(25) Japanese Cheese Cake Disaster

1.4K 260 13
                                    

Pagi itu pukul jam delapan pagi, tercium aroma keju dari arah dapur. Membuat langkah kaki Edgar tak sabar ingin bergegas untuk bangkit dari kursi di ruang makan. Berjalan menuju ke tempat di mana Amanda bertugas di sana. 

"Gue mau coba Japanese cheesecake-nya," todong Edgar sambil menikmati aroma harum cheese cake yang baru saja keluar dari oven.

"Jangan dulu, Mas, masih panas," seru Amanda lalu mengangkat telapak tangan sebagai tanda agar Edgar menyingkir dulu. "Nanti aku ambilkan. Duduk saja dulu, ya."

Ternyata lelaki itu hanya mundur beberapa langkah. Mengamati gerak-gerik gadis itu yang sedang sibuk dengan karyanya. Menciumi aroma harum cake yang masih hangat. Tanpa disadari bibirnya melengkungkan senyum. Puas dengan hasil kerjanya.

"Cepet dong, Manda. Lama-lama tuh kue habis karena lo ciumin," desak Edgar yang sedari tadi diam memperhatikan gadis bercelemek merah itu. 

Amanda menyorongkan sepiring kecil berisi irisan Japanese cheesecake yang masih hangat. Menunggu Edgar mengomentari hasil kerjanya. Saat potongan kecil kue keju bertekstur lembut itu masuk ke mulut, matanya mengerjap perlahan. Tidak butuh lama, irisan kue itu sudah berpindah ke perut.

"Gimana? Kok diem aja, Mas. Nggak enak ya?" tanya Amanda ragu karena dia sudah membuat kue itu dengan resep seperti yang ia suguhkan pada Arman dan Aurel.

"Kalo nggak enak, mana bisa cheesecake ini habis, Manda," jawab Edgar datar. Ia ingin minta irisan kedua tapi Ava dan Raka baru datang. Mereka langsung masuk ke ruang makan. Bergabung dengan si pemilik rumah.

"Baunya enak. Mau dong," pinta Raka yang baru saja menghempaskan tubuh di kursi makan. 

Amanda segera menaruh sepiring berisi irisan cheesecake untuk Ava dan Raka. "Silakan Mbak Ava, Mas Raka, semoga suka."

Tak henti-hentinya Raka memuji kue buatan Amanda dan sudah minta tambah lagi. Sedangkan Ava hanya mengicip seujung sendok saja lalu diam tak merespon apapun.

"Ini buat klien, Bro. Ini yang terakhir." Edgar memperingatkan dengan nada sedikit serius.

Dering ponsel Ava pecah di ruangan, terlihat gadis cantik itu tampak serius saat menerima panggilan telepon. "Klien kita hampir sampai. Oke siap ya."

Edgar segera memanggil salah satu asisten rumah tangganya agar segera datang ke dapur. Membantu pekerjaan Amanda, seperti yang sudah ia sampaikan pagi-pagi sekali.

Sebelum meninggalkan ruang makan, Edgar menghampiri Amanda yang sibuk menyiapkan suguhan. 

"Lo di sini saja. Biar Mbak Tini yang anter hidangan ke ruang tamu. Oke." Lelaki itu tampak sangat serius. Terlihat dari tatapan matanya yang tajam baru berkedip saat membalikkan tubuh membelakangi Amanda.

Ragu-ragu, akhirnya Amanda memberanikan diri membuka bibirnya yang sedari tadi ia gigit sendiri menahan ketakutannya. "Kenapa aku nggak boleh mengantarkan sendiri ke ruang tamu? Tangan saya masih kuat kok."

"Nurut sama gue, Manda. Gue bilang lo di sini, harus di sini!" tegas Edgar sambil menoleh sebentar ke arah Amanda. Kemudian melanjutkan langkah menuju ruang tamu, diikuti Ava dan Raka.

