EPILOG : RATU PENGUASA NEGERI

7.5K 328 173
                                    

"Kau …"

"Lisha?" Ranie terlihat bahagia saat melihat temannya datang diam-diam untuk menemuinya.

Lisha melepaskannya tudung jubah yang sedari tadi terpasang pada kepalanya, hawa panas memenuhi seluruh tubuhnya karena jubah sialan ini. Tak lama setelah ia melepaskan tudung jubahnya, ia memukul kepala Ranie cukup kencang, dan itu berhasil membuat Ranie kesakitan.

"Aduh kenapa kau memukul kepalaku, sih?"

"Pelankan suaramu bodoh! Apa kau ingin ada penjaga yang menangkapku?" bisik Lisha yang kesal.

Ia sebenarnya menyelinap sesinih untuk menemui gadis itu secara diam-diam, untung saja ia punya jubah hitam ini, sehingga tubuhnya tidak terlalu mencolok di ruangan gelap seperti ini.

Ranie cemberut, ini memang salahnya. Hanya saja ia bahagia melihat sahabatnya ini baik-baik saja. "Maaf!"

"Dengar! Aku kesini untuk merencanakan sesuatu bersamamu."

Mendengar hal itu, seperti Lisha memang sedang dalam kondisi serius sekarang. "Apa itu?"

"Membunuh Hictor," ucap Lisha yang sontak saja membuat Ranie menggeleng kepala.

"Apa kau gila, Lisha? Aku tidak mungkin melakukan itu."

"Kau pikir aku ingin kau membunuh? Tapi sekarang kondisinya sedang darurat, Ranie."

"Tapi kau tau bukan aku mencintainya, bagaimana mungkin aku membunuh orang aku cintai, Lisha?" Ranie tak berbohong, walau perasaannya ini sedang dalam kondisi berbeda, namun tak bisa di pungkiri ia masih punya sedikit cinta untuk pria itu.

"Sekarang dengar aku, Ranie! Seluruh dunia diambang kehancuran, orang itu hanya penuh dengan ambisi balas dendamnya, hingga ia lupa caranya membuat para rakyatnya bahagia. Pikirkan banyak orang yang tidak bersalah di sana yang menjadi korban karena ulah kekasihmu itu."

Ranie terdiam, ia tak menyangka bahwa Hictor sangat kejam seperti ini. 

"Tapi bagaimana kau tau?" tanya Ranie yang tidak mengerti.

"Kau bercanda? Tentu saja aku pergi kemanapun untuk mencari tempat persembunyian, agar aku tak di penjarakan sepertimu."

"Tapi aku tetap tidak bisa, Lisha. Membunuh Hictor sama saja membunuh diriku sendiri." ucap Ranie lirih.

"Sekarang pilihanmu hanya dua, melihat banyak korban yang tak bersalah atau mengembalikan ke bahagia mereka dengan membunuh Hictor. Tolong Ranie! Jangan egois, semua orang kini meminta pertolongan darimu karena hanya kau yang mampu membuat Hictor yang kejam itu menjadi lemah dalam sekejap."

Ranie menunduk, antara tidak rela dan kesedihan yang menyelimuti hatinya. Membuat ia harus berpikir ulang untuk menerima tawaran dari Lisha. Bagaimanapun Hictor adalah cintanya, walau seperti cinta itu sudah sedikit terbagi, namun Hictor tetaplah orang yang paling dirinya cinta.

Tapi tidak mungkin Ranie membiarkan orang di luar sana menderita, karena keegoisan yang tak mau kehilangan orang paling di cintainya. Ia bimbang dan tak lama ia teringat akan pesan ibunya.

Ranie melihat kearah Lisha, air matanya mengucur namun wajahnya berusaha tegar untuk apapun yang terjadi, ia sangat yakin ini adalah kehendak dari dewa, dan mungkin ini takdir dari kisah mereka.

"Baiklah, Lisha! Aku ikut rencanamu."

☹️

☹️

☹️

Darah merah kental itu keluar begitu saja, saat Hictor merasakan sesuatu yang tajam menusuk tetap ke jantungnya. Posisi Ranie kini menghadap belakang, sehingga tidak ada yang tau bahwa gadis itu menusuk belati di belakang tubuh Hictor.

SIX PRINCE || Alexa Rawnie [COMPLETE]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن