Chapter 6 : Sang Penguasa Kedua

37 1 1
                                    

-o- "Pada tahun 1352, Kesultanan Ustmaniyah menduduki Gallipoli. Penaklukan Balkan akan membuka jalan bagi Pemerintahan Muslim Ottoman selama berabad-abad kemudian di Eropa Timur." -o-

Ketika Osman meninggal pada tahun 1324 di usianya yang ke-66, putranya, Orhan menggantikannya. Prestasi besar Orhan yang pertama adalah menyelesaikan pengepungan dan penaklukan kota Bursa, di Anatolia barat laut. 

Orhan Gazi The Second Emperor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Orhan Gazi The Second Emperor

Orhan menandai pendudukan Bursa dengan menjadikannya sebagai ibukota resmi pertama Kesultanan Ottoman. Selanjutnya, setahap demi setahap Ottoman menaklukan kota-kota Kekaisaran Bizantium lainnya di Anatolia, termasuk Nicaea, kota terbesar kedua setelah Konstantinopel. 

Sampai pada tahap ini, Kekaisaran Bizantium sudah tidak bergairah untuk merebut kembali wilayah-wilayah mereka yang berada di Anatolia.

Masuk tahun 1342, Ottoman diuntungkan oleh konflik internal yang terjadi di Kekaisaran Bizantium. Waktu itu perang saudara pecah di antara pendukung Kaisar John V Palaeologus (1341-71) yang masih berusia 9 tahun dengan regent John Cantacuzenus (yang di kemudian hari dikenal sebagai Kaisar John VI). 

Regent, atau yang secara sederhana terjemahannya adalah "wali", merupakan posisi seorang administrator kerajaan untuk menggantikan peran seorang raja ketika yang bersangkutan dianggap berada dalam keadaan tidak mampu untuk memimpin. Dalam kasus ini, besar kemungkinannya karena usia John V Palaeologus masih terlalu kecil untuk dapat memimpin.

John Cantacuzenus kemudian membuka komunikasi dengan Orhan, memberikan tawaran untuk membangun aliansi yang kuat. Pada tahapan yang lebih jauh, dia bahkan menikahkan putrinya kepada Orhan pada tahun 1346. Hasilnya, sebanyak 16.000 prajurit Ottoman turut berperang dalam perang saudara di Bizantium untuk membantu pemberontakan John Cantacuzenus. 

Tidak lama setelah kemenangannya John Cantacuzenus naik tahta menjadi Kaisar John VI. Dia memegang tahta selama delapan tahun, didukung oleh sekutu Ottomannya yang setia, yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk menahan serangan Serbia. 

Pada tahun berikutnya, 20.000 prajurit Ottoman secara aktif terlibat dalam peperangan untuk Bizantium, yang mana itu membuat mereka benar-benar mengetahui tentang rute dan situasi di sana. Suatu saat nanti, orang-orang Ottoman ini akan kembali, namun untuk kepentingan mereka sendiri.

Pada tahun 1352, perebutan tahta terjadi kembali ketika John V Palaeologus berusaha untuk memenangkan kembali apa yang telah hilang darinya. Orhan kembali diminta untuk membantu John Cantacuzenus. Kali ini pasukan Ottoman dipimpin oleh Suleiman, putra Orhan. 

Operasi militer yang mereka lakukan sangat jauh hingga mencapai Adrianopie (Edirne) di Thrace. Dalam perjalanan ke sana, Suleiman menduduki Tzympe (Chimenlik) di tanah genting Gallipoli (Gelibolu). 

Di sana Suleiman kemudian mendirikan stasiun militer Ottoman. Hal ini sangat mengkhawatirkan sekutunya, John VI Cantacuzenus, karena stasiun militer Tzympe tampak permanen, ketimbang sekedar pos militer sementara.

SINGA TIMUR TENGAHWhere stories live. Discover now