🌻🌻🌻

"Solusi dari kami sih better cut loss untuk saham lapis tiga ini karena Didi belinya saat nilainya tergolong tinggi. Gue lihat beberapa bulan ini volume akumulasi terhadap saham ini lemah, sayang banget modalnya macet di sini. Lebih baik cut loss, agar sisa modalnya bisa diputar ke saham sedang diakumulasi oleh asing besar-besaran. Atau bisa putar ke saham LQ45 yang sedang koreksi dan Q3-nya bagus. Semua pilihan balik ke lo lagi sih, Di."

Tampak ekspresi Didi, panggilan akrab dari Dianti Winata, meragukan salah satu solusi untuk portofolionya yang kondisinya memprihatinkan. "Gue rugi puluhan juta dong?"

"Iya itu pasti, Di. Karena lo terlanjur main saham lapis tiga begini. Mana langsung modal gede. Saham lapis tiga nggak bisa main-main karena high risk dan high return tentunya. Lo boleh main di saham gorengan kalo lo sudah hafal sama cara mainnya bandar. Untuk saham-saham lain yang FA-nya tergolong bagus, labanya oke, berpeluang rebound, bisa average down. Nanti teknisnya, Ava bisa bantu mana aja yang harus di avarage down"

Kemudian mereka berdiskusi serius tentang teknis atas eksekusi dari solusi yang diberikan oleh Ava dan Edgar. Sedangkan Raka siap untuk mencatat poin-poin penting dan kesimpulan yang menjadi pengingat untuk ke depannya.

Setelah diskusi mereka berakhir, akhirnya Didi tampak menerima saran-saran untuk perbaikan portofolionya. Ia mulai tertarik dengan potongan Japanese Cheese Cake yang ada di meja karena perutnya mulai lapar.

"Eh, gue makan dulu ya. Laper juga bahas ginian." Didi segera menyendokkan kue berbahan keju itu ke mulutnya. Seketika saat rasanya yang lezat itu pecah di rongga mulutnya. "Beli di mana nih, Ed? Enak banget."

"Asisten rumah tangga gue yang bikin," jawab Edgar datar lalu membolehkan Didi untuk menambah lagi. Terlihat gadis yang mengenakan dress oranye di atas lutut itu bergumam 'hmmm' sambil menutup kedua matanya saat menikmati sensasi lezat di mulut.

"Serius pembantu lo yang bikin, Ed? Nemu di mana lo?" tanya Didi hampir tidak percaya. 

"Ada pokoknya, Di," jawab Edgar santai sambil menyesap secangkir espresso tanpa gula kesukaan.

Tiba-tiba Ava berdeham berkali-kali karena terasa tenggorokannya kering setelah berdiskusi lumayan panjang. Sayang Mbak Tini lupa menyuguhkan air mineral di meja. Hanya empat cangkir teh hangat dengan irisan lemon yang tersedia.

"Manda, air mineralnya dong." Ava refleks sedikit berteriak sambil memijat tengkuk.

Sontak membuat Edgar panik. Bagaimana ia bisa lupa untuk tidak membahas rencananya pada Ava dan Raka agar tidak melibatkan Amanda khusus pagi ini. 

"Serius nama pembantu lo, Manda. Kok gue jadi inget sama anak pembantu di rumah gue dulu."

🌻🌻🌻🌻

Puncak, 271019

Wah wah telat banget yaa. Seharusnya part 25 ini jatah publish dua hari yang lalu 🤣

Maaf ya, maklum liburan, mana di sini dingin padahal semalem niat untuk begadang ngerjain eh ngantuk juga 😆

Happy reading yaa ❤️❤️❤️

Please send your love and support to me with a lot of votes and comments yaaa 🥰🥰🥰

Thank you ❤️❤️❤️

Welcome Didi, penasaran dia bakal gimana ya sama Amanda

Welcome Didi, penasaran dia bakal gimana ya sama Amanda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
After Years GoneWhere stories live. Discover now