Get Trapped With You

3.5K 297 33
                                    

Get Trapped With You

Setelah memperkenalkan diri pada staf kantor AF Brand bersama Jason tadi, Irene akhirnya bisa pergi ke ruangannya. Namun, yang mengejutkannya adalah kenyataan bahwa ia akan berbagi ruangan dengan Jason, dengan hanya terpisah pintu kaca. Masalahnya, setiap kali Irene akan masuk ke ruang kerjanya, ia harus masuk ke ruang kerja Jason.

"Apa ruangan para desainer selalu seperti ini?" protes Irene dari pintu yang membatasi ruang kerjanya dengan ruangan Jason.

Jason tampak tak mempermasalahkan itu karena pria itu bahkan sudah duduk di kursinya. Jason menyangga kepala dengan tangannya yang bersandar di meja, menatap Irene dengan senyum menyebalkan di wajahnya. Melihat sorot gembira di mata birunya itu, jelas pria itu sedang menggoda Irene.

"Kenapa? Kau bisa melihatku sepuasmu jika kau ingin. Begitu kau membuka pintu itu, kau akan melihatku. Jika kau merindukanku, kau hanya perlu membuka pintu dan aku di sini," ucap pria itu dengan lancangnya.

Irene mendengus tak percaya.

"Aku serius bertanya, kenapa kantorku ada di dalam kantormu?" desak Irene.

Jason mendesah berat. "Dengan begini, aku bisa lebih mudah melindungimu." Pria itu akhirnya memberikan jawaban sesuai pertanyaan, meski itu tak memuaskan Irene.

"Jika kau sudah selesai dengan rasa penasaranmu, kau bisa mulai bekerja. Kau punya waktu kurang dari tiga bulan untuk meluncurkan produk baru dan menyelamatkan AF Brand," ucap Jason.

Irene mendesah berat. Ia tahu itu.

"Kau bisa merancang produk-produk baru di pagi hari. Malamnya, kau akan belajar manajemen perusahaan denganku. Kau harus mengurus beberapa meeting langsung mulai bulan depan."

Irene mengangguk.

"Ini baru awalnya, Irene, kau tahu itu, kan?" ucap Jason lagi.

Kali ini Irene tak menanggapi dan malah balik bertanya,

"Kenapa kau memanggilku seperti itu? Sejak awal, kau dengan santainya memanggil namaku, Irene, Irene. Kau bahkan tidak mengenalku. Bagaimana ..."

"Kita kan, sudah berciuman, dengan sangat panas. Itu pun di rumah orang lain," sela Jason dengan menyebalkannya.

Irene menyipitkan mata kesal.

"Lakukan apa pun sesukamu. Jika kau tak suka padaku, kau bisa membenciku, menjaga jarak dariku. Asal kau melakukannya di depan mataku, di mana aku bisa melihatmu," Jason berkata.

Irene mendengus kesal, sebelum menutup pintu kaca di antara ruangan mereka. Sayangnya, ia tak bisa membantingnya dengan keras untuk menunjukkan kekesalannya. Mungkin ia bisa memecahkannya. Nanti. Jika ia benar-benar kesal.

***

Jason tersenyum geli melihat kekesalan Irene. Apa wanita itu becanda? Ia ingin Jason memanggilnya Nona Alastair atau apa?

Pikiran Jason tentang Irene teralih ketika ponselnya berdering. Dari rumah.

"Halo, Bi?" Jason mengangkat teleponnya.

"Tuan Jason ... ini ... apa tidak apa-apa saya memakai telepon rumah?" Bi Nonik terdengar ragu.

Jason tersenyum. "Tidak apa-apa, Bi. Aku sudah memastikan semua jaringan di rumah itu aman." Lebih tepatnya, Tyler sudah memasang jebakan dengan baik. Ia tidak hanya mengirimkan gambar CCTV palsu, melainkan juga rekaman telepon masuk dan keluar dari rumah itu.

"Oh, syukurlah," desah Bi Nonik. "Ini, Tuan ... tadi Nona Nadine mengirimkan stok makanan pada saya. Di antaranya telur, susu dan keju. Apa tidak apa-apa jika saya menyajikannya pada Nona Irene?"

A Deal With Mr. Playboy (Dark Marriage Series #2) (End)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon