(60) Right Here Forever

3.8K 405 165
                                    

Amanda terbangun saat jam masih menunjukkan pukul 03.00 sambil menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya. Saat ia ingin bangkit untuk bersandar, tersadar jika ada lengan kokoh yang merangkul dan mendaratkan telapak tangan di perutnya yang masih rata. Pelan, ia mengangkat tangan sang suami untuk membebaskan diri tetapi yang didapatkan adalah lelaki itu semakin menarik perempuan itu dalam dekapan.

Terpaksa menepuk keras tangan usil itu demi membangunkan pemiliknya. 

"Apa sih, Sayang, pagi-pagi sudah mukul suami? Dosa lho," keluh lelaki yang masih belum membebaskan sang istri dari dekapan. Matanya masih terpejam, enggan untuk bangun. Bahkan, merubah posisinya  Sudah lebih dari seminggu sejak ayahnya pulang, mereka gagal berpisah kamar.

"Aku mau minum air hangat. Perutku mual," gumam Amanda pelan. Seketika, dirinya bebas dari rangkulan sang suami. 

Edgar langsung membuka mata. Saat ingin membantu perempuan yang tampak lemas di sampingnya untuk duduk bersandar, ia malah ditolak mentah-mentah. 

"Aku bisa sendiri," kata perempuan itu pelan sambil duduk bersandar pada bantal besar. Memejamkan mata sejenak menikmati sensasi tidak nyaman pada perutnya setiap pagi. "Tolong ambilkan air hangat saja, nggak ngerepotin …."

Saat membuka mata, ia baru menyadari jika kini hanya ada dirinya sendiri di ranjang ukuran king size. Amanda memejamkan mata lagi, sensasi tidak nyaman itu sudah sampai tenggorokan. Mencoba mengatur napas agar bisa sedikit meredakan gejolak perutnya. 

"Ini minum dulu."

Saat matanya mengerjap pelan, tampak sang suami duduk di tepian ranjang. Menyodorkan segelas air padanya. Ia menerima gelas yang terasa hangat di tangannya. Meneguknya pelan-pelan hingga habis berharap air hangat itu bisa memberikan rasa nyaman di perutnya. 

Ternyata hanya butuh beberapa menit saja cairan itu bertahan di perutnya. Segera, Amanda mengambil kantung plastik yang tersedia di meja dekat ranjang. Membukanya lebar-lebar. Kini air hangat itu berpindah semua di sana dibantu dengan pijatan lembut di tengkuknya. 

"Biar aku yang buang. Kamu istirahat saja." Lelaki itu mengambil alih kantung plastik dari genggaman sang istri. Dan membuangnya di kamar mandi.

Kembali lagi naik ke ranjang, duduk di samping istrinya yang masih menyandarkan kepala pada bantal dengan mata terpejam. Tangan perempuan itu mengusap-usap perut di mana rasa tidak nyaman itu berasal. 

Setiap pagi, Edgar sudah hampir hafal dengan kebiasaan istrinya yang seperti ini. Kadang ia tak sampai hati melihat perempuan yang masih memejamkan mata ini tersiksa. Pelan ia memindahkan kepala sang istri untuk bersandar di dadanya. Andai bisa menggantikan rasa tidak nyaman ini, ia mau untuk berbagi.

"Sabar ya," hibur sang suami sambil menepuk pelan bahu istrinya. Terasa anggukan pelan di dadanya. Ia mendaratkan telapak tangan ke perut rata Amanda, mengusapnya pelan di sana. "Dia nggak marah kan, semalam ibunya dicium-cium ayahnya?"

Tak perlu waktu lama, terasa cubitan kecil mendarat di paha lelaki usil itu. 

"Kakak kecil, kamu tau nggak ibu sekarang sudah nggak malu cubit-cubit ayah," adu sang suami pada janin yang masih berusia delapan minggu sambil mengusap lagi di sana.

"Kakak kecil, kamu mau adik berapa? Apa? Ayah nggak denger. Mau adik lima?" 

Seketika cubitan dengan besar ditambah tepukan keras mendarat lagi di paha sang suami. 

"Iya becanda, Sayang," kilah sang suami lalu mengacak-acak rambut istrinya. Lama-lama menjadi usapan lembut di sana. 

"Manda, nanti malam dinner di luar yuk. Mau nggak? Jadi rencananya mau bikin farewel party buat Ava. Dia mau resign. Sedih juga sih." 

Tak ada jawaban.

"Sayang …."

Tak ada suara sang istri yang menyahuti. Hanya suara napas teratur dari perempuan yang tertidur. Tak ingin membangunkan Amanda, lelaki itu membiarkannya terlelap masih dengan bersandar di dadanya. Meskipun ia harus menahan rasa pegal. 

🌻🌻🌻

Maaf bagian ini tercut yaa, setidaknya Amanda dan Edgar udah mulai manis2 dong yaa

Terima kasih sudah membacanya ❤❤❤

Doakan Amanda dan Edgar bisa bertemu rumahnya kelak agar bisa teman2 peluk sebagai kenang2an

End

🌻🌻🌻🌻

Surabaya, 301219

Alhamdulillah akhirnya kelar jugaaa 👏👏👏🤩🤩🤩

Kurang mulus ya endingnya? Smoga nggak mengecewakan kalian 😆😆😆

Sudah ya ini jebol, sengaja lah lha terakhir juga 2584 kata spesial buat kalian yang sudah setia mengikuti kisah ini hingga akhir 😍😍😍

Hhhmm ternyata aku ini pelupa masih sisa satu part untuk epilog. Jujur aku jarang nulis epilog, jadi mungkin nanti seputaran ucapan terima kasih untuk kalian semua 😘😘😘

Terima kasih banyak yaa buat kalian yg sudah baca, yg sudah kasih vote dan ikut kasih komen kasih support bahkan ucapan terima kasih kalian sungguh berati 🙏🙏🙏

Happy reading yaa ❤️❤️❤️

Please send your love and support to me with many votes and comments yaaa 🥰🥰🥰

Thank you so much ❤️❤️❤️

After Years GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang