If This True

3.7K 314 37
                                    

If This True

"Tadi aku melakukan itu ..." Irene tak tahan untuk segera menjelaskan begitu mereka memasuki mobil, "karena aku tidak mau Licia mengomel lagi. Bahkan meskipun dia temanku, meskipun dia baik, tapi jika dia sudah mengomel, terkadang aku kesal juga. Wajar kan, jika aku kesal pada temanku juga?"

Namun, balasan Jason kemudian membuat Irene menyesali usahanya, "Aku tidak mengatakan apa pun."

Memalukan. Benar-benar memalukan. Kenapa pula semalam pria itu memeluk Irene? Kenapa dia mencium kening Irene? Apa Tyler berbohong? Apa Irene sebaiknya bertanya langsung pada Tyler?

"Nanti malam kita akan pergi ke ruang kerja papamu," Jason tiba-tiba berkata seraya melajukan mobil keluar dari pelataran parkir kantor.

Irene menoleh pada pria itu. Sejak mereka kembali ke rumah, Jason tidak langsung membawa Irene ke ruang kerja papanya. Dia bilang, dia perlu memastikan tidak ada jebakan atau semacamnya, sembari mencari tahu kemungkinan di mana ruangan itu.

"Kau sudah tahu di mana ruangan itu?" tanya Irene.

"Di bagian mana, aku sudah tahu. Tapi, di mana kuncinya, aku juga tidak tahu. Kita harus mencarinya nanti. Aku juga belum tahu apa kuncinya. Entah itu dengan sensor sidik jari, suara atau mata, aku belum tahu," terang Jason.

"Apa nanti malam aman? Nadine tidak ada di rumah?" Irene memastikan.

"Kita akan masuk lewat beranda," Jason membalas. Pria itu menoleh padanya dan tersenyum. "Kau juga ahli menyusup, kan?"

Irene melengos ketika merasakan desir aneh karena senyum menyebalkan pria itu tadi. Namun kemudian, ia teringat apa yang dimintanya pada Tyler tadi.

"Oh, tadi Tyler tidak mengatakan apa pun padamu?" pancing Irene.

"Tidak," jawab Jason pendek. "Memangnya ada yang perlu dia katakan padaku?"

"Ah ... tadi saat kau menjemput Licia dan Luke, dia sempat berkata padaku jika dia ingin liburan ke Inggris," Irene lagi-lagi berbohong. Berapa kali ia berbohong malam ini tadi?

"Ke Inggris?" tanya Jason.

"Iya. Dia bilang, dia ingin mengajakmu," tambah Irene.

Jason mengangkat alis. "Dia belum mengatakan apa pun padaku tentang itu."

"Ah, dia mungkin lupa," Irene berkata. "Kau bisa berangkat besok atau lusa sebelum kau sibuk mengurus Nadine dan usahanya mengacaukan pesta pernikahan kita."

Jason tersenyum geli. "Mana mungkin aku bisa meninggalkanmu sendirian di sini?"

"Aku akan baik-baik saja," Irene meyakinkannya.

"Kau mau ikut denganku?" ajak Jason, membuat Irene menoleh kaget.

"Ah, tidak, aku ..."

"Aku tidak akan pergi tanpamu, Irene," Jason memotong. "Jadi, kau mau ikut?"

Irene menggigit bibir ragu. Jika nanti dia ikut dan melihat Jason menemui Maddison ....

"Kita bisa pergi nanti setelah launching produk pertama kita. Dari Inggris, kita bisa pergi langsung untuk perjalanan bulan madu yang kusiapkan," Jason menambahkan.

Bulan madu. Dua kata itu seketika membuat Irene meringis.

"Kau benar-benar sudah menyiapkan itu?" tanya Irene ragu.

Jason mengangguk. "Kupikir, kau mungkin ingin liburan," ucapnya. "Lagipula, aku berencana membereskan semua masalahmu sebelum acara launching produk pertama kita. Setelah itu, kau akan mendapat cukup dukungan, jadi kau bisa lebih bersantai sambil menunggu waktu sampai pemilihan Dirut baru nanti. Jadi, kau bisa berlibur saat itu nanti."

A Deal With Mr. Playboy (Dark Marriage Series #2) (End)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin