(16) Malaysian Cuisine

1.5K 239 9
                                    

Sejak kejadian di ruang baca tengah malam, Amanda jarang tersenyum. Untung saja masakan yang ia hidangkan untuk Edgar masih enak di lidah tuan rumahnya.

Jumat itu, Ava ijin pulang lebih dulu karena harus mengejar proses menulis buku ketiganya. Tiba-tiba Edgar merencanakan bagaimana ia akan menghabiskan malam akhir pekan ini. Apalagi saat Raka menghitung cuan dari hasil trading minggu ini bisa untuk membeli lima unit Kawasaki Ninja 250R terbaru. Belum lagi dari royalti dari dua bukunya yang akan naik cetak untuk ketiga kali. Belum lagi dari kelas online sahamnya yang ia sendiri memang tak ingin mematok harga mahal. Kecuali permintaan khusus, seperti calon kliennya, Dianti Winata.

Setelah Raka berpamitan pulang, Edgar bergegas ke ruang makan. Terlanjur menemukan Amanda sedang mulai bersiap untuk menata hidangan makan malam.

"Manda, ganti baju sekarang. Kita akan makan di luar," titah Edgar, membuat Amanda menghentikan kegiatan menata makan malam di meja.

"Saya sudah masak, Mas. Sayang kalau nggak dimakan," jawab Amanda pelan sambil menundukkan kepala.

"Gue nggak mau ulangi perintah lagi. Lima belas menit dari sekarang, lo harus sudah siap. Gue tunggu di mobil."

Edgar beranjak meninggalkan ruang makan tanpa menyentuh makan malam yang telah dimasak Amanda untuknya.

🌻🌻🌻

Gadis yang mengenakan atasan bunga-bunga berjalan mengekor di belakang Edgar. Mereka tiba di sebuah restoran Malaysia dengan dekorasi vintage di salah satu mall.

"Lo mau makan apa?"

Amanda sibuk membolak-balik lembar demi lembar daftar menu di hadapan. Dahinya tampak berkerut-kerut, bingung memilih yang mana.

"Ya sudah gue yang pilihin menunya," putus Edgar cepat.

Pelayan restoran segera mencatat pesanan Edgar dan meninggalkan mereka berdua.

Tak lama kemudian, Amanda takjub menatap hidangan pilihan Edgar meskipun tak tahu nama makanan ini. Ternyata menu makan malamnya adalah nasi briyani lengkap dengan kari ayam, daging rendang dan sambal udang.

Sedangkan Edgar sibuk menikmati menu sup udang besar dengan mie di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan Edgar sibuk menikmati menu sup udang besar dengan mie di dalamnya. Berkali-kali lelaki itu berkata 'hhmm' di sela-sela makannya.

"Boleh saya coba?" tanya Amanda takut-takut sambil menggigit ujung bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Boleh saya coba?" tanya Amanda takut-takut sambil menggigit ujung bibirnya.

"Boleh. Kapan-kapan masakin kayak gini."

Setelah mereka menikmati menu hidangan masing-masing, Amanda merasa tidak nyaman atas sesuatu. Ingin rasanya bisa membicarakan dan memohon bantuan Edgar, tapi rasanya malu.

"Gue pengen nonton. Ayo!" ajak Edgar lalu bangkit berdiri dari kursinya. Bersiap meninggalkan restoran.

Namun, Amanda masih duduk dengan raut gelisah membingkai wajah. Membuat Edgar mendengkus kesal.

"Kenapa lagi?" Edgar duduk kembali sambil memutar kedua bola mata dengan malas.

Saat Amanda mulai membuka mulut dan berkata sesuatu yang serupa dengan bisikan. Membuat Edgar protes karena tidak bisa mendengar jelas perkataan gadis itu.

"Ngomong apa sih? Gue nggak denger," protes Edgar. Terpaksa ia mendekatkan telinga ke arah Amanda.

"Sepertinya saya mengotori sofa restoran ini," bisik Amanda dengan suara terbalut ketakutan. "Apa saya harus menggantinya?"

Dahi lelaki itu berkerut, mencoba memahami perkataan Amanda. Menatap bingung ke wajah Amanda yang kini hanya berjarak sejengkal saja. Seingat Edgar, gadis di hadapannya sama sekali tidak menumpahkan makanan atau minuman. Salah satu alisnya terangkat sambil menunggu Amanda membuka mulutnya.

"Eemm ... saya sedang 'dapet'. Sepertinya tembus mengotori rok saya dan sofa ini." Amanda sukses mengatakan ketakutan yang sedari tadi disimpannya.

"Oke. Lo tunggu sini. Jangan ke mana-mana. Ngerti?"

Edgar bangkit dari kursi dan bergegas keluar dari restoran meninggalkan Amanda di sana. Dalam otaknya sudah terencana rapi atas barang-barang apa yang harus dibeli. Sekaligus peta dan rute yang harus ditempuh untuk mencapai gerai tersebut. Mall ini sudah sering ia datangi bersama Ava jadi tak asing lagi untuknya.

Gerai pakaian dari Jepang adalah tujuan pertamanya. Kedatangan Edgar disambut oleh pegawai perempuan. Tepat sekali, pikirnya.

"Bisa tolong ambilkan rok hitam dan cokelat tua." Sweater cokelat tua.

Pegawai perempuan itu cekatan memilihkan rok pesanan Edgar. Lelaki itu berdeham keras seperti susah untuk mengucapkan pesanan selanjutnya.

"Iya Pak, ada lagi."

"C-D perempuan. Cepat!" Lega rasanya akhirnya dua huruf memalukan itu keluar dari mulutnya. Segera ia melakukan pembayaran di kasir.

Baru saja mau meninggalkan gerai Uniqlo, pegawai perempuan tadi memanggil nama Edgar. Membuat lelaki itu menoleh kaget.

"Ini Kak Edgar yang di channel 'habbitcuan' dan IG-nya 'edgarjourney' kan?"

Edgar mengangguk dan sedikit tersenyum.

"Pacarnya lagi datang bulan ya? Kebetulan saya ada stok ...." Pegawai itu membisikkan kata 'pembalut' dan langsung membuat Edgar terperangah.

Pegawai itu meminta Edgar untuk menunggunya sebentar. Tak lama kemudian gadis dengan rambut kuncir kuda itu kembali dengan kantong putih berisi satu pack pembalut wanita.

"Makasih ya. Ini saya ganti." Edgar bersiap mengambil dompet di sakunya. Namun, gadis itu mencegahnya.

"Boleh foto berdua?"

Edgar mengangguk, meskipun awalnya merasa kurang nyaman dimintai foto dengan perempuan yang tidak dikenalnya. Demi memangkas waktu, ia terpaksa tersenyum saat gadis itu melakukan foto berdua dengannya.

🌻🌻🌻🌻

Haaiii akhirnya update juga

As usual, telaaat hahaha

Happy reading yaaa

Keep vote and comment please

Thanks a lot 🤩❤️❤️❤️

After Years GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang