PART 17 : PARA PENGIKUT HICTOR

5K 334 2
                                    

Keramaian di kota Benedict memang tidak ada habisnya, bahkan saat malam Hari pun jalanan-jalanan di sana tak pernah sepi oleh penduduk yang berlalu-lalang.

Entah itu mencari keperluan, membeli jajanan dan ada juga yang ingin pergi keluar kota untuk urusan masing-masing.

Namun dari banyak penghuni di sana, ada beberapa dari mereka yang mencoba menghancurkan kota serta kerajaan didalamnya.

Dan di sinilah mereka, tepatnya sedang memakan mie khas dari negara mereka. Apalagi kalau bukan Chow Mein.

Biasanya mie di negara mereka indentik dengan rebus, namun chow Mein mengunakan tehnik yang berbeda yaitu digoreng.

Bukan hanya digoreng saja, melainkan Chow Mein juga merupakan mie yang dimasak dengan cara digoreng sampai benar-benar kering. Bukan hanya lezat, chow mein ini juga terbilang unik, pasalnya rasanya juga renyah serta gurih. Kebanyakan Chow Mein ini dihidangkan bersama dengan tumis daging sapi atau daging ayam yang bisa disajikan menggunakan tumis sayuran.

Seorang pria dengan lahapnya memakan mie di mangkuk didepannya, ia nampak seperti orang yang sebulan tidak makanan.

Ia kesal sekarang, sejak seminggu yang lalu, ia tak pernah melihat Ranie keluar istana. Rindu membunuhnya kini.

"Oh ya ampun tuanku, makanlah dengan perlahan-lahan nanti kau bisa tersedak!" ujar pria disampingnya, yang tak lain adalah pengikutnya yang tak kalah setia dari yang lain.

Pria itu menoleh kearah pengikutnya dengan tatapan membunuh dan seketika wajah pengikutnya itu berubah menjadi pucat.

Pria itu menelan ludah. "Maaf tuanku! Silahkan lanjutkan makanan anda."

"Ray! Kau tau kalau perasaanku sedang buruk sekarang, lalu kenapa kau tiba-tiba kemari?" tanya Hictor pada pengikutnya yang diketahui bernama lengkap Asker Raymond atau kerap di panggil Ray tersebut.

"Saya hany-a ingin ... Tuan wajahmu...."

Hictor mengkerut kening. "Wajahku kenapa?"

"Menyeramkan," balas Ray singkat.

"Jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi pergilah! Aku sedang tidak ingin diganggu," ujar Hictor, kemudian pria itu kembali melanjutkan makannya.

Mata Ray terbelalak dan mulutnya agak sedikit gelagapan, karena ucapan tuanya tadi.

"Ah tidak tuan, saya kemari hanya ingin memberitahu sesuatu pada anda. Mengenai para penjahat yang kita bebas waktu itu," ucap Ray dengan nada takut-takut, ya takut jika ia salah bicara maka nyawa taruhannya.

"Lalu?" tanya Hictor disela-sela makannya dan menatap pengikutnya dengan mata yang sangat malas.

"Sebagian dari mereka tertangkap tuanku," ucap Ray pelan.

"Lalu?" ucap Hictor yang mengulang pertanyaan pada Ray. Ia tau bahwa pria bermata berbeda itu tau apa yang dia maksud.

Mengingat pria itulah yang paling cerdas dan licik diantara semua pengikutnya, walau begitu dia tetap saja bodoh jika sedang bersamanya. Seakan-akan ia akan membunuhnya saat Pria itu ada dihadapannya.

Ray terdiam. Mata biru dan merah tertutup secara bersamaan. Ia tau jika bicara dengan tuanya sama saja dengan sendiri, karena pada dasarnya tuanya hanya ingin semuanya beres, tanpa ada dan ada tuanya Di sana.

Hanya saja ia ingin menyampaikan hal ini sebelum bertindak, mengingat dialah pemimpinnya di sini, ia takut jika tuanya tidak diberitahu, maka mereka akan langsung dibunuh dengan tubuh yang terpisah-pisah dari bentuk asli mereka.

"I-tu, hehehe." Ray cengengesan saat mendengar balas Hictor. Ia menggaruk rambutnya padahal tak gatal dan seketika itu juga wajahnya yang tampan serta berkarisma itu terlihat bodoh hanya dalam beberapa detik.

SIX PRINCE || Alexa Rawnie [COMPLETE]Where stories live. Discover now