tak ada kesempatan untuk menebus semua kebejatanku?" Lirihnya masih menatap kedepan dengan pandangan kosong.

Ya dia Kenzo yang sedang meratapi nasibnya, menyesali perbuatannya. Ia merasa rapuh setelah kehilangan Kenzie dan paling parahnya ia baru mengetahui kenyataannya jika anak dalam kandungan Kenzie adalah darah dagingnya dan dengan gilanya ia hampir membunuhnya. Hati Kenzo semakin hancur saat wanitanya dengan tegas menolak kehadiran Kenzo.

"Andai kau menurut padaku Zie dan tetap disisiku pasti tak akan serumit ini, aku juga tak akan sebejat ini." Kenzo menghela napas berat menatap langit yang tertutup awan gelap.

Andai kekasihnya tidak kabur dan menikah dengan Rasya pasti saat ini Kenzo hidup bahagia bersama Kenzie serta putranya.

Meski dalam hati kecil Kenzo menyalahkan dirinya yang terlalu bodoh termakan ucapan Lorenza dan mencampakan Kenzie tanpa memikirkan hatinya, lebih bodohnya lagi Kenzo memperkosa Kenzie agar tetap menjadi miliknya. Sungguh ia merutuki dirinya yang sangat licik ia pantas di benci tapi ia juga tak terima Kenzie membencinya.

"Cabut nyawaku Tuhan jika Engkau tak berkenan menempatkan aku disisinya,,,,,," Kenzo menunduk meremas dadanya yang terasa sakit mengingat penolakan Kenzie.

"Aku tak sanggup melihatnya bahagia bersama orang lain, aku lelah sungguh. Harus dengan cara apa lagi agar bisa memilikinya." Suara Kenzo semakin melemah bahkan Kenzo tak tahu malunya ia terisak yang teredam di antara lututnya.

Ya beginilah Kenzo jika seorang diri ia menunjukkan kerapuhannya, ia akan mengasingkan diri dari keramaian dan berteman kenangan yang menyakitkan. Tapi jika di hadapan orang ia akan bersikap angkuh seakan tak terkalahkan oleh siapapun.

Harapan ia hanya satu yaitu hidup bahagia bersama Kenzie serta putranya tapi itu sangat sulit ia wujudkan, Kenzienya tak sudi melihatnya.

Rasa cintanya terhadap Kenzie seakan membunuhnya perlahan tapi pasti sampai Kenzo lupa caranya untuk bersenang-senang. Ya di dalam hatinya hanya terukir nama Kenzie Wirawan kekasihnya yang berhasil ia hancurkan lahir batinnya.

"Aku harus apa Zie, tolong katakan aku harus bagaimana agar kau mau memaafkan aku dan kembali padaku." Monolognya yang di iringi rintikan air hujan yang seakan-akan ikut menangisi kebodohan Kenzo.

Kenzo mendongak menatap langit yang semakin gelap tangannya mengusap wajah serta menjambak rambut yang sudah memanjang lalu berdiri sekali lagi Kenzo menatap ombak yang saling berkejaran terhempas ketepian.

Kenzo melangkahkan kakinya menuju kafe miliknya yang lumayan jauh dari tempatnya sekarang. Kafe berinisial "K" hasil jerih payahnya sendiri sewaktu masih menikah dengan Lorenza, Kenzo diam-diam membangun kafe dan beberapa restoran tanpa sepengetahuan keluarganya ataupun Lorenza, ia juga mengatas namakan Kenzie. Ya Kenzo hanya memikirkan hidup dengan wanitanya jika ia hengkang dari keluarga besarnya ia sudah ada usaha yang mencukupi kehidupannya kelak dan bisa membawa Kenzie hidup dengannya tanpa gangguan siapapun tapi itu hanyalah angannya saja karena nyatanya ia tak mampu membawa Kenzie kembali ke sisinya bahkan Kenzie tega menyembunyikan keberadaan putranya.

Yang TertinggalWhere stories live. Discover now